NovelToon NovelToon
Dewa Ninja Lima Element

Dewa Ninja Lima Element

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Igun 51p17

menceritakan kisah seorang pemuda yang menjadi renkarnasi seorang lima dewa element.

pemuda itu di asuh oleh seorang tabib tua serta di latih cara bertarung yang hebat. bukan hanya sekedar jurus biasa. melainkan jurus yang di ajarkan adalah jurus dari ninja.

penasaran dengan kisahnya?, ayo kita ikuti perjalanan pemuda tersebut.!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Igun 51p17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29

Di suatu tempat yang jauh dari kehidupan bangsa manusia.

Tempat itu adalah tempat dari bangsa siluman yang menguasai dimensi tersebut tidak ada satupun bangsa manusia yang ada di sana.

Di dalamnya terdapat lima kerajaan siluman yang saling mendominasi dan berusaha menjatuhkan kerajaan lain. Akan tetapi, tidak ada satupun yang berhasil merebut wilayah yang sudah di kuasai oleh kerajaan lawan.

Di hari itu, sosok bangsa manusia memasuki dimensi siluman akibat berusaha mengejar sosok siluman yang hendak ia bunuh.

Akan tetapi, saat ia menginjakkan kaki di dimensi tersebut, dirinya kehilangan jejak dari siluman tersebut.

Bayu Wirata. Begitulah nama sosok manusia yang datang ke dalam dimensi siluman.

Bayu Wirata berjalan di salah satu wilayah kekuasaan bangsa siluman. Lebih tepatnya ia berada di wilayah kerajaan siluman harimau, kerajaan dari sosok yang ia kejar sebelumnya.

Hutan yang tidak terlalu besar, membuat Bayu Wirata tidak perlu berlama lama untuk keluar dari dalam hutan itu. Di hadapannya. Berdiri satu istana yang besar dari siluman harimau. tidak ada kota ataupun rumah yang ada di dalam kerjaan harimau itu.

Bukan hanya di kerajaan harimau saja. Di kerajaan lain juga sama. Tidak ada rumah atau pun bangunan yang berdiri, selain istana tunggal dari kerajaan mereka yang besar dan luas.

"Apa apaan ini?, Hanya ada satu bangunan besar" gumam Bayu Wirata yang melihat dari kejauhan.

Pemuda itu melompat ke salah satu dahan pohon agar bisa melihat lebih leluasa lagi.

Hupp...

Bayu Wirata mendarat perlahan di atas dahan pohon, kakinya menyentuh dengan hati hati agar tak membuat suara. Matanya menyipit, menatap tajam ke depan, mencoba menangkap gerak gerik orang orang yang berkerumun di sekitar bangunan megah itu.

"Istana kerajaan siluman harimau," bisiknya pelan, suara itu nyaris tenggelam dalam desiran angin.

Matanya menyapu barisan prajurit berseragam belang oranye hitam yang berjaga ketat, raut waspada terpancar dari wajah mereka.

Bayu Wiratatahu, keberadaan prajurit itu bukan sekadar simbol, melainkan perisai kuat menjaga dari serangan kerajaan siluman lain yang selalu mengintai. Hatinya bergetar, muncul pertanyaan gelap.

"Haruskah aku memancing mereka keluar, lalu menghabisi bangsa mereka di luar wilayahnya?" gumamnya dalam diam, suara itu menggema di benaknya.

Tangan Bayu Wirata perlahan merogoh balik bajunya, mengambil botol kecil yang diberikan gurunya. Jari jarinya sedikit gemetar saat membuka tutup botol, menuangkan minyak pekat ke telapak tangan.

Dengan hati hati ia menggosoknya pelan, aroma tajam segera menusuk hidungnya, membakar indra penciumannya.

Perlahan namun pasti, aroma tajam itu mulai menyebar ke berbagai arah  termasuk ke arah istana dari Kerajaan bangsa siluman harimau

"Bau ini" gumam prajurit siluman harimau ketika mencium aroma tersebut.

"Dari arah sana, ayo kita cari sosok itu" seru mereka semua.

Perlahan namun pasti ratusan sosok siluman harimau berjalan ke arah yang mereka duga sebagai titik kemunculan aroma tersebut.

Akan tetapi, tiba tiba satu suara menghentikan mereka dari dalam istana kerajaan.

"Jangan pergi ke arah bau itu, kalian akan tewas" kata suara itu yang tidak lain adalah Raja dari kerajaan siluman harimau

Sebelumnya Raja siluman Harimau mengetahui jika akan ada sosok manusia  kuat yang datang ke dimensi siluman. Hal itu ia ketahui dari sosok siluman harimau yang di kejar oleh Bayu Wirata tadi.

Sosok silumam harimau itu Bisa dikatakan adalah sosok penjaga wilayah pintu masuk antar dimensi siluman dan dimensi manusia yang terdapat di dalam hutan larangan. Bukan hanya siluman harimau saja yang berjaga. Siluman lain juga di tugasnya oleh raja mereka dalam menjaga wilayah pintu tersebut.

Hingga tanpa sengaja Raja Siluman Harimau mencium aroma yang menusuk hidung itu, membuatnya sadar jika sosok yang di ceritakan oleh penjaga pintu antar dimensi sudah berada dekat dengan istananya.

"Dia sudah berada di dimensi ini, ini tidak bisa di biarkan" gumam Raja Siluman harimau yang langsung berdiri keluar dari tempat duduk terenaknya.

Raja siluman harimau tidak ingin hal terjadi sesuatu terhadap para prajuritnya.  Dengan langkah cepat ia segera keluar bangunan istana.

"Hentikan. Jangan kesana. Kalian bisa saja tewas " teriak Raja siluman harimau ketika melihat para prajurit berjalan menjauh.

Akan tetapi, Teriakan sang raja sudah terlambat. Sebagian prajuritnya sudah berada di kejauhan, dan sebagian lagi yang masih mendengar Teriakan sang raja langsung kembali mundur.

Benar saja, setelah sebagian prajurit siluman harimau itu sudah jauh dari istana kerajaan mereka. Tiba tiba jeritan kematian mulai menggema. Suara sayatan mengiris kulit, percikan cairan merah keluar dari tubuh para prajurit siluman harimau tersebut

Sudah pasti jika pelakunya adalah Bayu Wirata yang kembali membantai para prajurit kerajaan siluman harimau itu dengan cukup mengerikan.

"Sudah terlambat" kata si Raja siluman Harimau menggelengkan kepalanya.

Memang pada saat ini, Bayu Wirata sedang menghabisi para prajurit dari bangsa siluman harimau saat mereka mendekat ke arahnya. tebasan dan tusukan yang ia lakukan mendarat dengan sempurna.

Crashh..

Crashh..

Satu demi satu para prajurit berjatuhan dengan tubuh yang koyak. Tidak ada yang dapat lari atau pun menghindari serangan dari Bayu Wirata. Karena Kecepatan pemuda itu yang sangat luar biasa ketika melakukan jurus perpindahan.

Setiap kali ia berpindah maka akan ada saja yang tewas di ujung senjata tajamnya. Namun pada saat, ia sedang membantai para prajurit harimau. Tiba tiba satu suara serak menghentikannya.

"Hentikan..!" Kata suara itu keras.

Bayu Wirata yang mendengar suara itu, langsung menghentikan aksinya. Lalu matanya melirik ke arah suara Yang terlihat satu sosok  bangsa siluman harimau dengan ukuran lebih besar dari pada siluman harimau lainnya.

"Besar sekali" desis Bayu Wirata terkejut.

Sosok siluman harimau yang Bayu Wirata lihat memang sangat besar. Bahkan ukurannya dua kali lipat dari pada para prajurit harimau yang ia bunuh. Sudah pasti jika sosok itu adalah sosok dari Raja siluman harimau.

"Manusia.. maaf jika perkataanku lancang. Apa yang membuatmu mengamuk dan membantai para siluman?" Kata sosok raja siluman harimau itu.

Raja Siluman harimau berjalan santai ke arah Bayu Wirata tanpa ada niat bertarung sama sekali.

Bayu Wirata mendengar pertanyaan dari Raja Siluman Harimau. Namun ia tidak menjawabnya. Ia hanya menatap sosok besar di hadapannya, Yang kemampuannya cukup tinggi jika di bandingkan dengan para prajuritnya.

"Apakah kau bisa menjawab pertanyaanku, manusia?" Tanya Raja Siluman harimau ketika ia melihat pemuda di depannya yang sedang diam saja.

Pertanyaan yang kedua kalian ini, langsung dijawab oleh Bayu Wirata.

"Aku ingin mendapatkan kekuatan" jawab pemuda itu.

Mata raja siluman harimau menyipit menatap pemuda di depannya. Ia tidak tahu kekuatan apa yang di inginkan oleh sosok manusia di depannya.

"Kekuatan apa yang kau inginkan?" Tanya raja siluman harimau.

"Aura membunuh, yang dapat menekan lawan hanya dengan aura tersebut" jawab Bayu Wirata mengatakannya.

Raja siluman harimau menarik napas yang dalam mengisi rongga paru parunya. Dan setelah itu, ia melepaskan ia kembali. Dengan kepala yang menggeleng.

