Dinda Ayudia meida(Dinda),dua bersaudara berasal dari keluarga sederhana,ayahnya seorang PNS dan ibunya seorang ibu rumah tangga tapi cukup untuk mendidik kedua anaknya.
lalu apa yang membuat Dinda tersisihkan?
hai ini cerita pertamaku semoga kalian suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mie Atah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. AYT
Ke istimewaan bulan Ramadhan bukan hanya satu tahun sekali datang nya tapi juga bulan diturunkannya Al-Qur'an, dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka, serta dilipatgandakannya pahala setiap amal kebaikan. Bulan ini juga menjadi waktu yang istimewa untuk memohon ampunan, memperbanyak doa, bersedekah, dan meneguhkan hubungan dengan Allah melalui ibadah seperti puasa, salat tarawih, dan tadarus Al-Qur'an.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allahu akbar walillaahil hamd."
sura takbiran menggema di seluruh desa bukan hanya desa ku saja tapi gema takbiran juga terdengar dari desa tetangga.
Betapa gembiranya seluruh umat Islam menyambut hari raya idul Fitri.
sanak saudar yang jauh merantau semua memutuskan pulang untuk merayakan hari raya idul Fitri termasuk paman ku yang dari Bogor pun tahun ini pulang.
dua hari sebelum lebaran,semua menyambut kedatangannya apalagi emak kolot yang begitu senang melihat paman Ari
Bertahun tahun tidak pulang sekalinya pulang bawa istri dan anak.
Dari jarak satu kilo meter sudah tercium bau Jakartanya hehehe
Aku hanya bersalaman tidak ngobrol apalagi cipika cipiki sebab aku tidak kenal dengan pamanku yang satu ini sangking gak pernah pulang.
Aku bersiap gamis yang semalam sudah ku setrika aku pakai.
Begitu pun ayah dan ibu kami sudah rapih menenteng sajadah untuk melaksanakan sholat idul Fitri di satu satunya lapangan milik desa.
Aku dan ibu memutuskan memakai mukenah atasan nya langsung karena tidak mau ribet kalau harus memakai jilbab lagi,belum nanti kalau batal terus mau wudhu.
Kami berjalan menuju lapangan desa bertemu dengan sanak saudara dan para tetangga yang juga ingin melaksanakan sholat idul Fitri.
Bersalaman saling memaafkan tradisi idul Fitri padahal saling memaaf kan itu harus kita lakukan di bulan bulan biasa nya juga,tapi karena tradisi kita orang Indonesia ya begitu.
Sampai di lapangan sudah terlihat ramai orang orang,ayah terus berjalan di pinggiran lapangan untuk maju kedepan sebab saf laki laki di bagian depan.
Aku dan ibu segera menggelar karung bersih yang kami bawa untuk alas utama,ku simpan sandal aku dan ibu kedalam pelastik yang tadi aku bawa setelah karung selesai di gelar baru kami gelar sajadah di atasnya.
Allahuakbar Allahuakbar
Aku ikut bertakbir, ada getaran yang tiba tiba melanda hatiku.
Aku bersyukur kepada Allah atas semua nikmat yang allaah berikan kepadaku , terutama nikmat sehat dan iman sehingga aku masih bisa melaksanakan sholat idul Fitri di tahun ini dan aku masih merasakan getasa atas kekuasaan allaah.
tidak lama terdengar suara MC yang mengucap salam lalu membacakan pendapat an zakat yang di terima dari Muzaki dan di berikan kepada orang yang sudah di tentukan siapa saja yang boleh menerima zakat fitrah.
Aku mendengarkan dengan seksama
Semakin terkagum aku dengan bagaimana islam mengatur sedemikian rupa ibadah yang harus kita lakukan salah satunya zakat
Zakat adalah ibadah wajib dalam Islam, yaitu mengeluarkan sebagian harta tertentu yang sudah mencapai syarat (nisab & haul) untuk disucikan dan disalurkan kepada 8 golongan penerima (asnaf) yang berhak, seperti fakir, miskin, amil, mualaf, budak (riqab), orang berhutang (gharimin), pejuang di jalan Allah (fisabilillah), dan musafir (ibnu sabil), demi membersihkan harta, mensucikan diri, serta mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan umat.
Banyak sekali dari saudara kita yang tidak mampu terbantu dari zakat tersebut.
Dilanjutkan dengan sang khotin maju untuk menyampaikan pesan keagamaan, mengingatkan jemaah tentang ketakwaan, dan biasanya ada dua khotbah yang disampaikan setelah salat Idul Fitri, tidak seperti salat Jumat yang selalu di lakukan sebelum salat.
Sekitar setengah jam ustad Hadi menyampaikan pesan pesannya tadi sholat idul Fitri siap di mulai,masing dengan ustadz hadi sebagai imam nya.
Allahuakbar 7 kali
Suara takbir menggema dalam keheningan alah,pernahkah kalian perhatikan saat hari raya idul Fitri alam pun seperti ikut merasakan ke hidmatan nya juga seolah olah mereka juga menyambut hari raya yang suci ini.
