(Cerita dewasa🌶️)
Kisah ini, berawal dari kejadian di mana Silvia di kepun dan buru oleh keluarga besar seorang ketua Mafia, lalu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya....
Kemudian ia diberih kesempatan kedua untuk hidup kembali, merasuki tubuh seorang menantu yang tak diinginkan....
Mau tau kisah selanjutnya?
yuk...silahkan mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12¹
...Setelah rapat selesai, Silvia mendapatkan tepuk tangan meriah dari rekan-rekan kerja Tuan Antonio memenuhi ruang meeting. Usahanya berhasil menemukan solusi untuk masalah yang sedang mereka hadapi....
"Tuan Antonio, Anda sungguh beruntung memiliki menantu sepintar Silvia," ujar seorang rekan kerja memuji.
"Terima kasih," jawab Antonio singkat, matanya diam-diam tertuju pada Silvia.
...Mereka pun beranjak. Silvia dan Tuan Antonio berjalan kembali di lorong perusahaan dan masuk ke dalam lift. Di sana, Silvia larut dalam lamunan, bayangan Pedro, kakak tiri Carlos yang keji, terus menghantuinya karena telah membunuh suaminya....
"Silviana," panggil Antonio seraya menyentuh bahu Silviana.
"Eh, iya, Ayah mertua," jawab Silvia, tersentak dari lamunannya. Ia mendongakkan kepala menatap Tuan Antonio.
"Apa yang kamu inginkan sebagai hadiah?"
"Hadiah?"
...Silviana terlihat bingung dengan pertanyaan tiba-tiba itu. Padahal, ia merasa hanya melakukan tugasnya, dan hari ini juga bukan hari ulang tahunnya....
"Iya, hadiah sebagai ungkapan terima kasih karena telah menyelesaikan masalah hari ini."
...Silvia mengangguk mengerti, lalu segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Diam-diam, senyum licik terukir di sudut bibirnya. Namun, sedetik kemudian, ia kembali memasang wajah polos dan lugunya, lalu mendongak menatap ayah mertua yang juga merupakan ayah dari mendiang Kakaknya itu....
"Aku tidak mau apa-apa, Ayah mertua. Aku hanya ingin bekerja lebih giat lagi," jawab Silvia, menolak tawaran itu dengan halus namun tegas.
...Tuan Antonio tersenyum bangga, lalu mengusap rambut Silvia dengan gemas, sebuah kebiasaan yang sering dilakukannya. Dalam hati, Silvia merasa sangat tidak nyaman karena ia bukan lagi anak kecil, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa....
"Inilah yang Ayah suka darimu, Nak. Kamu sangat sederhana dan apa adanya. Ayah sangat bangga padamu. Sayang sekali Leon tidak bisa melihat ini," ujar Antonio.
Kenapa harus membawa-bawa nama pria bajingan itu? Menyebalkan! batin Silvia sambil memalingkan pandangannya ke arah lain, diam-diam memutar bola matanya dengan malas.
Ting!
...Pintu lift terbuka. Tuan Antonio dan Silvia melangkah keluar, menyusuri lorong perusahaan menuju tempat kerja masing-masing....
...🔥🔥🔥🔥🔥...
...(Di negara C)...
...Tepat di sebuah pantai, tampak seorang pria tinggi, kekar, dan tampan sedang asyik berenang menikmati ketenangan lautan luas dan indah di bawah terik matahari. Di tepi pantai, seorang wanita berkacamata hitam mengenakan bikini seksi berwarna biru laut tersenyum sambil menatap pria yang sedang berenang itu. Senyumnya mengembang setelah membaca pesan singkat di ponselnya....
"Kau pikir kau bisa merebutnya dariku? Tidak akan pernah, Silviana," gumam Tamara dengan senyum penuh kemenangan.
...Tak lama kemudian, Leon muncul dari laut, mengibaskan rambut basahnya ke belakang. Ia lalu mengusap wajahnya dan menatap ke arah Tamara....
"Sayang! Pakai sunscreen dulu!" seru Tamara sambil menunjuk botol sunscreen yang sedang dipegangnya.
...Leon mengangguk mengerti, keluar dari air, dan berjalan menghampiri Tamara. Tatapan Tamara tak lepas dari tubuh atletis Leon yang ideal. Perutnya dengan otot perut yang jelas, dada bidang yang dihiasi bulu halus, rahangnya yang kokoh, ditambah lagi siluet besar di balik celananya yang basah, membuat sesuatu di bagian bawah tubuh Tamara berdenyut....
"Sayang, kamu tidak mau berenang?" tanya Leon sambil meraih handuk yang diletakkan di atas pasir. Ia mengeringkan rambut dan wajahnya yang basah.
"Aku tidak mau berenang, sayang. Aku lebih suka menyelam ke dalam pelukanmu dan berkeringat bersama," jawab Tamara menggoda, mengedipkan sebelah matanya.
"Kau ini...."
...Leon tersenyum kecil mendengar jawaban Tamara yang absurd. Ini bukan pertama kalinya ia mendengar ucapan seperti itu, dan Tamara memang sering menggodanya dengan kata-kata yang bahkan lebih ekstrem. Namun, Leon memilih untuk mengabaikannya....
"Ayo kita makan dulu, aku lapar," ajak Leon sambil mengulurkan tangannya pada Tamara.
"Oke!" sahut Tamara riang, meraih tangan Leon.
...Bergandengan tangan, Leon dan Tamara berjalan menuju vila sambil tertawa bahagia. Ternyata, Leon kemarin terpaksa meninggalkan semua pekerjaannya demi membujuk Tamara yang sedang merajuk akibat ulah Silvia....
...Tamara memberikan dua pilihan kepada Leon: liburan atau memberinya anak saat itu juga. Dan Leon, tanpa ragu, memilih membawa Tamara berlibur ke negara impiannya. Tamara pun memilih negara C.......
...🔥🔥🔥🔥🔥...
...(Di negara X)...
...Malam harinya di sebuah hotel mewah di negara X, Pedro duduk di sofa hanya mengenakan jubah mandi. Ia sedang melakukan panggilan video dengan seseorang....
"Tuan, kami sudah melaksanakan perintah Anda. Makam Nyonya Silvia sudah kami bongkar dan otopsi telah dilakukan. Benar, itu adalah jenazah Nona Silvia," lapor orang kepercayaan Pedro melalui layar ponsel.
...Ya. Saking waspada dan tidak percaya, sepulang dari pertemuan, Pedro langsung memerintahkan orang kepercayaannya untuk membongkar makam Silvia saat itu juga....
Tut, tut, tut.
...Pedro langsung mematikan panggilan video itu. Ia bangkit dari sofa, menggenggam gelas berisi red wine, lalu berjalan menuju jendela hotel....
"Baguslah kalau wanita licik itu benar-benar mati. Itu berarti aku tidak perlu khawatir lagi," gumam Pedro sambil meneguk habis red wine di gelasnya.
"Tapi... siapa wanita itu? Ini pasti bukan kebetulan. Kembar? Tidak mungkin. Karena Silvia berasal dari negara A dan merupakan putri tunggal," gumam Pedro lagi, kini dengan nada berpikir.
...Rasa penasaran Pedro semakin kuat. Pikirannya dipenuhi tanda tanya. Bagaimana mungkin Silviana bisa sangat mirip dengan Silvia? Bukan hanya fisik, tapi juga kepintaran dan aura yang dipancarkan Silviana benar-benar sama persis seperti Silvia....
(Bersambung)
Please Author,
jangan sampai Silvia/Silviana disekap atau dilecehkan sama di Pedro Blekok...