Sebuah Kejadian yang kurang mengenakkan dialami oleh Zahra setelah kepindahannya dari pulau Jawa ke Kalimantan bersama Keluarganya. Dimana Karena kejadian itu Zahra mengalami Trauma yang begitu hebat hingga ia tidak berani untuk keluar dari Rumah kontrakannya.
Sampai di suatu hari, mau tidak mau ia harus keluar rumah untuk mengantarkan kue pesanan pelanggannya hingga diperjalanan ia tidak sengaja ditabrak mobil dari belakang karena kesalahannya sendiri.
Marah? Tentu saja marah, Pria Pemilik mobil itu tentu saja ingin memarahi Zahra karena kecerobohan Zahra dalam berkendara sepeda motor, tetapi ia urungkan karena melihat Mata Zahra yang begitu sembab dan merah.
Siapakah pria itu? Akankah ia luluh dengan air mata Zahra? dan apakah ini akan menjadi awal dari kisah kebahagiaan Zahra yang selama hidupnya belum pernah mendapatkannya? atau justru malah sebaliknya?
Ikuti terus Kisah perjalanan Hidup Zahra Di dalam Cerita Ini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenRose23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
\\ Eps 12 //
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Cuaca Sore yang panas menyambut kedatangan Zahra di pulau ini, Dia dan kedua orang tuanya baru saja turun dari kapal yang ia naiki. Satu hari satu malam ia terombang ambing di atas kapal melawan besarnya ombak dan akhirnya ia sampai juga di tempat tujuannya
Zahra melamun melihat orang yang berlalu lalang dengan membawa kopernya 'aku dan keluarga ku dengan niat baik datang kesini, Dan semoga saja alam merestuinya' batin Zahra dengan memandang bumi yang sedang ia pijaki sekarang. Bagaimanapun juga Ia bukan berasal dari pulau ini, Ia hanya seorang pendatang yang mungkin akan menetap disini nantinya
"Ayah, Kita akan kemana?" tanya Bu Ratih kepada suaminya itu
Pak Burhan melihat ke kanan dan kiri seperti mencari sesuatu "Ayo kita kesana dulu" ajak pak Burhan dan berjalan ke arah sekumpulan orang
"Permisi pak, Apa disini ada taksi?" tanya pak Burhan kepada orang-orang itu
"Itu pak disana, ada banyak mobil disana. Itu sekumpulan taksi" tunjuk orang itu mengarah ke mobil-mobil yang berjejeran
"Oh iya, kalau begitu terimakasih banyak ya pak" ucap pak Burhan sebelum meninggalkan sekumpulan orang itu, orang-orang itu hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawabnya
Pak Burhan memesan satu taksi untuk mereka naiki, "Ayo kita masuk mobil dulu Bu, keburu petang nanti"
"ini mau kemana pak?" tanya sopir taksi itu kepada pak Burhan, setelah mobil yang mereka tumpangi itu berangkat
"Saya belum pernah kesini sebelumnya pak, tapi saya mencari alamat ini" ucap pak Burhan dengan menunjukkan kertas yang berisi sebuah alamat
"Perumahan Citra bahagia, Nomor tujuh kecamatan sukasuka" ucap pak sopir itu membaca alamat yang di berikan oleh pak Burhan
"Apa itu dekat dari sini pak?" tanya pak Burhan
"Lumayan jauh sih pak, nanti sekitar satu jam perjalanan" ucap pak sopir taksi itu, pak Burhan menganggukkan kepalanya untuk menjawabnya
"disini itu mencari pekerjaan kira-kira susah apa mudah ya pak?" tanya pak Burhan basa basi
"Kalau bapak belum pernah kesini, saya rekomendasikan sih berjualan pak. Disini itu banyak orang yang suka jajan, jadi banyak pendatang yang berjualan disini. Bakso, gorengan, sama es itu laris banget disini"
'Jualan??' batin Zahra mendengarkan
"saya belum pernah sih berjualan sebenarnya, tapi boleh dicoba kayaknya itu. Ya Bu?" tanya pak Burhan kepada istrinya itu, Bu Ratih menganggukkan kepalanya semangat untuk menjawabnya
"Disini itu juga banyak banget orang ya malas masak pak. warung bakso, mie ayam, Lalapan, dan semua masakan Jawa itu laris banget disini. Bapak dari Jawa kan?" tanya sopir taksi itu
"Iya kami dari Jawa pak" jawab pak Burhan
"Nah pas banget tuh, disini juga banyak banget orang jawanya. Banyak yang merantau kesini dan memilih untuk berjualan. Nanti istri bapak yang masak, dan bapak yang berjualan pasti rame deh saya jamin" ucap semangat sopir taksi itu
Mereka terus berbincang hingga tidak terasa sudah sampai ke tempat tujuan mereka.
"Eh sudah sampai ya? Makasih banyak ya pak sudah mengantar kami" ucap pak Burhan kepada sopir taksi itu
"Iya sama-sama pak"
.....
