NovelToon NovelToon
Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyeberangan Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.

Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.

Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.

Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Hadang Penjahat

"Berhenti kalian semua!" teriakan lantang terdengar menggema, seakan memenuhi seluruh isi hutan.

Suara lantang itu langsung menghentikan langkah kaki Wira dan tujuh bidadari yang saat ini sedang menyusuri hutan. Arah pandang mereka seketika tertuju pada satu titik, dimana, di depan mereka, telah berdiri beberapa pria menghadang langkah kaki mereka.

Dari senyum yang ditunjukan beberapa pria itu, Wira yakin kalau mereka menghadang Wira pasti dengan niat yang tidak baik.

Wira seketika langsung bersikap waspada. Meski dalam benaknya juga ada rasa takut. Biar bagaimanapun, Wira yang tidak pernah menghadapi situasi seperti itu, merasa panik dengan segala pemikiran buruk yang mulai menggerogotinya.

Namun sebagai lelaki, Wira juga tidak ingin terlihat lemah dihadapan para wanita cantik yang bersamanya. Wira tidak mau harga dirinya jatuh jika dia tidak memberikan perlawanan kepada para pria yang menghadangnya.

Meskipun nanti pada akhirnya Wira kalah dalam pertarungan, tapi Wira ingin meninggalkan kesan kalau dia pria yang jantan dan sangat bertanggung jawab. Apalagi saat ini para bidadari berkumpul menjadi satu dan berdiri dibelakangnya, membuat Wira yakin kalau para bidadari juga dalam ketakutan.

"Kalian siapa?" tanya Wira mencoba bersikap setenang mungkin.

"Tidak perlu tahu kita siapa," jawab salah satu dari pria itu yang kemungkinan adalah pimpinan mereka. "Serahkan semua barang kalian!"

"Barang apa? Kami tidak memiliki barang apapun," tolak Wira yang memang kenyatannya mereka memang tidak membawa barang apapun selain kantung yang berisi koin emas, yang disembunyikan bidadari di balik kain yang mereka gunakan.

"Jangan bohong!" bentak pria yang sama. "Cepat! Serahkan semua barang kalian, jika tidak, maka nyawa kalian, akan kami hilangkan!"

"Kang, aku takut," rengek Dewi merah, begitu juga dengan bidadari yang lainnya. Mereka semakin erat menempel pada tubuh Wira.

"Tidak perlu takut," Wira mencoba menenangkan para bidadari. "Kita pasti akan baik baik saja," ucapnya meski dia sendiri juga merasa ketakutan.

"Cepat, serahkan barang kalian!" bentak pria itu lagi. "Sebelum saya melakukan sesuatu yang membuat kalian menyesal!"

"Sudah saya bllang, kita tidak membawa apapun, apa kalian tidak bisa lihat," suara Wira kini terdengar lebih tinggi.

"Cihh! Nantangin dia," balas pria yang sama. "Apa kamu sudah siap saya habisi, hah!"

"Udahlah, Ketua, serang aja langsung! Lumayan itu wanitanya, cantik cantik."

"Benar, Ketua. Serang aja!" Beberapa pria dari gerombolan tersebut mulai memprovokasi ketua mereka.

"Kalian, cari tempat buat sembunyi, cepat!" titah Wira lirih.

"Tapi, Kang ..."

"Tidak perlu pakai tapi tapi segala, cepat pergi!"

Dengan berat hati para bidadari menyetujuinya, mereka segera pergi menjauh. Melihat para wanita melarikan diri, para penjahat tak tinggal diam. Beberapa dari mereka langsung bergerak untuk mengejar para bidadari. Namun dengan sigap Wira langsung menghalangi. Pertarunganpun tidak bisa dihindari.

"Hiyyat!"

Wira berusaha menahan semua serangan dari para penjahat dan juga berusaha memberi serangan kepada mereka. Dalam perkelahian yang sedang dia lakukan, Wira sebenarnya dibuat takjub dengan dirinya sendiri. Entah dapat kekuatan darimana, Wira bisa begitu lincah mematahkan serangan para musuh dan juga menyerang mereka. Namun semakin lama dia berpikir, Wira semakin yakin kalau dia sekarang memiliki keahlian berupa ilmu bela diri.

"Kita harus bagi dua. Kalian, buat orang itu sibuk memberi perlawanan, sebagian, tangkap wanita itu, cepat," bisik sang ketua, di saat Wira sedang sibuk melawan dua orang.

Para anak buah pun setuju. Mereka langsung berbagi tugas saat itu juga. Wira yang menyadari sebagian penjahat berlari ke arah para bidadari bersembunyi, segera saja berusaha untuk mencegahnya. Namun usaha Wira sia sia karena penjahat yang lain langsung menghalangi gerakannya.

"Sial, para bidadari sedang dalam bahaya!" gumam Wira ditengah tengah perkelahian.

Nampak empat penjahat memasuki hutan dimana tadi mereka melihat para bidadari berlari ke arah yang mereka tuju. Keempat pria itu langsung berusaha mencari keberadaaan para wanita.

Mata mereka berkeliling ke segala arah dan terus melangkah menyusuri hutan. Di saat mereka sedang sibuk dan fokus dalam pencarian, mereka dikejutkan dengan teriakan yang sangat kencang.

"Akhh!"

Teriakan itu tentu saja mengundang perhatian para penjahat. Mereka yakin kalau suara itu adalah suara wanita yang mereka kejar.

