"Apakah kamu pernah mencintaiku sebagai seorang wanita?" langkah laki-laki didepannya terhenti, tapi tak kunjung membalik badannya
"Tidak" jawaban singkat yang membuat sang wanita menunduk menahan isak tangis. Jawaban yang sudah ia duga, tapi tetap membuatnya sakit hati
Belasan tahun hanya cintanya yang terus terpupuk, keajaiban yang ia harapkan suatu hari nanti tak kunjung terjadi. Pada akhirnya, berpisah adalah satu-satunya jalan atas takdir yang tak pernah menyatukan mereka dalam rasa yang sama.
"Selamat jalan Kalanza, aku harap kamu bahagia dengan pilihan hatimu"
Dari sahabat sampai jadi suami istri, Ishani terlalu berpikir positif akan ada keajaiban saat Kalanza tiba-tiba mengajaknya menikah, harapannya belasan tahun ternyata tak seindah kisah cinta dalam novel. Kalanza tetaplah Kalanza, si laki-laki keras kepala yang selalu mengatakan tak akan pernah bisa jatuh cinta padanya.
"Ishani, aku ingin melanggar janji itu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mukarromah Isn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu?
"Jenar, sebenarnya apa yang ada dalam makanan ini? Baunya aneh sekali" nama yang dipanggil hanya mengernyitkan alisnya bingung, tak mengerti teman sekaligus bosnya tiba-tiba merasa aneh dengan bau keripik durian yang biasanya menjadi favoritnya
"Itu kan keripik durian, kamu amnesia atau gimana? Masa tiba-tiba lupa bau durian"
"Baunya aneh, aku mau mual nyium baunya"
"Bagaimana mungkin pecinta durian seperti kamu tiba-tiba mual saat mencium keripik durian, kecuali..."
"Kecuali?" Ishani yang penasaran meminta lanjutan pernyataan itu
"Kecuali kamu dan Kalanza adalah pasangan normal"
"Apa maksudnya? Kenpa harus menjadi pasangan normal dulu?" Jenar menepuk keningnya, walau dia dan Ishani bukan sahabat dekat tapi ia tau bagaimana cerita pertemanan mereka dari SMA sampai kuliah, apalagi ia berada di kampus yang sama dengan gadis itu. Jadi, bukan rahasia lagi bagaimana hubungan keduanya
"Karena pasangan yang normal akan menginginkan keturunan, dan orang yang biasanya tiba-tiba tidak bisa mencium sesuatu bisa saja sedang hamil"
"Hamil?" Ishani mengulang kata terakhir dari kalimat panjang itu dengan mulut terbuka lebar tak percaya
"Iya, tapi mungkin saja jika kamu hanya bosan mencium baunya. Tak mungkin kamu hamil jika kalian tak pernah..."
"Kami pernah" Ishani langsung memotong perkataan Jenar sebelum perempuan itu bicara lebih banyak lagi
"...melakukannya"
"APA???!" Ishani sudah menduga reaksi yang akan ia terima dari perempuan cerewet itu, walau di SMA terbilang tak terlalu dekat, tapi di kuliah bisa dibilang adalah teman baik karena pernah terlibat dalam beberapa kelompok yang sama apalagi sikap Jenar yang kelewat cerewet dan banyak bicara
"Bagaimana mungkin kalian bisa melakukannnya? Maksudku bukankah setidaknya harus saling jatuh cinta dulu? Kenapa tiba-tiba secepat ini?"
"Aku juga tidak tau" Ishani terduduk lemas, tak tau ingin mengatakan apalagi
"Handle semua pesanan yang masuk hari ini, aku harus pergi" dengan sigap ia meraih tasnya diatas meja dan menepuk bahu Jenar sebelum pergi
"Jangan lupa kabari nanti bagaimana hasilnya!" Ishani sudah tak peduli teriakan itu, tujuannya hanya satu. Ia harus kerumah sakit sekarang
"Tidak mungkin, benar-benar tidak mungkin sama sekali"
"Tidak mungkin" kata-kata itu yang terus ia gumamkan selama perjalanan, kuda besi itu melesat membelah jalanan ibu kota yang tidak terlalu ramai pukul itu
"Tidak mungkin secepat itu"
"Tapi kalau mungkin bagaimana nanti?" Kata-kata itu terus ia gumamkan hingga roda empat itu sudah terparkir di rumah sakit. Ia tak langsung keluar, tapi butuh waktu lama untuk bergulat dengan pikirannya didalam mobil
Saat memutuskan ingin keluar, rasa gugup ini membuatnya seperti orang bodoh. Ia mencari tau dulu di internet kemana dan apa yang harus ia lakukan didalam sana. Setelah hampir dua puluh menit, akhirnya pintu mobil itu terbuka. Dengan langkah yang mantap, ia masuk kesana. Tempat penuh suka dan duka orang lain disaat yang sama. Tempat yang penuh kisah tangis haru dan kehilangan.