Huhhh...

"Sepertinya ada yang salah dengan caramu mendapatkannya, ayo ikut aku ke dalam istanaku. Kita bisa bicara di dalam" kata Raja Siluman Harimau sembari memutar tubuhnya untuk kembali  ke istana kerajaannya.

Bayu Wirata mengernyitkan dahinya, wajahnya menunjukkan kebingungan. "Cara yang salah? Aa maksudmu?" tanyanya, suaranya penuh rasa ingin tahu.

Raja Siluman Harimau itu hanya menoleh sekilas tanpa berkata banyak. "Ikuti saja aku, kau akan tahu nanti," jawabnya dingin, lalu melangkah cepat meninggalkan Bayu Wirata.

Bayu Wirata menatap punggung sang Raja Siluman Harimau dengan campuran rasa penasaran dan ragu.

Akan tetapi rasa penasaran itu mengalahkan rasa keraguan, Perlahan ia mengikuti langkah kaki raja siluman harimau dari belakang.

Setiap kali kakinya menyentuh tanah, ada beban di dada yang mencoba ia redam. Matanya tak berhenti bergerak, memperhatikan sekeliling yang terdapat banyak prajurit prajurit siluman harimau yang tetap menatapnya, hal itu membuatnya semakin meningkatkan kewaspadaannya.

Tubuhnya menegang, seolah menunggu serangan yang tak kunjung datang. Bahkan saat ia melangkah memasuki istana megah sang Raja, hawa dingin keheningan tetap menyelimuti, tanpa ada satu pun ancaman yang menghampiri. Bayu Wirata tetap berdiri waspada, mencoba meyakinkan diri bahwa semuanya masih baik baik saja meski nalurinya terus mengingatkan sebaliknya.

Pada saat ini, Bayu Wirata di bawa oleh Raja Siluman Harimau menuju satu ruangan. di dalam ruangan itu hanya mereka berdua yang duduk saling berhadapan tanpa adanya siluman lain.

"Perkenalkn aku adalah Raja Siluman Harimau, sebut saja aku Ki Belang" kata sosok Raja Siluman Harimau memperkenalkan dirinya.

"Aku Bayu Wirata" kata Bayu Wirata yang juga ikut memperkenalkan dirinya.

Hmmm.

"Bayu Wirata, nama yang bagus." Kata Ki Belang sembari memberikan senyum hangat kepada sosok manusia di depannya.

"Maaf Bayu, tadi aku mendengar kau ingin mendapatkan kekuatan aura membunuh, dengan cara membunuh banyak siluman. akan tetapi cara yang kau lakukan itu sangat sangat salah" kata Ki Belang lagi yang memulai topik pembicaraan.

Bayu Wirata menatap Ki Belang dengan penuh rasa ingin tahu, perkataan Ki Belang sebelumnya sangat membuatnya penasaran.

“Apa yang salah dengan caraku?” tanyanya ragu.

Ki Belang hanya mengalihkan pandangannya sejenak, lalu menanyakan dengan suara berat, tanpa menjawab pertanyaan dari Bayu Wirata sebelumnya.

“Berapa banyak siluman yang sudah kau bunuh?” tanya Ki Belang.

Bayu menghela napas, jawabnya tenang, “Cukup banyak, mungkin lebih dari lima ratus.”

Ki Belang mengangguk pelan, matanya meneliti sosok Bayu Wirata dengan seksama.

“Sekarang, pancarkan tekanan aura membunuhmu padaku, gunakan sedikit aliran tenaga dalam,” suruh Ki Belang sambil bersiap tegap menghadapi sebuah tekanan aura membunuh sosok manusia di depannya.

Bayu Wirata mengangguk, menarik napas dalam, lalu perlahan melepaskan aura membunuh yang

sudah ia dapatkan dari setiap siluman yang telah dilenyapkannya.

Aura membunuh itu berdenyut pelan, terasa berat namun terkendali, merambat ke arah Raja Siluman Harimau. Bulu belang di tubuh Ki Belang bergoyang halus, tanda aura membunuh itu benar benar telah menyentuhnya.

“Sudah cukup,” katanya, menggeleng pelan sambil menatap Bayu dengan mata penuh perhitungan. Pada saat itu, Ki Belang diam diam mengukur, menilai tekanan aura membunuh yang sudah di pancarkan oleh Bayu Wirata.

Bersamaan dengan itu, aura membunuh yang di keluarkan oleh Bayu Wirata langsung di hentikan.

"Ku sudah banyak membunuh bangsa siluman. Namun aura membunuhmu masih tidak kuat. Apakah kau tahu apa penyebabnya?" Tanya Ki Belang seolah memberi teka teki.