Assalamualaikum warohmatullah
Assalamualaikum warahmatullah
Alhamdulillahi Robbil ' alamiin
Dia langsung di baca oleh ustadz hadi
Setelah doa selesai kami semua berbaris rapih mengikuti bentuk lapangan
Sambil suara takbir terus di senandungkan
Di mulai dari ustadz hadi bersalaman dengan seluruh warga dilanjut dengan barusan yang lain terus sampai selesai,ada yang sudah menangis berpelukan ,yang mahrom ya.
Tradisi kami memang begitu setelah sholat idul Fitri kami akan bersalaman secara mengeliling.
aku sudah tidak bisa menahan haru yang tersaji di depan mataku.
Hik hik Allahuakbar Allahuakbar laaillaah illallaahu wallaahu Akbar.
Selesai semua acara salam salaman oara warga pulang kerumah masing masing.
Begitu pun aku ibu dan ayah
Sampai dirumah ayah dan ibu duduk di atas kursi di ruang tamu untuk melakukan salaman secara keluarga.
Pertama ibu yang sungkem kepada ayah
Dalam usak tangisnya ibu meminta maaf kepada ayah
" hik hik hik maafin ibu ya yah ibu banyak salah selalu melawan tidak pernah bersyukur atas apa yang sudah ayah berikan pada ibu " kata ibu masih dalam keadaan sungkem sambil mencium kedua tangan ayah.
Setelah selesai mereka berpelukan lalu cipika cipiki.
Aku tersenyum melihatnya walau tadi sempat sedih saat mendengar permintaan maaf an ibu tapi ini momen yang sangat langka dan terjadi hanya satu tahun sekali.
ibu duduk disebelah ayah sekarang giliran aku maju.
pertama aku cium tangan ayah " hik hik ayah maafin Dinda yang selalu nyusahin ayah kadang suka melawan sama ayah " kata ku sambil tersedu melintas semua perilaku nakal ku dulu dan sekarang seperti kaset kusut.
Selesai dengan ayah ku lanjutkan sungkem pada ibu masih dengan kata kata yang sama tapi entah kenapa kalau sama ibu sedihnya lebih mendalam sebab ibu pun meminta maaf padaku
" maafin ibu ya Din ibu belum bisa ngasih yang terbaik sama kamu ibu hanya bisa mendoakan kebaikan dunia akhirat kamu" kata ibu
Grep
tangis yang coba ku tahan sekarang pecah seketika,ibu memeluk ku erat seperti sedang membagi beban denganku.
Setelah sungkeman selesai kami teruskan untuk sarapan yang sudah tersedia di meja makan,ada ketupat,rendang,capcai
Komplit pokonya ada juga olahan daging yang campur aduk aku tandai pasti itu dari tengga tetangga.
kalau kalian bertanya kenapa ayah tidak minta maaf
Ya begitulah ayah aku tidak pernah mendengar ayah meminta maaf atau mengucapkan kata maaf.
Entah karena gengsi atau malu aku tidak mengerti tapi aku selalu memperhatikan itu,bahkan saat hari yang penuh maaf ini pun ayah enggan mengucapkan kata maaf baik kepada anaknya apalagi ibu sebagai teman hidupnya.
" jangan dulu di cuci din biarin aja dulu kita kerumah emak kolot dulu " kata ibu setelah selesai sarapan
" ia Bu " kata ku berlalu kekamar mengambil tas dan memakai jilbab segi empat,sederhana makeup pun setipis mungkin.
" ayo Bu " kataku saat keluar dari kamar
kami berjalan beriringan setiap bertemu dengan tetangga di jalan kami berhenti bersalaman dan saling meminta maaf.
Rumah ku dan rumah nenek tidak terlalu jauh karena masih satu desa hanya melewati beberapa rumah tapi lumayan cape kalau yang tidak biasa karena jalanan yang menanjak.
Sengaja kami tidak menggunakan motor guna setiap bertemu tetangga bisa berhenti untuk bersalaman
Rumah nenek ku sederhana masih terbuat dari bata dan papan,separuh bagian bawahnya bata bagian atasnya papan lantai nya pun masih semen tapi mulus sekali,bukan semen yang kasar.
" assalamualaikum " ucapku dan ibu berbarengan
" waalaikumsalam " jawaban dari dalam sudah ramai dengan sanak saudara ditambah ada paman ku yang dari Bogor
aku bersalaman dengan semua orang,orang pertama yang aku tuju yaitu emak kolot/ nenek,kucium tangan Mak kolot dengan tadzim.
emak kolot mengusap kepala ku
" cantiknya cucu emak " katanya sambil tersenyum dengan wajah yang sudah keriput
Ku usap tangannya yang masih di genggaman tanganku
setelah bersalaman dengan semua orang kami duduk bercengkrama sambil menikmati kue yang sudah di sediakan.