Benar saja, karena salah satu dari tujuh bidadari tidak sengaja berteriak, mereka pun menjadi ketahuan. Ketujuh bidadari segera saja bergegas lari dengan segala rasa panik yang menyergap mereka.

"Hei! Berhenti!" teriak penjahat dengan lantang.

Melihat para bidadari yang tidak mau menuruti perintah mereka, para penjahat segera saja berlari mengejarnya. Para bidadari terus berlari tidak tentu arah dengan segala rasa takut yang mendera mereka. Di saat suasana sedang genting, mereka malah mendapat sial. Salah satu bidadari jatuh terungkur karena jarinya tidak sengaja tersandung batu.

"Akhh!"

Bugh!

Salah satu bidadari tersungkur. Sontak saja bidadari yang lain langsung berhenti.

"Kamu kenapa?" tanya salah satu bidadari sembari jongkok. "Astaga! Kaki kamu berdarah!"

"Aku tidak apa apa," jawab Dewi Kuning yang tadi tersungkur. "Kalian cepat, lari saja, penjahat semakin dekat!"

"Mana mungkin kami lari tanpa kamu!' tolak Dewi hijau.

"Aku nggak apa apa. Biar saja aku yang tertanggkap. Yang penting kalian selamat!"

"Tidak! Kami tidak akan meninggalkan kamu!" Mereka akhirnya berdebat ditengah rasa panik yang melanda, hingga keempat penjahat akhirnya semakin dekat.

"Hahaha ... akhirnya, kena juga kalian," seru salah satu penjahat. Para penjahat sangat senang karena akan mendapatkan mangsa yang sangat cantik. "Kenapa? Tidak kuat lari?" tanyanya sembari menyeringai.

"Mau apa kalian, hah!" salah satu bidadari langsung memasang badan.

"Hahaha ... tidak perlu galak galak, gadis cantik," ucap salah satu penjahat dengan santai. "Kamu tahu, semakin kamu terlihat galak, semakin membuat kami ingin segera memakan kamu, hahaha ..."

"Jangan macam macam sama kami! Atau kami ..."

"Apa?" penjahat memotong ucapan dewi hijau. "Kalian akan melawan kami, gitu? Apa kalian mampu?" para penjahat sungguh sangat meremehkan. "Ayok teman teman, kita bawa mereka semua. Malam ini kita akan pesta besar, Hahaha..."

Keempat penjahat tertawa kencang penuh aura kemenangan. Mereka melangkah mendekat ke arah wanita. Namun, baru saja kaki mereka bergerak dua langkah, tiba-tiba langkah kaki mereka terhenti dan suara tawa mereka juga langsung lenyap saat itu juga. Keempat penjahat ternganga saat mata mereka menangkap sosok mengerikan di belakang para bidadari.

######

Sementara itu, dengan pikiran yang tidak tenang, Wira terus memberi perlawanan kepada empat pria yang menyerangnya. Wira terus berusaha fokus agar dia tidak lengah. Hingga beberapa saat kemudian, setelah perjuangan yang cukup berat, Wira berhasil membuat lumpuh para penjahat itu secara bergantian.

Setelah memastikan keempat penjahat tidak berkutik, dengan sisa tenaga yang Wira miliki, Wira segera pergi menyusul para bidadari. Dengan segala rasa panik Wira terus mengedarkan pandanganya mencari keberadaan para bidadari. Hingga tak lama kemudian, langkah kaki Wira terhenti saat matanya menangkap sesuatu di salah satu arah.

1
Yuliana Purnomo
Leo dimna coba?? giliran dibutuhkan gak muncul 2
Was pray
wira itu sebenarnya sebagai penjaga atau perusak para bidadari sih? penjaga kan melindungi bukan memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi
Okto Mulya D.
Informasi sampai ke Raja Wiwaha, gawat..
Okto Mulya D.
Leo ketiduran kekenyangan habis makan kambing sihh..
Aqlul /aqlan
wah tambah seru nich...jadi kurang berapa nih bulu emasnya....
Aqlul /aqlan
leo nya lagi main sirkus mungkin....hhhh....lanjut
Hendra Yana
lanjut
Aqlul /aqlan
wah wah wah....repot nih
... lanjut...lanjut trus...
Okto Mulya D.
wahhh jadi perkasa donk...Wira.
Rhaka Kelana
ini namanya keenakan dalam kesempitan ya wiraaaaa/Grin/
Yusri Gepeng
ilan ga jelas
Yuliana Purnomo
gas ken,,,,Wira🤣🤣
Okto Mulya D.
Wira²..itu namanya pagar makan tanaman, disuruh menjaga malah dirusak.
Okto Mulya D.
Waduhhhh.. Wira parah nih diembat juga dalihnya menolongnya... kan mereka punya bulu angsa emas.
Was pray
wira...wira .. otaknya langsung konek kl berkaitan dengan per apeman ..😄😄😄
Yuliana Purnomo
kesempatan bagus,,,, pasti itu jadi Wira senyam senyum sendiri
Okto Mulya D.
Ahhh apaan tuhhhh
Okto Mulya D.
Duhh bidadari pakai ngintip lagi, dan Wira pura² bilang kucing, padahal tahu pasti salah satu bidadari yang lain.
Okto Mulya D.
Orang itu siapa dan melihat apaan?
Okto Mulya D.
ohh rumahnya bisa tertutup pelindung, siapa yang melakukan nya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!