"Ayah, ini rumahnya siapa??" tanya Bu Ratih setelah taksi itu meninggalkan mereka
"Ini rumah teman ayah Bu, Tiga bulan yang lalu dia menyuruh ayah untuk kesini waktu ayah bilang ke dia bahwa di Jawa susah mencari uang. Karena itu selama tiga bulan ini ayah terus memikirkan hal ini"
"Syukur Alhamdulillah kalau begitu ayah, Kita masih ada tempat untuk kita tuju" ucap lega Bu Ratih, Zahra menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Bu Ratih
"Semoga aja dia di rumah ya Bu" ucap pak Burhan dengan menggeret kopernya menuju pintu masuk rumah itu
tok...tok....tok
"Assalamualaikum........Mas..... assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab seseorang dari dalam rumah itu
Pintu terbuka menampakkan seorang laki-laki yang usianya sama dengan pak Burhan
"Loh?? Burhan??" kaget orang itu
"Iya mas Rafi ini saya"
"Ya Allah, ayo masuk dulu. Kenapa nggak bilang dulu kalau mau kesini, tahu gitu kan aku jemput tadi"
"Hehehe kami nggak mau merepotkan mas, ini aja kita mau ngerepotin mas Rafi" Ucap pak Burhan setelah duduk di sofa rumah itu
"Apanya yang merepotkan, sama sekali enggak lah. Bu...tolong buatin minum tiga" teriak pak Rafi yang sepertinya menyuruh istrinya
"Nggak usah repot-repot mas" ucap pak Burhan
"sama sekali nggak ngerepotin orang cuma minum aja. Jadinya gimana??"
"Maaf mas, bolehkah saya ikut mas Rafi buat kerja disini? Kerja apa aja, yang penting kami bisa buat makan sehari-hari"
"Ikut aku aja lah han, tapi di proyek pembangunan kalau kamu mau. Nanti biar aku Carikan kontrakan untuk sementara kalian tinggal, gimana?" tanya pak Rafi
Belum sempat pak Burhan menjawab, istri pak Rafi datang dengan membawa minuman dan sedikit cemilan. kemudian menyalimi Zahra dan kedua orang tuanya bergantian
"Mas Rafi selalu kewalahan di proyek pembangunan soalnya diakan pemborong, Alhamdulillah kalau mungkin nanti ada temannya" ucap istri pak Rafi dengan tersenyum
"Saya mau banget mas asalkan sama sekali tidak merepotkan" jawab pak Burhan
"apanya yang merepotkan, dari dulu SMA kita udah sama-sama juga. Setelah ini kita antarkan kalian ke rumah kontrakan yang sudah kami sewa. Sekitar dua hari lagi baru kita kerja han, nanti biar aku jemput soalnya kamu juga kan belum punya sepeda"
"Alhamdulillah iya mas makasih banyak sekali lagi"
Akhirnya mereka berbincang dan tak lama setelahnya pak Rafi mengantarkan mereka bertiga ke rumah kontrakan yang tadi pak Rafi bilang
"Ayo masuk dulu han" ucap pak Rafi, dan mereka akhirnya masuk kedalam rumah yang nantinya akan Zahra tempati bersama kedua orang tuanya
"Rumahnya besar banget mas, apa ini mahal perbulannya?" tanya pak Burhan sedikit khawatir
"Kamu nggak usah khawatir soal bulan ini sudah aku bayar, kalau bulan-bulan berikutnya nggak mahal kok. Cuma lima ratus ribu aja perbulan, itu sudah murah disini han"
"Ya Allah mas, ini beneran nggak ngerepotin? Nanti kalau kami udah punya uang pasti kami kembalikan ya" ucap pak Burhan sedikit kurang enak dengan kebaikan pak Rafi
"udah Han nggak usah pikirin itu, kasihan itu anak sama istri kamu. Lebih baik kalian istirahat dulu aja, aku pulang dulu ya" pamit pak Rafi
"Iya mas, sekali lagi makasih banyak ya"
"Iya udah, Aku pamit dulu assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Zahra dan kedua orang tuanya kompak
"Ya Allah ayah, bahkan rumah ini sedikit lebih besar dari rumah kita" ucap kagum Bu Ratih
"Iya Bu Alhamdulillah, untuk sementara kita tinggal di kontrakan ini dulu ya? Nggak papa kan?"
"Nggak masalah ayah, yang penting ada rumah yang bisa kita tinggali itu aja udah Alhamdulillah" jawab Bu Ratih
"Yasudah kita beres-beres dulu yuk" ajak pak Burhan
Zahra melamun kagum melihat rumah yang akan mereka tinggali, rumah ini benar-benar sangat nyaman baginya meskipun itu bukan miliknya. Dan ternyata masih banyak orang baik di dunia ini yang tidak pernah terlintas dibenak zahra....
...----------------...