Benar seperti dugaannya, ia berdiri sendiri dengan canggung untuk mengantri diantara ibu-ibu hamil lainnya. Setelah konsultasi tadi, ia diarahkan kesini. Bagaimana kalau ternyata ia memang hanya kelelahan?. Ia sempat ingin berbalik arah, tapi diurungkan lagi. Begitu terus sampai wanita disebelahnya tiba-tiba menggenggam tangannya
"Kehadiran seorang anak tak akan membuat karirmu hancur, jaga dan rawat ia dengan baik, karena Tuhan telah mempercayaimu untuk menjaganya"
"Tidak, bukan begitu. Hanya saja..." Ishani ingin menjelaskan, takut wanita itu salah paham semakin jauh karena melihat pakaiannya yang memang terlalu formal
"Apakah kamu sudah menikah?" Ishani mengangguk
"Syukurlah, maka tak ada yang perlu kamu takutkan lagi. Percayalah, dengan sendirinya naluri untuk melindungi itu akan muncul sendiri. Sejak memutuskan untuk menikah, maka tak ada lagi istilah tak siap, semua resiko itu harus siap ditanggung"
"Aku melihatmu gugup, tenanglah tak ada yang perlu ditakutkan" Ishani mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Benar, apa yang ia takutkan? Tak ada yang salah dalam hal ini
"Ishani Kanaru" Ishani langsung berdiri begitu namanya dipanggil. Rasa gelisah yang tadi semakin menjadi-jadi saat dokter fokus memantau pergerakan dalam perutnya lewat mesin monitor
"Selamat, anda akan menjadi seorang ibu. Lihatlah ukurannya masih kecil sekali. Usianya sudah 4 minggu"
"Ayahnya tidak ikut?" Ishani menggeleng dengan kaku, dia saja baru tau hari ini. Bagaimana mungkin mengajak Kalanza yang nanti entah bagaimana responnya
"Sayang sekali, disini saya perlu menjelaskan bahwa usia janin dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir, bukan dari tanggal pembuahan. Jadi, jangan sampai ada berita yang tidak mengenakkan terdengar untuk calon ibu" Ishani mengangguk dalam kondisi linglung. Semuanya terlalu tiba-tiba hari ini
"Jaga pola makan, jangan stres dan istirahat yang cukup. Saya akan meresepkan vitamin untuk diminum" Ishani bingung, ia tak tau harus bereaksi apa. Bahagia ataukah sedih?. Bisa saja ia menggunakan anak ini untuk membuat Kalanza mencintainya, tapi bukankah artinya ia orang jahat?. Anak yang tak tau apa-apa harus terlibat dalam masalah perasaan orang tuanya. Saat ia ingin belajar menghapus Kalanza dalam hatinya, Tuhan malah menitipkan sesuatu yang istimewa untuk mereka. Apa takdir Tuhan sebenarnya?. Apakah ini adalah jawaban untuk perasaan itu?
"Ishani?" Gadis itu menoleh ke belakang saat suara yang tak asing itu menyapa
"Ayah?"
"Kamu kenapa di rumah sakit? Apakah ada yang terluka? Ayah melihat cara jalanmu sangat pelan, apakah kaki yang dulu sakit lagi?" Ishani menggeleng, seperti itulah ayahnya dari dulu
"Aku tidak apa-apa Ayah"
"Jangan berbohong pada ayah nak, apakah Kalanza menyakitimu? Apakah dia memperlakukanmu dengan baik?"
"Dia sangat baik"
"Syukurlah, Ayah menyerahkanmu pada orang yang tepat. Lantas kenapa kamu bisa ada disini?"
"Aku hanya ingin meminta vitamin. Aku jarang tidur akhir-akhir ini karena banyak pesanan di toko. Kepalaku sedikit pusing dan aku datang kesini" Ishani tak sepenuhnya berbohong, ia belum ingin memberitau siapapun soal ini kecuali Kalanza. Harus laki-laki itu yang pertama tau, karena reaksi Kalanza nanti akan menentukan bagaimana nasib pernikahan ini selanjutnya
"Jangan terlalu lelah. Jaga kesehatanmu baik-baik. Ayah tau kamu suka pekerjaan itu, tapi tubuhmu juga butuh diperhatikan"
"Bagaimana dengan Ayah? Apa yang membawa ayah kesini?" Ayah melakukan pemeriksaan bulanan seperti biasa, usia ini membuat Ayah sakit-sakitan
"Apa kata dokter?"
"Ayah tidak boleh terlalu sering minum kopi, tapi bagaimana mungkin Ayah bisa lepas dari kafein itu"
"Dengarkan ucapan dokter, aku ingin ayah melihatku bahagia nanti. Aku sudah tak punya siapa-siapa lagi. Walau aku sempat marah dan kecewa dengan ayah kemarin, tapi aku tak pernah membenci ayah"
"Ayah mengerti, demi Ishani ayah akan berusaha hidup lebih panjang lagi" Ishani tersenyum, mendongak untuk menahan cairan dimatanya meleleh. Ia ingin segera memberikan ayahnya kabar ini, tapi nanti bagaimana reaksi Kalanza terlebih dahulu
.
Terima kasih yang sudah baca🥺🙏⚘️
Maaf author lama banget update kemarin, karena kegiatan organisasi lagi padat-padatnya dan nggak ada waktu buat nulis🙏😭
ingat istri dan calon anakmu.. nanti kamu menyesal