NovelToon NovelToon
Sayap-Sayap Bisu

Sayap-Sayap Bisu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Novel romantis yang bercerita tentang seorang mahasiswi bernama Fly. Suatu hari ia diminta oleh dosennya untuk membawakan beberapa lembar kertas berisi data perkuliahan. Fly membawa lembaran itu dari lantai atas. Namun, tiba-tiba angin kencang menerpa dan membuat kerudung Fly tersingkap sehingga membuatnya reflek melepaskan kertas-kertas itu untuk menghalangi angin yang mengganggu kerudungnya. Alhasil, beberapa kertas terbang dan terjatuh ke tanah.

Fly segera turun dan dengan panik mencari lembaran kertas. Tiba-tiba seorang mahasiswa yang termasuk terkenal di kampus lantaran wibawa ditambah kakaknya yang seorang artis muncul dan menyodorkan lembaran kertas pada Fly. Namanya Gentala.

Dari sanalah kisah ini bermulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12

“Bukankah kita pernah menghadiri pengajian kala itu? Jatuh cinta itu, boleh. Bahkan normal dan semua orang berhak merasakannya. Jika kamu menyukai seseorang yang paham agama, perangainya baik, memberikan contoh-contoh yang baik. Lantas membuat dirimu termotivasi untuk menjadi lebih baik, maka pertahankan perasaan itu. karena bagaimana pun takdir menjawabnya suatu saat, ia akan tetap membuatmu mendapatkan pelajaran yang layak dikenang. Tidak mesti ia menjadi milikmu. Tapi, Fly. Maaf, jika harus mengatakannya. Aku akui Gen masuk ke dalam lelaki baik itu. tapi kamu tidak memanfaatkan itu untuk menjadikan diri lebih baik. Justru kamu jauh lebih baik sebelum terjatuh ke dalam rasa suka terhadap Gen. Sebelum kamu menyukai Gen, kamu senantiasa semangat belajar demi cita-cita, selalu mengaji dan tidak kurang dari dua lembar, selalu mau aku ajak ke pengajian walau bukan Gen pematerinya. Sekarang itu semua ke mana, Fly? Kamu belajar untuk membuat Gen terkesan, kamu ikut pengajian yang hanya diisi, Gen. kamu ngajinya jarang. Padahal ayah selalu mengingatkan. Ke mana Fly yang selama ini aku kenal? Aku kehilangan kamu!” ungkap Vio panjang lebar setelah mendapati Fly datang ke kos di tengah malam.

Fly telah menceritakan semuanya dengan tangisan yang tak kalah dengan guyuran hujan deras yang membersamainya di jalanan cadas desa Hydrangea.

Napas berat Fly terdengar bersama dengan gemeletuk gigi kedinginan. Hidungnya merah. Begitupun matanya. Bekas hujan. Bekas air mata.

Vio berjalan menuju lemari Fly dan mengambil sebuah handuk. Juga pakaian ganti yang hangat.

“Bersihkan dan hangatkan dirimu dulu. Aku tidak ingin perasaan dan fisikmu sakit di waktu yang sama,” tambah Vio.

Beberapa menit berselang. Fly dan Vio duduk di karpet dengan dua gelas minuman hangat. Tak ada lagi sisa wajah Vio yang kerap kali mengejek Fly. Tergantikan wajah prihatin seorang kakak. Sekalipun mereka tidak memiliki hubungan darah dan usia mereka hanya terpaut kurang dari satu tahun.

“Aku nggak mau balik ke sana lagi, Vio. Perempuan sialan itu udah merusak semuanya.”

“Hussttt, perbaiki tutur katamu. Cua nggak salah dalam hal mengomentari tutur katamu. Memang seharusnya kamu memperbaiki itu.”

“Kenapa aku selalu berada di posisi paling bersalah di matamu?”

“Jangan tambah orang yang bermasalah denganmu, Fly. Tidak mungkin aku membiarkanmu pulang seorang diri ke rumah pada tengah malam ini dengan jarak rumah yang tak kurang dari enam jam itu,” tegas Vio.

“Maaf, aku terlalu egois dan tidak layak dibela.”

Vio menepuk kepalanya. Lalu menampar dirinya. Kiri dan kanan. Fly melirik itu. Sembari mengepalkan telapak tangannya, merasa bersalah.

“Egois dan rendah diri. Apakah ada orang yang pernah mengajarimu itu? dan apakah aku pernah melihatmu egois dan merendahkan diri? Sungguh tak pernah aku menyaksikannya, sampai hari ini terjadi.”

Bibir Fly bergetar menahan tangis. Namun tak kuasa ia bending hingga menetes sedikit demi sedikit. Deras lagi seperti beberapa saat sebelumnya.

Vio memeluknya dari belakang. Teramat hangat hingga ia bisa merasakan, memang ada orang yang berada di pihaknya.

