NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4 Profesi Baru

Keesokan harinya Alvin bersekolah

lagi, sekolah yang baginya adalah tempat

bersantai. la nikmati statusnya sebagai

pelajar. Karena Alvin bisa bersekolah

disana dengan bantuan beasiswa, maka

sudah seharusnya Alvin belajar dengan

rajin.

Ini sudah menjadi prinsipnya sebelum

memutuskan untuk menerima beasiswa

tersebut, sebagai seorang laki-laki Alvin

awalnya sedikit menolak bersekolah di

SMA SANG JUARA, mengingat pekerjaan

sang bapak yang hanya tukang ojek, sudah

pasti akan kesulitan jika harus membiayai

dirinya di sekolah yang terkenal mahal itu.

Belum lagi adik perempuannya yang

juga harus masuk SMP di tahun sama,

maka mau tidak mau Alvin menerima

beasiswa tersebut. Karena hanya beasiswa dari SMA SANG JUARA yang menurut

Alvin paling masuk dalam prinsipnya.

Beberapa sekolah juga memiliki

program beasiswa, namun di sekolah lain

bisa memberikan beasiswa hanya karena

siswa tersebut miskin. Tidak seperti SANG

JUARA, dimana mereka hanya berani

memberi beasiswa pada siswa yang benar-

benar pintar dan kurang mampu, apabila

nilainya merosot, maka beasiswa tersebut

akan dicabut.

Hal inilah yang membuat Alvin

mau, karena ia merasa tertantang. Meski

sebenarnya kalau bisa ia ingin sekolah

dengan biayanya sendiri.

Bel istirahat berbunyi, lagi-lagi

Alvin tak pergi ke kantin, bukan karena

ia tak lapar, hanya saja ada lapar yang

harus ditahan, mengingat ia hanya

membawa uang saku sebesar 5 ribu. Jika ia

gunakan jajan saat ini, maka di istirahat

kedua nanti ia akan kelaparan.

"Kamu gak ke kantin Vin" ajak

Mingyu seperti kemarin, begitu

mendengar bel istirahat berbunyi.

"Kamu aja sana" usir Alvin.

"Kenapa sih? Gak bawa saku? Ayok lah

aku traktir beli roti, mumpung aku ada

saku lebih ini" ajak Mingyu.

"Udah kamu aja sana, aku pingin

tiduran aja" tolak Alvin seraya

merosotkan tubuhnya bersandar pada

meja yang ia gunakan sebagai tumpuan.

Gengsinya terlalu tinggi untuk menerima

sebuah traktiran.

"Ya udahlah kalau gitu" ucap Mingyu

pasrah kemudian berlalu.

Mingyu berlalu, Alvin mulai

berfikir. la memantapkan hati, bahwa

akan menerima tawaran dari pak haji

Maliki kemarin. Menjadi tukang sampah sepertinya bukan hal yang buruk.

Jika begitu, berarti Alvin harus

berpamitan pada pemilik toko terlebih

dahulu nanti, meski Alvin yakin jika

pemilik toko pasti akan mengijinkan,

mengingat kemarin memang sudah ada

orang baru yang membersamainya saat

markir.

Dengan dalih hanya markir saat

Alvin sekolah, namun kemarin orang

tersebut juga menemani Alvin saat

markir hingga malam, sehingga untuk

pendapatan Alvin sendiri saat malam

hari harus dibagi2 dengannya.

Belum lagi harus membayar uang

pangkal untuk preman setempat, hanya

10rb. Tapi itu nominal uang yang cukup

besar bagi Alvin. Alhasil Alvin hanya

membawa pulang sedikit uang untuk ia

berikan pada sang ibu.

Itu pun berhasil membuat sang ibu

marah-marah, sebab hanya sedikit uang

yang Alvin berikan. Jika sebelumnya

Alvin merasa takut dan sedih jika dimarahi oleh sang ibu, kali ini Alvin

menganggapnya biasa saja.

Sejak mengetahui fakta jika dirinya

hanyalah anak pungut, Alvin merasa

tidak terlalu takut dengan kemarahan

sang ibu, Alvin pun memutuskan untuk

tak bertanya maupun membahasnya. Ada

hal yang masih ia susun dalam pikirannya.

"Hei Alvin, kamu gak ke kantin

lagi?" tanya Arum sambil membawa

sekresek kecil gorengan yang ia beli di

kantin.

"Hehe enggak rum" jawab Alvin

sedikit salah tingkah.

"Hmmmn kenapa, setahuku di kamu

gak ada puasa Sunnah di hari Jumat kan?"

tanya Arum.

"Kamu tahu darimana rum?" ucap

Alvin balik bertanya.

" Yah kemarin yang kamu ngasih tau aku itu, aku cari-cari infolah, aku baca-baca soal puasa kamu, seingatku emang

gak ada puasa Sunnah di hari Jumat kan?"

jawab Arum, membuat Alvin salut.

