Sumpah Pemuda, adalah nama sekolah buangan dan terkenal buruk norma dan etikanya. Sekolah yang tidak perlu mengeluarkan sepeserpun biaya untuk masuk ke dalam sekolah tersebut.
Sementara itu, seorang anak yang bernama Arka Bimantara yang terlahir dari keluarga yang terbuang harus bisa beradaptasi di lingkungan keras di sekolah itu di karenakan buruknya latar belakang keuangan keluarganya.
Namun di balik sekolah dan kisah kota tersebut, ada sebuah fakta busuk dari pemerintah dan para konglomerat negara.
Kisah ini bukan hanya sekedar cerita anak berandal saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yo Grae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjerat hutang (2)
"Hey kalian lihat gak? Si Firman gak punya bawahan lagi"
"Iya tuh, keman mana sendiri, kemana ya bawahannya "
"Ngomong ngomong bawahannya juga gak ada keliatan di Sumpah Pemuda "
Ada banyak sekali gosip yang beredar dan salah satunya adalah tentang kemana perginya bawahan Firman. Gosip menyebar luar hingga ke anak anak kalangan lantai dua. Dan alhasil ada banyak orang yang menyuruh Firman untuk bergabung fraksi mereka , namun Firman menolak dengan alasan ingin bergerak sendiri dulu.
Alhasil, setiap Firman sedang sendiri selalu saja ada yang mengganggunya. Entah saat ia makan ada yang labrak, saat dia ke kamar mandi ada yang mengganggunya, bahkan saat ia berjalan saja ada yang mengajaknya untuk bertarung.
Namun semua gangguan itu berhasil ia atasi karna ia memang sejatinya kuat.
Kecepatan Firman masih di atas rata rata anak Sumpah Pemuda. Namun bukan berarti kecepatan itu tak bisa di react semua orang, ada segelintir orang yang mampu melihat atau mengcounter serangan cepat dari Firman. Ada banyak juga yang memiliki tingkat ketahan tubuhnya yang luar biasa sehingga bisa menahan serangan itu dengan mudah.
Untuk di sekolah ini, kecepatan yang di miliki Firman hanya bisa mengacak acak fraksi yang ada di tingkatan bawah. Berbeda dengan tingkat atas yang levelnya susah berbeda. Terkecuali di luar sekolah . Sampai saat ini masih belum ada seorang siswa atau siswi yang bisa menangkis atau melihat serangan Firman yang sangat cepat itu.
Yah, sejatinya sekolah ini memang berpotensi sekali untuk menjadi bodyguard mafia atau kalangan konglomerat dunia bawah . Kekuatan dan keahlian yang mereka miliki itu berbeda dari yang lain .
.Arka melihat Firman sedang melabrak anak anak fraksi lain yang circle nya termasuk kecil dan menyuruh mereka untuk membelikan ia sesuatu di kantin. Tak lama setelah ia mendapatkan apa yang ia mau ia pun menghabiskan nya lalu pergi dari kantin tersebut, bahkan ia pergi dari sekolah.
Mario melihat tatapan mata Arka tertuju kepada Firman terus, jadi Mario berinisiatif untuk bertanya karna penasaran.
"Hey kanapa? Tumben kau terusik?" tanya Mario.
"Ah nggak papa, aku ngerasa Firman lagi dalam masa-masa sulit" jawab Arka sembari kembali memakan mie ayam yang ia beli.
"Kenapa kamu begitu peduli padanya? Dia kan sempat membully kita?" Ruhus bingung dengan perasaan yang di miliki temannya itu.
"Ah nggak juga, dia jarang bully aku. Dia kalau bertanya kepada ku soal uang tidak separah Dominic ." Arka melanjutkan menyantap mie ayamnya.
"Iya sih, paling dia nendang sekali terus pergi, gak kaya Dominic dan kawan kawan nya. Pasti kita di bully habis habisan." Curhat Ruhus .
"Wah berani beraninya mereka berdua, ayok kita labrak Dominic " Mario berdiri dengan posisi kedua tangannya mengepalkan tinju dan saling beradu .
Arka menghentikannya dengan menyuruhnya untuk kembali duduk dan menikmati makan siangnya saja di kantin .