" ayo baris siapa yang mau THR" kata paman Ari sambil mengibas ngibas kan beberapa amplop di tangannya
SAYA
Jawab kami serentak
Kami menurut berbaris dari yang termuda dulu sampai ke yang tua.
semua terlihat sumringah sudah mendapatkan THR yang lumayan lah isinya bisa buat beli bakso😁
" Din sudah siap semua barang bawaan nya " tanya paman Ari padaku tiba tiba
Aku bengong tidak maksud apa yang paman Ari katakan barusan
Aku menatap ibu dan ayah ku
" maksud paman apa " tanyaku akhirnya
" loh bukannya kamu mau ikut paman ke Bogor,lebaran ke-3 paman sudah harus balik lagi " kata nya menjelaskan dan paman ku pun melihat ke arah kedua orang tuaku
" ia Din kamu ikut paman Ari aja dulu ke Bogor sambil nyari kerjaan siapa tau disana bisa kuliah sambil kerja " kata ayah tanpa ragu sedikitpun
" tapi yah Dinda kan sudah daftar kuliah disini tinggal nunggu pengumuman aja " kataku hampir menangis tapi aku tahan sebab disini bukan tempat untuk menangis
aku menatap ibu dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata
Ibu mengusap bahu ku dan memalingkan wajahnya mungkin ia pun tak kuasa melihatku.
***************************
Waktu Dzuhur sudah tiba
Terdengar adzan dari masjid desa
kami sudah dirumah setelah tadi pembicaraan sedikit menegang kami putuskan untuk pulang
Aku segera menuju kamar mandi untuk berwudhu
Menggelar sajadah dan langsung melaksanakan sholat Dzuhur
Assalamu'alaikum warahmatullah
Assalamualaikum warohmatullah
Dadaku berdebar tidak karuan fikiran aku tidak tenang aku ber istighfar meminta ketenangan dari Allah
Setelah berdizir dan berdoa ku lipat kembali mukena dengan rapih ku taruh di atas meja pinggir tempat tidur
Aku segera keluar ingin langsung melanjutkan pembicaraan yang tadi sempat tertunda.
Terdengar suara televisi sedang menyiarkan berita seputar IdulFitri
Aku duduk bersebrangan dengan ayah
" ayah,maksud ayah apa " tanyaku tak sabaran
" ayah semalam pulang dari masjid mampir dulu ke rumah Mak kolot buat ketemu paman Ari,ayah mau nitipin kamu agar di ajak kebogor tinggal bersama paman Ari terus minat tolong juga buat nyariin kerjaan buat kamu " kata ayah menjawab tanpa ragu tanpa memperhatikan raut wajahku yang sudah mendung
" tapi kan ayah tau Dinda sudah daftar kuliah tinggal nunggu pengumuman nya aja " kata ku hampir menangis
" coba aja dulu Din,siapa tau rezeki kamu ada disana,sambil nunggu pengumuman,kalau pengumuman sudah keluar dan kamu di nyatakan lulus baru pulang " kata ayah
" kenapa gak nunggu sampai Dinda pengumuman yah kan lebih enak " kata ku masih bernegosiasi pada ayah sebab aku sangat tidak terima dengan apa yang di lakukan ayah tanpa persetujuan dari ku dulu
" mumpung ada paman yang pulang Din sekalian kamu ikut sebab kalau kamu berangkat sendiri ayah gak bakalan tenang,lagian paman kamu kan sudah banyak pengalaman kerja di kota orang, banyak juga yang kenal dengan paman Ari,dengan pangkatnya yang sekarang siapa tau kamu disana cepat dapet kerjaan ,setelah dapet kerjaan baru kamu daftar si kampus yang kamu mau nanti disana " kata ayah panjang lebar sambil sesekali memperhatikan hp nya
Trrriiiinnng
Hp ayah berbunyi tanda ada panggilan masuk
" assalamualaikum" suara berat di seberang sana terdengar mengucapkan salam
Aku duka itu pasti bang Danu
" waalaikumsalam" jawab ayah dengan wajah yang sumringah
obrolan mengalir antara ayah dan bang Danu aku masih menunggu ingin di selesaikan sekarang juga obrolan yang tadi terputus,
Akupun mengobrol sebentar dengan bang Danu,beliau menanyakan seputar kelulusan ku bagaimana,mau lanjut kuliah beneran apa engga
Aku jawab SE adanya sebab suasana hati ku sedang tidak baik baik saja
Setelah menunggu hampir satu jam
ayah menatapku
" coba dulu din ,ini ayah kasih uang jajan selama disana" kata ayah sambil mengeluarkan uang sebesar dua juta perkiraan ku.
Ibu datang dan duduk di samping ayah,aku menatap ibu sambil memperlihatkan raut wajahku meminta tolong pada ibu
Ibu hanya menggeleng kan kepala tanda ibu pun tidak bisa berbuat apa apa
Beye beye bab yg ini lebih panjang ya
Tapi jangan bosen untuk membaca terimakasih banyak