🌻Bijaklah dalam membaca. Novel ini mengandung unsur 21+🌻
Siapa yang mau mengalami kegagalan di hari pernikahan? Pasti tidak ada yang menginginkannya.
Niranida Alifia, hampir saja mengalaminya. Kekasihnya membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H.
Untunglah ada seorang pria yang mau menikah dengannya, dan acara pernikahan berjalan lancar. Tapi bagaimana jalan kisahnya kalau menikah bukan dengan pria pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi We, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12. Arka Wiratama
Di luar ruang kerja Arka,
Seorang wanita berdiri sambil bersandar di tembok, matanya terus menatap pintu yang tak kunjung terbuka setelah orang kepercayaan Arka tadi masuk. Apakah sesulit ini hanya untuk bertemu dengan Arka?
"Lama banget sih." gerutu wanita itu.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pintu itu terbuka dan menampakkan batang hidung Rey.
"Kenapa lama sekali? Apa orang menyebalkan itu sedang bertapa di dalam? Kamu tahu, kakiku sampai pegal-pegal karena berdiri terlalu lama." ujar Nira sambil mengangkat kakinya agar Rey tahu.
"Maaf, Nona. Itu,,,"
Aduh, bagaimana bicaranya ya? batin Rey yang merasa tak enak hati.
"Itu apa?" tanya Nira sambil mengerutkan keningnya.
"Tuan Arka sangat sibuk dan tidak mau diganggu." jelas Rey dengan perasaan tak enak hati pada istri tuannya itu.
Ya, Rey memang tahu kalau Arka telah menikah dengan wanita di depannya itu. Karena pada saat itu, dia juga menjadi saksi di pernikahan keduanya. Dan dari banyaknya orang di perusahaan milik Arka, hanya dia saja yang tahu.
Mata Nira membulat tak percaya karena dia ditolak mentah-mentah untuk bertemu dengan Arka yang berstatus sebagai suaminya.
"Belagu banget orang itu! Minggir!" Nira menyuruh Rey minggir karena menghalangi jalannya.
"Nona, tunggu dulu! Jangan nekat. Nanti aku yang akan terkena masalah." bujuk Rey yang melihat Nira hendak menyelonong masuk.
"Jangan takut! Aku yang akan menghadapinya. Kalau kamu dipecat, itu sudah menjadi nasibmu." ujar Nira dengan santainya sambil menepuk-nepuk pundak Rey. Dia tak tahu betapa jantung Rey seakan mau berhenti.
Brakk......!
Pintu kembali terbuka dengan agak keras. Nira berdiri tegak dengan wajah dibuat seseram mungkin. Kedua tangannya berada di pinggang, seakan sedang menantang pria tampan yang sedang duduk di meja kerja dengan wajah serius.
"Ada apa lagi, Rey? Aku sudah bilang,,,"
"Kalau kamu sibuk, tidak bisa diganggu?" Nira memotong ucapan Arka.
Arka yang mendengar suara yang tak asing baginya lalu mengangkat kepalanya dan menatap wanita itu. Sesaat mereka saling pandang.
Arka menaruh pulpen yang ia pegang dengan keras. Dia lalu menopang dagunya sambil terus menatap wanita yang nekat masuk ke ruangannya.
"Siapa yang menyuruhmu ke sini?" tanya Arka.
"Mama yang menyuruhku." jawab Nira dengan santainya.
"Ck! Jangan membawa-bawa nama Mama hanya karena ingin bertemu denganku." ujar Arka dengan sangat percaya dirinya.
Terdengar tawa yang sedikit mengejek dari mulut Nira.
"Ternyata kamu ini terlalu percaya diri sekali. Siapa juga yang mau bertemu denganmu? Kalau bukan karena Mama yang menyuruhku untuk mengantarkan makan siang ini, aku juga tidak akan pernah menginjakkan kakiku di sini." jelas Nira sambil menunjukkan makanan yang ia bawa.
Nira lalu berjalan menuju meja Arka dan menaruh makanan itu di sana. Dia meletakkan makanan itu dengan agak keras.
Memang siang ini setelah selesai belanja, mama Sovi mengajak Nira untuk makan di sebuah restoran sekalian memesan makanan. Tanpa Nira tahu, ternyata mama Sovi membeli makan siang untuk Arka dan menyuruh Nira mengantarkan makan siang ke kantor Arka. Ini dilakukan mama Sovi agar keduanya semakin dekat. Tadinya Nira menolak, tapi karena tak enak hati pada mama Sovi, dengan berat hati Nira mengiyakannya.
"Kau....." Arka menahan amarahnya karena istrinya itu ternyata berani sekali.
"Kenapa?" tanya Nira yang masih berdiri di depan meja kerja Arka sambil kedua tangan dilipat di dada.
Arka berdiri sambil menggebrak meja dan membuat Nira sedikit dibuat takut karena wajah Arka yang seram menurutnya.
"Beraninya kamu? Dasar tidak tahu terima kasih! Sudah untung aku mau menyelamatkan keluargamu dari gagalnya pernikahanmu. Tahu begini, aku tidak akan mau menikahimu!" ujar Arka sambil menatap tajam Nira.
Nira tak mau kalah, dia juga ikut menggebrak meja. Dan kini mereka saling tatap.
"Apa kamu pikir aku juga mau menikah denganmu? Lebih baik aku menanggung malu karena pernikahanku batal dari pada dinikahi olehmu!" balas Nira tak mau kalah. Dan, terjadilah perdebatan sengit antara keduanya.
Rey yang melihat itu, di dalam hatinya bersorak ria dan memberikan applause untuk Nira. Baru kali ini dia melihat ada wanita yang berani dengan atasannya itu.
Sosok inilah yang memang sangat cocok menjadi pendamping dari seorang Arka Wiratama. Pria sukses, dengan segudang prestasi, wajah yang tampan, mapan, disegani banyak orang. Tapi sayangnya, mempunyai sifat yang dingin dan juga galak.
Banyak wanita yang mendambakan seorang Arka, tapi tak ada satu pun yang bisa meluluhkan hati Arka. Mungkin karena sebuah masa lalu yang kelam, membuat Arka menutup hatinya rapat-rapat. Tapi kali ini, Rey tak mengira bahwa Arka secara tiba-tiba menikahi seorang wanita yang tidak dikenalnya sama sekali.
Rey masih melihat sepasang suami istri yang saling tatap itu.
"Ck, sekarang saling membenci, tapi nanti juga akan cinta mati. Aku yakin itu!" ucapnya lirih.
"Ehem....." Rey berdeham agar sepasang suami istri itu menyudahi perang tatapnya. Karena dia juga lelah harus berdiri lama di sana.
Secara bersamaan, Arka dan Nira mengalihkan tatapannya pada Rey yang telah mengganggu mereka. Rey dibuat ngeri oleh keduanya. Sungguh pasangan yang serasi menurut, Rey.
kl dah begini byk x syaratnya....😞
but...ttp Semangat!!!
nyimak ya 🤝☺️💪
kasihan GEO ya ...
gmna nanti klo Arka tau klo Nira adlh adiknya Livia