Bayu Wirata sedikit terkejut setelah mendengar pengakuan dari Ki Belang yang mengatakan jika aura membunuhnya masih belum kuat. Padahal ia sudah yakin, jika dirinya mengeluarkan semua aura membunuh yang ia miliki saat ini.

Bayu Wirata mengernyitkan dahi, matanya menyipit penuh tanda tanya. "Apa? Aura membunuhku masih belum cukup kuat? Mungkinkah aku salah dalam cara mengeluarkannya?" Tanyanya dengan suara yang bergetar, mencerminkan kebingungan yang mendalam.

Ki Belang menghela napas berat, kemudian menatap tajam ke arah Bayu Wirata.

"Caramu mengeluarkannya sebenarnya sudah benar, tapi... cara kau mendapatkan kekuatannya yang keliru," jawabnya pelan namun tegas.

Bayu Wirata mengangguk pelan, mencoba menelan semua kata itu.

"Apa kesalahan yang sudah kulakukan?" tanyanya dengan suara setengah berbisik, seperti sedang menggali jawaban dari dalam dirinya.

Ki Belang mencondongkan badan, menatap mata Bayu lebih lama.

"Kau salah membunuh. Tidak semua orang atau siluman yang kau bunuh mampu menaikkan tekanan aura membunuhmu. Kau hanya bisa mendapatkannya dari membunuh sosok yang benar benar berniat menghabisimu atau menantangmu" jelasnya dengan nada serius, seakan memberi pelajaran penting.

Bayu Wirata terdiam sejenak, perlahan mengangguk. Penjelasan itu menembus hatinya, membuat segalanya mulai masuk akal.

"Jadi, jika sosok yang aku bunuh tidak memiliki niat bertarung atau niat membunuhku, maka itu tidak akan meningkatkan tekanan aura membunuh yang aku miliki?" Tanya Bayu Wirata memastikan. Agar tidak ada lagi keraguan.

"Benar sekali, jadi prajurit ku yang sudah banyak kau bunuh tadi mungkin sebagiannya tidak memiliki niat membunuh atau bertarung denganmu. Sehingga tidak membuat tekanan aura membunuhmu meningkat" sahut Ki Belang menjawab pertanyaan  Bayu Wirata.

Bayu Wirata menganggukkan kepalanya. pada saat itu, ia sudah benar benar mengerti semuanya.

"Kalau begitu, kedatanganku kesini hanya menjadi kedatangan sia sia" ucap Bayu Wirata dengan melepas napas yang berat.

Ki Belang menatap dalam pemuda di depannya, sorot matanya tajam seperti mengukir kata kata yang tersimpan dalam hati.

"Kau memang sia sia datang ke sini," ucapnya pelan tapi berisi.

"Tapi aku tidak bisa menutup mata, sudah banyak prajuritku yang tumbang oleh tanganmu tanpa ada dosa sedikit pun." Suaranya meninggi seolah menuntut keadilan dari pemuda itu.

Bayu Wirata menelan ludah, dadanya naik turun dalam napas berat. Perlahan dia menggeleng, seolah mengakui kesalahannya.

"Maafkan aku atas apa yang telah aku lakukan sebelumnya. Apakah kau ingin menuntutku?" tanyanya, suara bergetar sedikit.

Ki Belang mengangguk tegas.

"Setiap tindakan pasti berbuah timbal balik. Tapi aku bukan orang yang mudah menghunus pedang atau menurunkan hukuman," katanya tenang, namun tatapannya tetap menahan gelombang amarah.

Bayu Wirata membalikkan pandang, memancarkan keinginan untuk menyelesaikan ini dengan baik. "Kalau begitu, apa yang kau inginkan dariku? Aku akan lakukan selama aku mampu."

Ki Belang bergeser sedikit, menata posisi duduknya agar suaranya lebih tegas dan terarah. Matanya menancap ke Bayu Wirata seperti memaksa kejujuran terungkap.

"Ada tugas yang harus kau jalankan... sesuatu yang tak bisa ditinggalkan begitu saja, sebagai rasa tanggung jawabmu" katanya pelan.

"Aku ingin kau membantuku dalam menggulingkan kekuasaan kejam dari kerajaan siluman naga" lanjut Ki Belang lagi.

1
nts 03
no komen yg jelas keren banget
nts 03
keren/Good//Good//Good//Good/
nts 03
keren
igun 51p17
berikan bintang lima kalian sebagai penyemangat saya dalam berkarya.
Baby MinMin <3
Baper abis. 😢❤️
Claudia - creepy
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
Zuzaki Noroga
Kece banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!