“Fly, aku mengakui bahwa Cua layak mendapatkan pelajaran. Sangat tidak sopan menjadi orang lancang membaca buku harian seseorang tanpa izin. Aku berjanji akan memberinya pelajaran. Tunggu saja, tapi jangan pernah menyimpan dendam dan kebencian.” Vio berbisik.

Pada akhirnya, hati Fly telah melembut.

“Maafkan aku, Vio. Aku terlalu terlena dalam kegiatanku di sana karena selalu bersama dan berbicara dengan Gen. hingga aku lupa bagaimana dunia bekerja, yakni ada lawan kata dari bahagia. Ada kesulitan bersama dengan kemudahan. Ada kemudahan bersama kesulitan. Kamu benar, kamu kehilangan aku. Aku pun kehilangan diriku. Vio, bantu aku menemukan diriku kembali.”

Ayam jantan berkokok di tengah malam. Menemani suara sisa hujan tadi. Beralihkan gerimis. Rintik-rintik sendu beralihkan rintik-rintik haru.

“Kamu sudah menemukan jalan pulang, Fly. Jalan di mana terdapat rumah yang berisi dirimu yang menunggu,” jawab Vio, bersama senyuman hangat.

“Aku tak mungkin diam terus di sini. Aku tak ingin mengulang KKN tahun depan.”

“Kalau begitu besok kita ke sana, dan selesaikan semuanya.”

“Kamu ikut?”

“Iya, tentu saja.”

Fly berbalik hadap dan memeluk Vio dengan erat.

___ ___ ___

Belasan jamaah dengan mata terkantuk-kantuk itu berusaha menyimak. Kajian subuh yang diisi oleh seorang pemuda.

"Cinta sebenarnya akan membentuk hal-hal yang indah, ketika cinta bertujuan dengan penuh tanggung jawab. Apa itu tanggung jawab? Ialah perihal bagaimana jika seorang laki-laki telah berjanji untuk suatu saat meminang hingga membuat si perempuan menunggu. sekalian. Perempuan itu sangat perasa. Jika diminta menunggu, niscaya ia akan melakukannya. Terkadang juga tidak akan menerima orang lain yang bersungguh-sungguh untuk melamarnya."

Dia jauh dari penggalan kata-kata itu. Gentala. Seseorang yang aku sukai dalam kesendirian. Seseorang yang membuatku berlaku aneh seperti orang bodoh. Seseorang yang membuatku bertingkah konyol. Nyatanya, aku hanya jatuh cinta sendirian. Konyolnya, hanya karena belakangan ini aku akrab dengannya. Lantas membuatku merasa telah memilikinya. Gumam Fly dalam. hati.

Vio berkali-kali melirik Fly. Bukan tanpa sebab. Selain karena ingin memastikan ekspresi Fly, ia juga tidak terlalu suka dengan isi ceramah yang sejak tadi membahas cinta tanpa membawakan sesuatu yang menambah kesan ceramah subuh.

"Jatuh cinta sebelum menikah adalah ujian. Namun mencintai orang yang tidak mencintaimu adalah suatu tindakan konyol. Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Semoga anda dan kita sekalian dapat menjaga anak dan cucu kita agar terhindar dari pergaulan bebas. Karena masa remaja adalah masa-masa penasaran. Masa-masa di mana mereka ingin mencicip berbagai macam larangan dari Allah."

"Maaf, ustaz. Bukankah jadwal ceramah pagi ini adalah tentang keutamaan salat subuh? Tapi ini malah seperti nasihat untuk anak muda. Lihatlah, sebagian besar dari kami sudah sepuh. Padahal kami sudah menunggu untuk tema itu agar dapat memberikan ilmu kepada anak-anak muda yang sulit sekali bangun pagi untuk salat subuh," timpal salah satu jamaah berupa ibu-ibu paruh baya dengan muka berwarna putih motif bunga-bunga.

"Benar. Harusnya yang Anda sampaikan itu lebih cocok untuk seminar khusus anak muda," sahut yang lain.

Ustaz muda itu menenangkan. Ia sejenak menggaruk kepala yang tidak gatal.

Tiba-tiba seseorang muncul. Ustaz Aza. Muncul dengan jubah polos berwarna abu pudar. Auranya merekah tak terbendung.

"Maaf, ini pemateri yang asli baru datang. Saya hanya sekadar mengisi waktu sebelum beliau datang."

Ustaz Aza tersenyum. Seraya duduk rapi di dekat pemuda yang baru saja membawakan sedikit materi.

"Senang sekali jamaah hari ini terlihat lebih bersemangat." Ustaz Aza berkata.

Tidak. Aslinya mereka mengantuk berat. Tapi semua langsung bugar setelah beberapa orang memprotes.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!