NovelToon NovelToon
Ini Bukan Ragaku

Ini Bukan Ragaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Transmigrasi / Dokter
Popularitas:415.5k
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

"Si4l, apa yang wanita itu rencanakan?
Mengapa setelah surat cerai kutandatangani, dia justru ... berubah?”
...
Lyara Elvera, seorang gadis yang tak merasakan keadilan di keluarganya. Kedua orang tuanya hanya memusatkan kasih sayang pada kakaknya, sementara Lyara tumbuh dengan rasa iri dan keinginan untuk di cintai

Namun, takdir berkata lain. Sebelum kebahagiaan menyentuhnya, Lyara meregang nyawa setelah terjatuh dari lantai tiga sebuah gedung.

Ketika ia membuka mata, sosok misterius menawarkan satu hal mustahil, kesempatan kedua untuk hidup. Tiba-tiba, jiwanya terbangun di tubuh Elvera Lydora, seorang istri dari Theodore Lorenzo, sekaligus ibu dari dua anak.

Namun, hidup sebagai Elvera tak seindah yang terlihat. Lyara harus menghadapi masalah yang ditinggalkan pemilik tubuh aslinya.

“Dia meminjamkan raganya untukku agar aku menyelesaikan masalahnya? Benar-benar jiwa yang licik!”

Kini Lyara terjebak di antara masalah yang bukan miliknya dan kehidupan baru yang menuntut penebusan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu Tidak Percaya?

"Maksudmu? Berubah bagaimana?” tanya Theodore balik, menatap Nero dengan dahi berkerut. Ia jelas bingung dengan pertanyaan sahabatnya itu.

“Ya, perubahan. Sikap, kebiasaan ... kamu suaminya, masa gak sadar kalau dia berubah?” ucap Nero meyakinkan, nada suaranya tenang tapi sarat makna.

Theodore terdiam. Pandangannya menerawang lurus ke depan, mencoba mengingat. Memang, akhir-akhir ini ia merasa istrinya sedikit berbeda. Sikapnya, caranya bicara, bahkan sorot matanya—semuanya tampak asing. Seolah dia sedang hidup bersama orang yang bukan istrinya.

Perlahan, Theodore mengangguk pelan. “Ya ... akhir-akhir ini dia memang berbeda. Dia jarang keluar rumah, lebih ceria bukan seperti biasanya. Anak-anak juga tiba-tiba jadi dekat dengannya. Menurutmu kenapa?”

Nero berpikir sejenak. “Dari kapan kamu sadar perubahan itu?”

Theodore mengerutkan kening, mencoba mengingat lebih jauh. “Mungkin sejak ... aku gak pulang tiga hari setelah kami bertengkar besar. Saat pulang, aku lihat dia seperti akan melompat keluar jendela. Tapi kata pembantu, selama dua hari dia gak keluar kamar sama sekali. Katanya juga, dia mulai minum obat tidurnya lagi,” terang Theodore dengan nada pelan namun berat.

Nero menatapnya tajam, matanya berkilat penuh dugaan. Dalam diam, pikirannya menyimpulkan sesuatu yang mengejutkan.

“Tebakanku tidak salah,” gumam Nero dalam hati. “Dia bukan Elvera. Siapa dia sebenarnya?”

Namun pikirannya terputus ketika sebuah suara lembut memanggil.

“Theo, Daddy memanggilmu,” ujar Dea, ibu tirinya, yang baru saja menghampiri mereka.

Tanpa berkata apa pun, Theodore langsung berdiri dan melangkah pergi. Dea mengikuti di belakangnya, sementara Nero masih terpaku, pikirannya penuh teka-teki yang menyesakkan.

Theodore membuka pintu kamar ayahnya perlahan. Di sana, Daven duduk bersandar di ranjang, wajahnya pucat tapi tetap memancarkan wibawa seorang kepala keluarga. Theodore menarik kursi dan duduk di samping ranjang itu.

“Apa yang kamu lakukan pada adikmu?” tanya Daven tiba-tiba, suaranya dalam dan tajam.

Theodore sontak memerah. Amarah yang selama ini ia pendam seketika meledak.

“Kenapa Daddy selalu membela dia?! Kenapa?! Apa yang aku lakukan salah, hah?!” teriak Theodore, berdiri dengan mata menyala.

“Tanya dia, Daddy! Tanya Bryan, apa yang sudah dia lakukan dengan istriku! Dengan Elvera!” suaranya bergetar oleh emosi dan luka yang belum sembuh.

“Aku hanya menyuruhmu menceraikannya! Buat apa kamu tetap bertahan dengan Elvera kalau kamu sudah gak mencintainya lagi?! Kenapa kamu harus menyakitinya terus?!” balas Bryan, adik tirinya, dengan nada lantang.

Kata-kata itu seperti bensin yang menyulut api dalam dada Theodore. Ia berdiri lebih dekat, matanya merah menatap Bryan. Dea segera maju, berusaha menahan putranya agar tidak terjadi keributan lagi.

Theodore tersenyum sinis, senyum yang lebih mirip luka daripada tawa. “Katakan pada anak tiri Daddy ini, jangan ganggu rumah tanggaku. Ibunya sudah menghancurkan rumah indahku dulu—jangan sampai dia juga menghancurkan rumah indah putriku. Kalau bukan karena Daddy sakit, aku gak sudi bertemu mereka.”

“THEO!” bentak Daven tajam, tangannya refleks menekan d4danya yang terasa nyeri.

Theodore hanya menatap ayahnya dingin. “Aku rasa Daddy baik-baik saja. Ada wanita perebut ini dan anaknya di sini, pasti Daddy tenang, kan?” katanya dingin sebelum berbalik meninggalkan ruangan tanpa menoleh sedikit pun.

Bryan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Matanya memerah menahan amarah. Ia membenci cara Theodore memperlakukan ibunya, dan membenci lebih lagi ucapan yang menyebut ibunya perebut.

“Tenangkan dirimu, Bryan,” ucap Dea lembut, berusaha menenangkannya.

Bryan hanya menggeleng. “Ma, dulu Elvera itu kekasihku. Aku menyerahkannya pada Theo karena wasiat Daddy dan ayahnya. Tapi lihat apa yang dia lakukan sekarang ... dia menyakiti wanita yang kucintai,” suaranya parau menahan emosi.

“Bryan,” tegur Dea dengan lembut, tapi Bryan sudah melangkah pergi, meninggalkan keduanya dalam keheningan.

Dea menatap suaminya dengan mata sendu. “Aku minta maaf atas sikap Bryan. Aku akan coba memberinya pengertian.”

Daven hanya diam. Tubuhnya gemetar saat ia menatap sebuah foto di meja—foto dirinya bersama seorang pria seumurannya, keduanya tersenyum bahagia menatap kamera lama.

“Maafkan putraku yang telah menyakiti putrimu,” bisiknya lirih.

.

.

.

.

Sementara itu, Lyara sedang menemani kedua putrinya tidur. Malam itu, keduanya ingin tidur di kamarnya, dan Lyara tak tega menolak. Ia mendengarkan celotehan mereka satu per satu, dengan senyum lembut yang tulus.

“Jangan ke Pelaaanncis, nda ada bule di caaana!” protes Eira tiba-tiba.

“Kayak bule mau sama kamu aja,” celetuk Keisya cepat.

“Kenapa nda mau? Eilaaa tantik, nda nyucahiiin, nda lempoooong, kenapa cih bikin otak Ei membalaa teluuus!” balasnya kesal, membuat Lyara nyaris tertawa tapi hanya bisa menghela napas sabar.

“Sudah-sudah, ayo tidur. Kalau kalian gak tidur, Mama pindah kamar,” ucapnya lembut sambil menepuk bahu mereka.

Beberapa menit kemudian, suara dengkuran kecil terdengar. Lyara tersenyum hangat, menatap wajah kedua anak itu. Ada rasa kasih yang sulit dijelaskan di d4danya—padahal jiwanya masih berusia delapan belas tahun, tapi perasaan keibuan yang tumbuh begitu alami membuatnya bingung sekaligus terharu.

“Nanti kalau Mama El yang sebenarnya kembali, kalian harus tetap seperti ini, ya ...," bisiknya lirih, lalu meng3cup kening keduanya dengan penuh kasih.

Merasa haus, Lyara perlahan bangkit dan melangkah keluar kamar menuju dapur. Tapi langkahnya terhenti di tangga. Di bawah sana, Theodore berdiri dengan wajah dingin dan sorot mata tajam yang membuat d4rahnya seketika berhenti mengalir.

“Kok udah pulang? Katanya mau nginap? Terus kenapa dengan wajahmu?” tanyanya heran sekaligus kaget.

