Bukan Pernikahan Kontrak

Saat pesta belum selesai, Di rumah Arifin kedatangan tamu yang bagi Arifin dan Ayumi sangatlah tidak asing.

Setelah sekian lama tidak menampakkan diri, Dan hilang kabar. Surya dan Aryani datang untuk mencari anak kandung mereka, Tissa.

Awalnya Arifin terkejut, Tapi setelah itu Arifin tak lagi banyak bicara. Pria yang telah merawat Tissa sejak kecil itu meminta sang adik masuk karena baginya tak baik bicara di luar sembari berdiri.

Surya dan Aryani meminta maaf atas semua kesalahan yang telah mereka perbuat selama ini. Surya sadar kalau selama ini dia telah meninggalkan sang putri dan tanpa memberikan kabar sama sekali. Tak ada nafkah uang atau apapun dari pria itu. Entah memang sadar sungguhan atau hanya pura-pura saja, Tak ada yang tahu.

Di rumah itu, Tangis mereka pecah. Arifin tak bisa berkata apapun, Sungguh setelah dua puluh lima tahun Surya dan istrinya datang dan bertanya tentang Tissa. Seorang malaikat kecil yang mereka tinggalkan saat masih berusia satu bulan.

"Kemana saja kalian? Asal kalian tahu, Sejak kecil Tissa sangat giat belajar. Dia ingin menjadi anak yang pintar.. Alasannya apa? Dia ingin mendapatkan banyak penghargaan. Dia ingin saat kalian pulang, Kalian bangga padanya.." Surya dan Aryani hanya bisa menunduk tak berani menyela penjelasan kakaknya. Yang Arifin katakan itu memang kenyataannya.

Melihat anak-anak lainnya yang selalu bersama dengan kedua orang tuanya. Tentu saja Tissa kecil ingin seperti mereka.

Meski selama ini Tissa tak pernah kurang kasih sayang dari Paman dan Bibi nya. Tapi tetap saja, Yang namanya seorang anak tetap orang tua nya lah yang selalu di rindukan.

"Tissa, Impiannya tidak banyak. Dia hanya ingin bertemu dengan kalian. Dia ingin dapat beasiswa agar di terima kuliah di kota ini. Dia ingin mencari kalian.. Namun tetap saja, Usaha anak itu sia-sia. Hingga puncaknya Tissa tak lagi mengharapkan kalian.. Dan setelah kami tahu kalau kalian lebih memilih untuk menjadi orang tua anak Majikan kalian. Kami kecewa, Dan sabgat sangat kecewa. Entah bagaimana dengan Tissa nanti.." Ayumi ikut angkat bicara. Siapa yang tidak kecewa kalau ternyata orang yang di harapkan kepulangannya lebih mementingkan orang lain daripada keluarga sendiri.

Surya dan Aryani melupakan putri kandungnya hanya demi anak dari majikannya. Benar kata orang, Harta bisa merubah seseorang menjadi lupa segalanya. Baik itu keluarga, Teman atau sahabat baik kita.

"Kak.. Kamu mohon, Tolong pertemukan kami dengan Tissa. Kami ingin bertemu dengannya..Kami ingin minta maaf. Setelah ini kami janji, Kami akan menebus semua kesalahan kami selama dua puluh lima tahun ini padanya." Surya kembali memohon, Arifin dan Ayumi saling pandang.

Mereka memang begitu kecewa dengan adik dan adik iparnya ini. Namun mengingat Tissa yang selalu berharap ingin bertemu dengan kedua orang tuanya Arifin akan memberikan kesempatan.

"Baiklah.. Tissa masih berada di luar. Kalian tunggulah dulu.." Surya tersenyum senang. Begitupun dengan Aryani yang tak kalah senangnya.

...****************...

Bisa bayangkan saja, Sekecewa apa Tissa pada kedua orang tuanya. Dua puluh lima tahun dua orang yang ikut andil dalam hadirnya Tissa ke dunia seolah lepas tanggung jawab.

Dia di tinggal sejak usia satu bulan tak di datangi, Tak di kabari, Di temui apalagi. Dan alasannya karena menjadi orang tua pengganti untuk anak majikannya. Hanya dengan iming-iming harta dan kekuasaan Tissa di lupakan, Serta di buang.

Yang di lahirkan siapa dan yang mendapatkan kasih sayang siapa?

