Alfino seorang siswa SMA yang sangat rajin, ia dari keluarga sederhana dan seorang anak yatim. Ibunya pembuat kue, dan ia yang menjual kue itu di sekolah dan keliling komplek, untuk kebutuhan hidup dan bayar hutang mendiang ayahnya.
Ia sering di bully di sekolah dan di jauhi tetangga karena Almarhum ayahnya pencuri dan tukang judi. Barang jualannya juga sering rusak, sehingga tidak bisa di jual.
Hingga suatu hari, kue-kuenya di hancurkan oleh anak kepala sekolah itu, membuat ia sangat marah, tapi apa yang ia dapat? Perlakuan buruk yang ia terima. Sementara guru tidak ada yang menolongnya, mereka malah tersenyum sinis karena berpihak pada kepala sekolah. Tidak ada perlakuan adil untuknya. Ia pulang dalam keadaan terluka, dan jatuh pingsan di pinggir jalan.
Tanpa sadar, ia mendapatkan sebuah sistem, yaitu sistem Jual Beli barang, sistem yang mengubah hidupnya. Setiap ia menjual beli barang, maka akan mendapatkan hadiah menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
...☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️...
...Happy Reading...
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
Alfino secepatnya kembali ke kelasnya agar tidak ketahuan. Sementara Buk Beli berjalan menuju ke kelas. kembali dengan senyum lebar.
Plakk!
Sebuah tamparan melayang di wajah Gio kembali membua Gio terpental ke lantai.
"Dasar anak kurang ajar! Beraninya kau membuka aib ku di depan Buk Beli. Kau sengaja membuat ku malu! Kau tahu, semua apa yang ingin kamu beli, sudah aku belikan. Kau itu satu-satunya anak kesayangan ku! Tapi kau malah ingin mempermalukan ku!" bentak Deri dengan penuh amarah yang membara.
Dengan mata berkaca-kaca, Gio mengusap pipinya yang memerah itu lagi, kali ini sangat sakit, terlihat darah di ujung bibirnya yang mengalir betapa kuatnya tamparan itu.
"Pa-papa, aku... aku juga nggak tau ke-kenapa aku keceplosan tadi Pa. Aku... aku beneran tidak tahu kenapa aku sampai bicara seperti itu," kata Gio meminta pengertian pada ayahnya agar ayahnya tidak marah.
"Itu lah kau itu karena selalu ku manja, makanya kamu itu melakukan sesuatu tidak di pikir dulu!" teriak Deri. Ia berjalan mendekati Gio dan memegang dagu Gio dengan kuat hingga Kepalanya mendongakkan ke atas.
"Kamu tau nggak apa. sekarang yang akan di lakukan oleh Buk Beli? Hah?!" kata Deri menatap Gio tajam, perlahan-lahan air matanya mengalir di pipinya, tubuhnya gemeteran ketakutan, karena sikap Ayahnya yang berubah menjadi pria yang menyeramkan, biasanya ayahnya itu penuh dengan kasih sayang.
"Buk Beli aka memeras Papa. Otomatis, uang yang harusnya di berikan untuk kamu, terpaksa aku berikan untuk Buk Beli, kalau dia sampai menyebarkan masalah ini di publik, jangan kan Papa yang di pecat dari kepala sekolah, kamu juga nakal putus sekolah, Mama kamu akan marah dan keluarga kita semuanya hancur, apa itu yang kamu inginkan?" tanya Deri dengan nada lembut tapi menekan.
Gio mulai tersedu sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan. Deri pun menghempaskan wajah anaknya itu dengan paksa.
"Kalau kamu sampai ikut campur masalah ini, aku tidak akan memaafkanmu sekalipun kau adalah anakku," ucap Deri membalikkan badannya sambil melihat keluar jendela.
"I-Iya Pa." angguk Gio sambil memegang dagunya yang sakit itu. Rahangnya terasa ngilu akibat tekanan jari ayahnya yang kuat itu.
"Jadi kamu paham kan sekarang bahwa kamu tidak lagi mendapat uang jajan atau membeli barang-barang mewah seperti dulu lagi, uang jajanmu akan dipotong setengah dari uang jajanmu dulu," ingat Deri lagi.
"Baik Pa." angguk Gio dengan terpaksa.
"Dan satu hal yang harus kamu tahu. Andai nanti kau memberitahu ibumu Aku akan membuangmu ke tempat yang menyeramkan, tempat di mana yang membuat mu depresi," ancam Deri dengan suara sedikit tinggi.
"I-iya Pa," jawab Gio lagi.
"Ya sudah kamu kembali ke kelas, pikirkan bagaimana caranya agar kamu bisa mengambil hati Bu Beli agar dia mau memaafkanmu, ini juga untuk kebaikanmu dan kesempatan Terakhirmu," ucap Deri yang masih menatap jendela tembus pandang itu ia melihat kelas di mana Bu Beli mengajar.
Gio bersusah payah untuk bangun. Ia pun keluar dari ruangan kepala sekolah. Sebelum ia keluar, ia menyeka air matanya agar tidak terlihat Jika ia sedang menangis.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...