Namun Theodore tak menjawab. Ia langsung menarik tangannya dengan kasar, menyeretnya menaiki tangga.

“Theo! Berhenti! Theo, apa yang kamu lakukan?!” pekiknya panik.

Theodore tak menggubris. Ia mendorong tubuh Lyara ke atas ranjang, menutup pintu, lalu menguncinya rapat. Nafasnya terengah, matanya liar, seperti seseorang yang sedang berperang dengan pikirannya sendiri.

“Mabuk, ya kamu?” tanya Lyara pelan, berusaha mencari alasan di balik sikap suaminya yang tak biasa.

Theodore menatapnya tajam, rahangnya mengeras. “Katakan padaku! Apa yang sudah kamu lakukan dengan Bryan?! Jawab aku, El! Apa yang sudah kamu lakukan dengannya?!” bentaknya, suaranya serak dan penuh amarah yang nyaris putus asa.

Lyara menggeleng cepat, air matanya mulai jatuh. “Aku gak melakukan apa pun dengannya,” ujarnya parau.

Theodore mereemas rambutnya kasar, tangannya gemetar. Air matanya ikut luruh, menandakan bahwa di balik amarah itu, ada hati yang sebenarnya hancur.

“Bryan bilang kalian sempat bermalam bersama! Apa itu malam ketika anak-anak sakit? Malam ketika aku telepon kamu berkali-kali tapi kamu gak angkat? El, jawab aku! Aku bisa gila kalau gak tahu kebenarannya!” teriaknya dengan suara bergetar.

Untuk pertama kalinya, Lyara merasa takut. Ia melihat pria di depannya, bukan hanya sebagai suami, tapi juga sebagai seseorang yang sedang tenggelam dalam luka dan ketidakpercayaan.

Air matanya jatuh deras, tubuhnya gemetar. Theodore menangis, sesuatu yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Ia mencoba bicara, tapi suaranya nyaris patah.

“Aku dekat dengan Zeya, tapi aku tak pernah lewat batas. Aku jaga diriku, aku jaga pernikahan kita. Tapi kenapa kamu ...,”

Lyara menatapnya dengan air mata mengalir di pipinya. “Kamu lebih percaya aku ... atau perusak rumah tangga kita, Theo?”

_______________________________________

1
宣宣( 𝓧𝓾𝓪𝓷 𝓧𝓾𝓪𝓷 )
😢😢😢😢😢
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
iyaaa... periksa. atau paling simpel pakai testpack dululah
Puji Hastuti
Masih teka teki
awesome moment
bingung
~Ni Inda~
Wahhh...apa anaknya Bryan...uppss🫣
kalea rizuky
ada yg sepemikiran gk soalnya mirip novel yg barusan aq baca tertukar gt jiwanya trs mereka tuker identitas akhirnya meski awalnya ribet sempet salah paham gt deh
yustin
istrinya mike juga hamil klue lg kah ini ?
terus misterinya adalah siapakah istri mike ?
kakakbya lyara kah..
wkwkwk
pusing sendiri
wis mendingam ikutin alurnya mbak Othor aja d... /Kiss/
Gustinur Arofah
masa kepala di genggam thor
j4v4n3s w0m3n
🫢🫢😄
Ratih Komala
utek ku ra iso di jak mikir ngger....😄😄😄
Irma Juniarti
klu nunggu Elvera kembali kamu gak bisa dong hamilnya ara🤣🤣
Irma Juniarti
tapi lyara tak mendapatkan cinta dari ayahnya.
Irma Juniarti
Oma suka nonton bola😁
Irma Juniarti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Bundanya Pandu Pharamadina
jiwa nya Elvera nempel ke raga siapa.
penasaran dan nunggu lanjut
Bundanya Pandu Pharamadina
Ei mau punya adek...
🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀
aku agak pusing sama alurnya kak ra, bener² diluar nurul🤣🤣🤣
asih
gimana gimana ini kalau misal Si el g pernah lepas itu kB trs tanda² yg mirip org ngidam siapa?
trs kalau el sdh lepas kB itu hamil Anak Bryan huhhhh kenapa rumit sekala hidupnya ara dan el ..
berharap Aja authornya kasih juga ara dan el mereka ketukar ara di raga el dan el di raga ara .. terus Si el nikah ma mike dan hamil muga gitu
Rosy
boleh..boleh..siapa tau nanti bisa ketemu sama Mike...
nuraeinieni
wah adiknya ei louncing,semoga saja itu anaknya theo.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!