"Kalian bilang hanya takut dengan ancaman wanita itu.. Tapi masa kalian kalah dengan satu orang hiks.." Tissa menangis. Ada rasa bahagia dan sedih secara bersamaan. Akhirnya setelah lama penantian panjang, Orang yang Tissa selalu di tunggu kedatangannya kini berada di hadapannya.

Dia yang baru saja pulang dengan di antar oleh Joe merasa penasaran dengan sebuah mobil asing yang terparkir di halaman rumahnya.

Begitu dia masuk, Tissa di kejutan oleh sepasang suami istri yang wajahnya tak asing bagi Tissa. Wajah yang dulu Tissa rindukan dengan menatap foto usang mereka saja.

Ya, Mereka adalah ibu dan ayahnya. Pria dan wanita yang selama ini dia rindukan kehadirannya. Dan setelah sekian lama mereka datang untuk mencarinya.

"Maafkan Papa dan Mama Ya.. Kami salah. Kami janji, Setelah ini kami akan menebus semua kesalahan kami sayang.. " Tissa diam, Matanya tak lepas dari Arifin dan Ayumi yang tak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Sayang.. Beri kami kesempatan kedua ya.. Izinkan kami untuk memberikan kasih sayang yang selama ini telah hilang.." Tissa yang memang sangat merindukan kedua orangtua nya pun akhirnya mengangguk.

Surya dan Aryani tersenyum senang. Mereka memeluk Tissa yang sebenarnya masih ada setitik rasa kecewa dari dalam hatinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Papa sama Mama pulang dulu ya.. Besok kan hari weekend. Kita akan datang lagi kesini untuk jemput kamu.. Kita ingin kamu tinggal bareng kita.." Tissa mengangguk, Dia pasrah saja. Toh yang penting dia masih bisa dekat dengan Paman dan Bibinya.

"Tapi sebelum kalian membawaku.. Apa anak itu, E maksudku putri angkat kalian mau menerima ku?" Entah mengapa Tissa merasa was was. Dia takut saja kalau putri angkat kedua orang tuanya tak bisa menerimanya.

"Sayang kamu tenang saja.. Kami sudah bicara kok sama dia. Kamu gak perlu khawatir.. Dia pasti akan menerima mu dengan baik.. Dan kalian bisa akur.." Aryani meyakinkan putrinya bahwa putri angkat mereka pasti akan menerima Tissa dengan baik.

"Syukurlah kalau memang anak itu bisa menerima Tissa. Jangan sampai Tissa kenapa-kenapa saat berada di sana.." Pesan Arifin kepada adiknya. Dia yang yang merawat Tissa selama ini dari bayi hingga sedewasa sekarang. Jelas dia tidak terima kalau Tissa sampai terluka. Baik luar atau dalamnya..

"Abang dan Mbak gak usah khawatir.. Tissa putri kandung kita. Tentu saja dia yang akan lebih kita sayangi.." Surya mengusap kepala sang putri yang tumbuh begitu cantik. Lebih cantik dari putri angkat mereka.

"Ya sudah kalau begitu kami pamit pulang dulu ya sayang.. Kamu siap-siap besok.." Surya dan Aryani pun akhirnya pulang.

Seperginya mereka, Tissa langsung pamit kepada Arifin dan Ayumi untuk istirahat ke kamarnya. Di dalam sana, Tissa meraih benda pipihnya mencoba menghubungi Joe. Tissa ingin memberitahukan pada pria itu bahwa dirinya tidak bisa pergi besok.

"Halo...

"Bisa kita tunda acaranya besok?

"Kenapa?

"Aku punya kepentingan mendadak. Bisakah kita tunda sampai beberapa hari kedepan?" Tak ada jawaban di seberang sana.

"Hal..

"Baiklah.. Kabari aku kalau sudah siap.." Tissa tersenyum, Joe ternyata pengertian juga.

Tanpa Tissa tahu kalau Joe tersenyum miring. Dia memegang ponselnya menatap riwayat panggilannya bersama Tissa tadi.

"Dua manusia tidak tahu diri itu pasti yang membuatmu membatalkan rencana ku.. Tapi tak apa, Aku akan tetap sabar menunggu. Tapi jangan sampai mereka menyakitimu sweet heart.. Jika itu terjadi, Lihat saja apa yang akan aku lakukan.." Mata Joe menajam. Pria itu seolah tahu sesuatu tentang Tissa dan seluruh keluarganya.

•

•

•

TBC