Traumaku Keberuntunganku
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Banyak masalah yang terjadi disaat hari kelulusan Zahra di SMA nya, Dimana disaat semua teman-temannya berlomba-lomba untuk tampil cantik dan menawan, Zahra justru hanya memakai baju batik biasa karena keterbatasan ekonomi keluarganya yang membuat ia tidak bisa membeli baju baru bahkan make up.
Tentu Saja Hal itu tidak dipermasalahkan oleh Zahra karena memang Zahra memiliki hati yang begitu baik. Queen Zahra Anindya atau sering disapa dengan sebutan Zahra itu hidup dalam lingkungan keluarga yang begitu sederhana sehingga membuat Kepribadian Zahra begitu sangat lembut hingga ia banyak disukai oleh orang-orang yang mengenalnya.
Dalam kesehariannya Zahra terkenal karena ibadahnya yang tidak pernah tertinggal. Sifat sabar, penyayang, sopan, dan lemah lembut selalu ditanamkan kedua orangtuanya kepadanya hingga ia sangat disukai oleh anak anak kecil yang selalu bermain dengannya. Hal ini menjadikan Zahra ingin sekali menjadi seorang guru supaya bisa menaikkan derajat keluarganya dan tetap dekat dengan anak-anak kecil.
Tetapi hal itu tentu saja diremehkan oleh keluarga ibunya Karena kondisi orang tua Zahra yang tidak mampu menguliahkan Zahra untuk mengejar cita-cita nya. Tidak bisa dipungkiri juga, Zahra hanya memilih pasrah untuk mengorbankan masa depannya karena ia lebih mengerti kondisi orang tuanya dan memilih tidak menuntut karena takut menjadi anak yang durhaka.
Dari dulu Zahra sangat pandai dalam melukis dan menggambar. bahkan menggambar sudah menjadi hobinya sejak ia masih duduk dibangku sekolah dasar, sehingga ia ingin manjadi guru seni ketika ia dewasa nanti dan mengajarkan kepada anak anak kecil tentang indahnya sebuah lukisan. Tetapi semua cita cita yang sangat Zahra dambakan sejak kecil itu pupus, kini ia hanya bisa berdoa saja untuk apa yang terbaik di hidupnya.
Zahra duduk sendirian di aula sekolah setelah acara kelulusan itu selesai, Karena memang dia tidak begitu dekat dengan semua teman sekolahnya bahkan sekelasnya sendiri. Teman sekelasnya memilih menjauhi Zahra karena tidak ingin ikut dibully oleh teman temannya yang lainnya. Sampai salah satu teman Zahra menyeletuk kalimat yang membuat Zahra sedikit sedih mendengarnya
"Malu-Maluin aja sih, Foto Album Kita jadi jelek Karena satu orang yang beda sendiri" Sindir Mona dan disetujui oleh teman-temannya yang lainnya. Jelas sindiran itu ditujukan untuk Zahra karena memang dia yang memakai baju beda sendiri diantara teman-temannya. Teman-teman Zahra perempuan semua kompak memakai kebaya, sedangkan yang laki-laki memakai jas hitam dan kemeja putih lengkap dengan sepatu kulit warna hitam.
Zahra memilih diam dan tidak menanggapi ocehan teman-temannya itu karena memang sudah terbiasa Zahra mendapatkan sindiran-sindiran tidak penting dari teman-temannya saat ia masih disekolah, hampir setiap hari teman-temannya Zahra menyindir Zahra dengan kalimat-kalimat yang sangat tajam entah karena kebiasaan Zahra yang selalu menggambar disekolah hingga baju, tas dan sepatu Zahra yang tidak pernah ganti selama tiga tahun sekolah karena memang Zahra tidak memiliki uang untuk membelinya.
Zahra tidak pernah mengeluh dengan semua yang terjadi di hidupnya justru malah sebaliknya ia lebih memilih bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah Kepadanya, mulai dari ia yang masih bisa bernafas hingga saat ini, orang tua yang lengkap dan kondisi tubuhnya yang sehat tanpa adanya cacat fisik. Zahra sangat percaya bahwa Tuhannya tidak pernah tidur dan suatu saat nanti pasti semua doa-doanya akan dikabulkan.
'Nggak papa Zahra, memang kenyataannya seperti ini. Apa yang dikatakan semua temanmu itu benar, jadi jangan pernah mengeluh. Ampuni aku ya Allah…' batin Zahra menyemangati dirinya sendiri dan menundukkan kepalanya.
Setelah semua acara selesai dan semua murid diperbolehkan untuk pulang kerumahnya masing-masing, Zahra begitu semangat karena memang hari ini cukup melelahkan untuk tubuhnya yang begitu mungil. Ya, Zahra hanya memiliki tinggi 150 cm diusianya yang menginjak 18 tahun, lebih kecil diantaranya semua teman-temannya. Karena itu banyak orang yang tidak percaya bahwa Zahra sudah lulus SMA, banyak orang yang menganggap bahwa Zahra masih duduk dibangku SMP karena kecilnya badan Zahra
Tetapi meskipun begitu Zahra memiliki wajah yang begitu imut jika dipandang dengan lekat, tetapi banyak orang yang tidak mengetahuinya karena kebiasaan Zahra yang menundukkan wajahnya karena rasa malu (haya) kepada yang bukan menjadi mahramnya. Zahra tahu batasan-batasan yang tidak diperbolehkan oleh Tuhannya, karena memang itu yang diajarkan orang tuanya sejak ia masih kecil. Meskipun bukan terlahir dari keluarga santri, Zahra selalu di didik baik oleh kedua orang tuanya untuk selalu hidup bergantung hanya kepada Allah, yang menciptakannya.
Zahra memiliki tubuh yang mungil dengan kulit kuning Langsat dan memiliki sedikit rona merah di pipinya yang membuatnya tampak sangat imut dan gemas bagi yang memandangnya, sayangnya Zahra selalu memakai kaca mata bulatnya jika ia ke sekolah sehingga menutupi sebagian dari wajahnya. Bukan karena matanya minus atau apapun hanya saja Zahra selalu suka memakai kaca mata tanpa kaca setiap pergi ke sekolah, bahkan kacamata warna pink itu tidak pernah ketinggalan jika ia berangkat karena memang ia sangat menyayangi kaca mata itu.
Bukan hanya itu, zahra juga memiliki kebiasaan aneh lainya yaitu tidak bisa hidup tanpa lolipop walau hanya dalam satu hari saja. Katanya lolipop adalah sebagian dari nafasnya, hidupnya bahkan jantungnya. Mungkin terdengar alay dan lebay, tatapi begitulah Zahra……
Rumah, mungkin hanya itu yang bisa membuat Zahra lebih tenang dan damai. Tetapi kenyataan tidak sebanding dengan semua angan-angannya. sesampainya Zahra di rumah ia tidak menemukan seorang di dalamnya, mungkin saja orang tuanya masih bekerja di kebun. Zahra memilih mengistirahatkan tubuh mungilnya diatas sofa, tetapi tidak berselang lama suara ketukan keras terdengar di pintu rumahnya.
Tok...tok…tok! RATIH KELUAR KAMU!!!!!……
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments