Seorang wanita harus mengakui akan posisi dirinya transmigran ke tubuh seseorang wanita yang tidak dia kenali,bahkan posisi dia berubah menjadi seorang istri dan itu semua karena perjodohan yang sengaja direncanakan oleh keluarganya.
Mengira dirinya akan menikah dengan seorang pria tua,tapi kenyataannya bukan dirinya menikah dari seorang pria tampan dengan sifat dinginnya bahkan berlanjut sampai di pernikahan mereka karena perjodohan yang keluarga mereka lakukan.
Tapi semua berubah setelah semua terjadi dan tergantikan posisi seseorang wanita lain menempati tubuh wanita ini.
Apakah dia akan mendapatkan kebahagiaan dari semua pengorbanannya itu.Dan apakah dia bisa meluluhkan perasaan suaminya yang begitu dingin padanya.
Walaupun diam-diam dia memiliki rahasia yang besar yang dia sembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Kemarahan terbesar Miranda
"Memangnya ada apa non?"tanya Bibi Ami pada nonanya yang tiba-tiba saja bertanya keberadaan tuannya.
"Tidak ada apa-apa bi ." jawab Miranda yang langsung menikmati sarapan pagi yang sudah siap di atas meja makan.
Dia duduk sendiri menikmati sarapan pagi itu, tiba-tiba saja handphone miliknya berdering.
"Halo."
"Baiklah, siang nanti kamu menjemput aku.Aku kirim alamatnya." jawab Miranda yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
Miranda pun langsung mengirim pesan pada nomor itu dan Miranda berubah ekspresi sedikit kesal.
"Sepertinya mereka mendapatkan sesuatu informasi yang sangat penting."gumam Miranda yang ternyata dirinya dihubungi seseorang yang merupakan orang kepercayaan dia.
Miranda tersenyum sinis yang pada akhirnya pergi dari tempat meja makannya langsung menuju kamarnya yang diam-diam sedang mencari sesuatu didalam kamarnya.
Miranda mengambil sesuatu didalam laci yang dimana ada senjata miliknya.
"Aku harus membawa barang ini." ucap Miranda yang diam-diam membawa senjata miliknya.
Siang hari
Posisi Miranda sudah siap kini dia tinggal menunggu kedatangan mereka,dari luar ada beberapa orang yang menjaga hingga ada dari mereka berjalan mendekati nona mereka hingga pandangan Miranda beralih ke penjaga itu.
"Maaf nona,didepan ada 2 pria mencari anda nona." ucap salah satu penjaga gerbang.
"Biarkan mereka masuk,mereka teman saya." jawab Miranda dengan santai,sembari membawa tas miliknya.
"Baik nona." jawab pria itu yang langsung menginstruksi penjaga lain untuk mempersilahkan mereka untuk masuk
Pada akhirnya mobil hitam masuk ke area depan yang dimana diluar sudah ada Miranda menunggu kedatangan mereka.
Dari mobil ada 2 orang pria yang keluar dari mobil dengan memberikan sedikit hormat ke arah Miranda.
"Nona." ucap mereka berdua dengan memberikan anggukan kearah Miranda.
"Akhirnya kalian datang juga,ayo kita pergi sekarang." perintah Miranda pada mereka berdua yang tentunya mereka orang kepercayaan dia.
Mereka pun segera masuk kedalam mobil di ikuti Miranda yang saat itu duduk dibelakang sedangkan mereka ada didepan.
Miranda tampak fokus dengan pekerjaan hari ini."Bagaiman dengan semua yang ku perintahkan sudah siap semua?" tanya Miranda pada mereka.
"Sudah nona,maka dari itu kami menjemput nona ada hal yang harus kami bicarakan dengan nona." jawab Ello yang menyampaikan sesuatu pada nonanya.
"Baiklah aku paham,pasti sesuatu yang penting kan?" tanya Miranda yang asal menebak.
"Iya nona." jawab Ello dengan ekspresi serius.
Miranda melirik kearah Ello dengan tatapan sinis."Baiklah." jawab singkat Miranda yang langsung merubah arah pandangan kesamping.
Beberapa menit kemudian
Mereka sampai di Markas yang biasanya mereka kunjungi dengan beberapa anak buah yang sudah datang menyambut kedatangan mereka.
Miranda melangkah dengan santai dengan didampingi Ello dan Dave yang ikut mengawal Miranda.
Beberapa orang di ruangan nampak penasaran dengan sosok wanita masuk di markas mereka.
Miranda langsung duduk di kursi kerjanya dengan beberapa dokumen yang sudah siap didepan meja kerjanya.
"Ini nona hasil laporannya."ucap Dave yang langsung memberikan dokumen yang baru saja dia serahkan pada nonanya.
Ketika Miranda baca isi dalam dokumen seketika Miranda memukul meja dengan keras yang membuat kaget mereka berdua.
"Kurang ajar dia!" teriak Miranda yang nampak marah besar dengan informasi yang baru dia baca.
Posisi Ello dan Dave hanya terdiam dengan menundukkan kepala."Beraninya dia mengambil keuntungan dari bisnis yang aku jalani.Benar-benar biadab dia." ucap Miranda sembari merobek lembaran yang diberikan oleh Dave pada dirinya.
"Lalu kami harus melakukan apa nona?" tanya Ello yang memberanikan diri bertanya tentang langkah selanjutnya apa.
"Kamu suruh anak buah kita tangkap dia bawa ditempat semestinya.Sekaligus akan aku beri pelajaran pada dia ,seperti apa yang dia lakukan padaku." Miranda benar-benar marah dan muak setelah semua tujuannya dari Andika sudah dia ketahui bahkan Miranda tak akan diam lagi setelah kebusukkan dari Andika sudah terbongkar.
"Baik nona,akan saya kami kerjakan." jawab mereka dengan kompak, Sedangkan posisi Miranda nampak berantakan setelah semua kebusukan Andika sudah dia ketahui bahkan tanpa sepengetahuan dia sebagian bisnis di kota B hampir dia akan kuasai.
Miranda pun segera pergi keruang lainnya untuk mengecek segala persiapannya.
Tak terasa waktu hampir menunjukkan waktu sore,Miranda segera pulang dengan ekspresi sedikit lelah karena semua pekerja dia kerjakan berantakan karena ulah Andika yang mau tidak mau dia harus menata kembali.
"Ayo kita pulang sekarang." perintah Miranda pada mereka berdua.
"Baik nona." jawab Miranda yang langsung saja mereka pergi dari markas sembari dari beberapa orang di markas makin penasaran dengan wanita itu yang begitu dihormati oleh atasan mereka.
"Sebenarnya dia siapa?" tanya salah satu dari mereka.
"Mana aku tahu yang penting dia wanita paling di hormati oleh atasan kita,apa lagi aku tidak sengaja melihat wanita itu berlatih menembak diruang tengah." jawab pria itu yang melihat secara langsung.
" Sepertinya wanita itu akan menjadi ketua kita yang baru, setelah meninggalnya ketua kita yang pertama."
"Mungkin saja,kalau kita ingat ketua kita yang terdahulu tiba-tiba saja ingat betapa sadisnya ketua kita yang pertama."
"Aku pikir juga sama,sekali ada yang mengkhianati kepercayaan itu makin menjadi akhir orang itu sendiri." ucap salah satu dari mereka yang mengakui betapa kejamnya ketua mereka yang pertama hingga mereka ketakutan menghadapinya.
Rasa ketakutan itu sudah mereka rasakan bahkan dari mereka tak berani untuk mengkhianati ketua mereka.
Diposisi Miranda saat ini,ia sedang ada di dalam mobil menuju arah pulang ke rumahnya.
Tiba-tiba saja miranda memberikan aba-aba mendadak."Stop." sontak saja mobil berhenti di pinggir jalan.
"Ada apa nona?" tanya Dave yang seketika menghentikan mobil dipinggir jalan setelah mendengar aba-aba dari nonanya.
"Kita berhentilah di sana." tunjuk Miranda yang ternyata dia ingin mengunjungi Cafe dekat pinggir jalan.
"Baik nona." jawab Dave yang pada akhirnya dia memikirkan mobil didepan Cafe itu.
Miranda dengan santai keluar dari mobil dengan posisi Dave dan Ello berjalan dibelakangnya.Tanpa mereka sadari ada seseorang yang terus memperhatikan gerak-gerik mereka dari kejauhan.
"Bukannya itu nona Miranda tuan." ucap Erik asisten dari tuan Arsya,mendengar nama istrinya di panggil sontak saja membuat arah pandangnya beralih ke depan.
"Kamu yakin?"
"Yakin tuan,bahkan nona Miranda berjalan bersama dua orang pria tuan." mendengar istrinya keluar bersama pria lain makin membuat Arsya penasaran.
" Dua orang pria, apa kamu kenal dengan mereka?"
"Tidak tuan,nampak wajah pria itu begitu asing bahkan baru kali ini saya melihat mereka." Seketika Arsya terdiam.
Alur ceritanya boleh juga.
So pasti boleh juga di jadikan referensi tuk bacaan kalaian..
Thanks ya Thor 👍🏼👌🏻✅