***
"Kenapa cuman segini? Aku mau nya perhari setoran itu lima puluh ribu !" Firman membentak para preman preman yang ada di salah satu jalan di daerah di luar Sumpah Pemuda. Daerah ini berhasil ia taklukan dengan mudah, dan ia memang selalu menuntut banyak di setiap wilayah di karenakan hutang yang ia pinjam dari orang itu .
"Maaf bang, mereka juga yang setoran gak punya uang lebihan jadi kami gak bisa maksa mereka juga" kata si perwakilan jalan ini.
"Ya sudah, besok kamu harus bisa lunasin sisa tagihan hari ini. Kalau nggak aku gak akan segan buat habisi kalian b*jingan!"
Firman pergi ke daerah yang lain lagi. Di tempat lain ia mendapatkan lumayan dana tambahan untuk melunasi hutang. Dan kali ini di hari ini ia berhasil mengantongi uang sebesar lima ratus ribu rupiah di zaman itu. Sebuah pencapaian besar dalam beberapa hari terakhir.
Tak lama beberapa saat kemudian, seseorang anak buahnya yang ada di daerah tersebut mendatangi Firman dan berkata.
"Bang, gimana kalau kita menaklukan wilayah di daerah Balikpapan kota? Di sana kan tempatnya gemerlap cahaya" Yang di maksud orang itu adalah sarangnya dunia malam.
"Maksud mu di bagian dekat Taman Bekapai itu?" tanya lagi si Firman .
"Yaps, benar. Gimana ?"
Firman berpikir sejenak untuk mengatur waktu dan orang orangnya.
Masalah internal itu masih ada di semua wilayah yang di miliki oleh Firman, hanya saja Firman sendiri masih belum bisa mengatur wilayah wilayah kecil itu. Komisi yang paling besar yang di dapat Firman hanyalah dari anak anak buahnya yang menjaga parkiran motor dan mobil. Ngojek, bahkan ada yang menjual jajanan pinggir jalan. Untuk masalah menguasai tempat baru, ia harus meminta bantuan dari orang orang kuat dan memang tau caranya menyerang.
Daerah sekolah Sumpah Pemuda, kampung baru. Terkenal dengan daerah yang sangat bobrok dan sulit di atur. Lampu lalu lintas pun hanya berlaku di dua tempat saja , mereka yang tinggal di daerah ini selalu melanggar aturan pemerintahan. Hingga polisi sektor di sini saja tak berani macam macam, kecuali ada bukti valid dan tersangka tak ada sama sekali backingan orang dalam atau penjahat yang mempunyai uang.
Contoh saja organisasi Familiy Million Company. Mereka mempunyai dana besar serta mempunyai kekuatan yang kuat di balik kepolisian. Mereka tak bisa sembarangan di sentuh kecuali ada beberapa bukti valid untuk anak anak organisasi kecilnya.
Dan Yap, orang yang menghutangi Firman adalah salah satu anak perusahaan organisasi itu. Walaupun masih tergolong sangat kecil, mereka masih bertahan hingga saat ini karna mereka memiliki embel embel dari serikat itu. Desas desus bahwa serikat itu ingin menyatukan Balikpapan di bawah kendali mereka bukan lah sekedar rumor belaka, namun serikat itu tentu harusnya tau bahwa selain mereka ada beberapa pilar kekuatan kota ini yang tak bisa di senggol sedikit pun. Dan sekolah Sumpah Pemuda lah yang memproduksi orang orang yang ada di dalam setiap ormas, serikat, dan organisasi di empat pilar Balikpapan. Karna itulah Sekolah Sumpah Pemuda selalu di segani di takuti bahkan ke orang orang kriminal dunia bawah pun amat sangat menghormati sekolah ini. Selain petinggi sekolah ini adalah investor investor kriminal dari luar, orang orang yang di sini pun juga memiliki power yang seperti monster jika di luar sekolahnya.
Jadi, kali ini Firman harus lebih berhati hati. Ia masih belum mempunyai orang yang punya otak cerdas dan strategi yang matang untuk menaklukan wilayah lain. Karna sejatinya wilayah di sana , tepatnya di gang selewangan pun memiliki manusia manusia yang kuat dan sangat brutal. Walaupun wilayah di sana juga tak sama sekali memperdulikan wilayah kampung baru. Karna warga seluruh balikpapan, baik rakyat biasa maupun kalangan atas dan bahkan kaum konglomerat dan pemerintahan sekalipun tau.
Bahwa menjinakkan wilayah kampung baru, adalah hal yang sangat mustahil untuk di lakukan.