"Lah kenapa kamu nyari-nyari info

soal puasaku rum?" tanya Alvin sedikit

heran.

"Yah biar gak kayak kemarin lah. Aku

kan secara gak langsung bikin kamu sebel,

kamunya puasa, aku malah enak enakan

makan di depanmu. Yang kayak gitu kan

gak baik vin" ujar Arum membuat

Alvin semakin kagum. la tak

menyangka jika teman barunya itu

memiliki rasa empati yang tinggi.

"Oalah, sebenarnya gpp sih rum.

Kamu kan gak tau, kalau sekarang emang

sengaja gak ke kantin sih, belum lapar

soalnya, nanti aja istirahat kedua baru

jajan" jawab Alvin seraya tersenyum

"Hmmmn kalau gitu ini loh kita makan

bareng, aku sengaja beli agak banyak buat dimakan bareng sama Sella, tuh anaknya

baru dateng" tawar Arum membuka

bungkus kresek berisi gorengan yang ia

bawa. Seraya menunjuk ke arah dimana

Sella tampak baru datang.

"Heiii udah beli gorengan rum?" tanya

Sella yang baru datang, kemudian disusul

oleh Mingyu di belakangnya.

"Wah pas banget ini, aku beli es, eh

disini ada gorengan" sahut Mingyu yang

ikut mendekat.

"Kalau es cuma satu yah buat kamu tok

dong Ming" ucap Arum bercanda.

"Tenang aja rum, aku beli 2 nih. Tapi

buat Alvin sih hehe" jawab Mingyu

seraya menyerahkan segelas es pada

Alvin.

"Wuuu dasar Mingyu" sahut Arum dan

Sella hampir barengan.

Alvin yang meski enggan, mau tak mau akhirnya ikut makan gorengan bersama, sadar akan sebuah pemberian.

Alvin hanya mengambil sebuah

singkong goreng sebagai pengganjal

perutnya, meski yang lain memaksa untuk

memakan lagi, Alvin menolak, ia cukup

tahu untuk tidak serakah.

Pemandangan yang indah bagi

Alvin, bisa melihat temannya bercanda

dan saling berbagi. Membuat dirinya

semakin termotivasi untuk harus bisa

segera bangkit dan memiliki penghasilan,

agar tak hanya menjadi penerima, tapi

juga pemberi untuk teman-temannya.

Pulang sekolah Alvin segera menuju

rumah haji Maliki, dengan berjalan kaki

seperti biasanya, Alvin berjalan dengan

semangat. Sebentar lagi ia akan memiliki

pekerjaan, yang bisa dibilang memiliki

penghasilan, yang lebih pasti daripada

hanya seorang juru parkir.

"Assalamualaikum umik, Abah malikinya ada?" tanya Alvin pada seorang wanita paruh baya, istri dari haji

Maliki.

"Waalaikumsalam Vinn, ada le.

Kamu duduk dulu aja ya, biar tak

panggilkan Abah dulu" jawab umik Hana.

"Enggeh mik" ucap Alvin menjawab

umik Hana yang kemudian berlalu.

Tak lama kemudian haji Maliki pun

keluar.

"Piye le?" tanya haji Maliki tanpa basa-

basi.

"Saya bersedia menjadi tukang

sampah di RW kita bah" jawab Alvin.

"Alhamdulillah, saya jadi gak perlu

nyari orang lagi kalau gini" ucap haji

Maliki.

"Tapi saya ingin mengajukan syarat

bah"

ucap Alvin membuat kening haji

Maliki mengerut.

"Syarat? Coba sebutin syarat kamu" tanya haji Maliki penasaran.

"Hmmm begini bah, karena saya juga

masih sekolah, jadi saya cuma bisa ambili

sampahnya itu di jam pagi setelah subuh

sekitar jam 4 lebih sampai jam 6 kurang,

itu kan gak mungkin selesai kalau keliling

kampung bah, jadi nanti saya lanjutkan

lagi sore harinya sepulang saya sekolah.

Dan saya pastikan bakal ambili sampahnya

setiap hari bah, Apakah boleh bah?" ujar

Alvin mengutarakan syarat yang ia

maksud, padahal hal itu lebih seperti

pertanyaan mengenai jam kerja.

"Oh boleh aja le, tenang saja. Kalaupun

kamu capek, kamu bisa ngambili

sampahnya 2 hari sekali. Jadi biar gak

terlalu capek kamunya" jawab haji Maliki.

"Wah mboten ah bah, nanti

sampahnya menggunung kalau gitu" elak

Alvin.

"Yasudah terserah kamu aja lah gimana enaknya le, oh ya karena kamu

udah Ngajukan syarat, saya juga ada syarat

yang harus kamu patuhi" ujar haji Maliki

was.

"Apa itu bah?" tanya Alvin

penasaran.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!