Natalie terpaksa bekerja pada Ares demi memenuhi kebutuhan ekonominya, termasuk bekerja di club malam dan kemudian menjadi asisten pribadinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Garis Operasional dan Janji Akhir
🌙 Pukul 02:00 Dini Hari: Rekonstruksi di Penthouse
Udara di penthouse mewah terasa setajam pecahan kaca, dingin dan berbahaya. Sekilas, segalanya tampak normal. Petrov, sang pengkhianat, sudah diamankan. 'Buku Merah' yang berisi rahasia tergelap organisasi telah dimanfaatkan sepenuhnya untuk membersihkan jalur mereka. Ancaman telah diatasi.
Ares berdiri di ruang kerjanya, menatap pemandangan kota yang basah oleh hujan dini hari. Tangan kanannya terasa kosong tanpa senjata, tetapi ketegangan yang ia rasakan lebih berat daripada memegang senapan serbu. Di sofa kulit mewah, Natalie duduk tegak, lututnya yang baru selesai diurus tim medis dibalut perban minimalis.
Ruangan itu terasa dingin, bukan karena suhu, melainkan karena kebisuan yang mematikan di antara mereka.
"Kita tidak bisa melanjutkan ini," kata Natalie, memecah keheningan yang panjang dan menyiksa.
Ares tidak berbalik. Ia tahu apa yang akan datang, dan ia pantas menerimanya.
"Kau bilang cinta adalah kekuatan," lanjut Natalie, suaranya tenang tapi mengandung kekuatan menghancurkan. "Tapi cintamu adalah jebakan bagiku, Ares. Itu membuatmu tidak logis. Itu membuatmu mengabaikan semua protokol keamanan yang sudah kita susun, dan hampir membuatku terbunuh."
Ares menundukkan kepalanya, mengakui kebenaran yang pahit itu. "Kau benar. Aku melihatmu dalam bahaya, dan aku gagal sebagai komandan," suaranya serak. "Aku membiarkan rasa takutku mengendalikan komunikasi di saat krusial. Aku memotong sinyalmu."
Natalie bangkit dari sofa, mengabaikan sakit di kakinya, dan berjalan dua langkah mendekati Ares. "Ini harus diakhiri, Ares. Entah hubungan ini berakhir malam ini juga, atau kita menetapkan aturan yang tidak bisa dilanggar. Aturan yang kebal, bahkan terhadap ketakutanmu."
⚖️ Garis Batas Operasional (The Reckoning)
Ares akhirnya berbalik. Matanya penuh dengan penyesalan, tetapi di dalamnya ada api tekad yang menyala.
"Aku mencintaimu, Natalie. Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu," kata Ares, berjalan ke Natalie dan berhenti tepat di hadapannya. "Tapi kau benar. Aku gagal menghormati garis batas. Aku gagal menghormati Bayangan-ku. Kita akan membuat garis batas yang tidak bisa dilanggar oleh siapa pun, bahkan oleh diriku sendiri."
Mereka tidak lagi bertengkar. Mereka menghabiskan sisa malam itu, dengan laptop dan tablet, bukan untuk menyusun strategi militer, melainkan untuk menyusun kontrak profesional dan pribadi yang paling penting dalam hidup mereka—Garis Batas Operasional.
Ares memanggil tim legal ke ruang kerja, memaksa mereka bekerja di tengah malam untuk memastikan setiap poin legalitasnya jelas, meskipun Natalie tahu ini adalah kontrak yang didasari jiwa, bukan hukum.
Poin-Poin Inti Garis Batas Operasional:
1. Kendali Penuh di Lapangan (Operasional):
Klausul Mutlak: Dalam operasi apa pun yang dirancang, direncanakan, atau diinisiasi oleh Natalie, kendali operasional penuh dan terakhir ada di tangannya.
Intervensi Ares: Jika Ares mencoba mengintervensi atau mengubah sinyal atau perintah Natalie di lapangan tanpa persetujuan eksplisit, Natalie berhak menarik diri dari misi, tanpa konsekuensi pribadi, profesional, atau finansial.
Pengamanan Komunikasi: Semua jalur komunikasi Natalie harus dienkripsi secara independen, dan hanya bisa diputus oleh kode akses darurat yang hanya diketahui Natalie.
2. Transparansi Kelemahan (Emosional):
Pengakuan Terbuka: Ares harus secara terbuka mengakui dan mengukur tingkat ketakutannya sebelum misi dimulai. Ini harus dicatat dan diverifikasi oleh psikolog operasional mereka.
Hak Veto Natalie: Jika ketakutan Ares dinilai terlalu besar—mengancam objektivitasnya—misi dibatalkan, atau Natalie berhak menolak berpartisipasi tanpa pertanyaan. Ini adalah cara untuk memastikan keputusan didasarkan pada logika, bukan emosi yang tertekan.
3. Bayangan Bukan Objek (Pribadi):
Perlakuan Setara: Natalie harus diperlakukan sebagai Bayangan yang setara, bukan sebagai aset yang rapuh, mudah hancur, atau properti pribadi.
Keputusan Bersama: Setiap keputusan yang melibatkan risiko tinggi mengenai keselamatan Natalie harus didiskusikan, dianalisis, dan disetujui bersama, bukan dikeluarkan sebagai perintah dari komandan (Tuan).
4. Hukuman Pelanggaran (Konsekuensi Kekuasaan):
Kompensasi Aset: Jika Ares melanggar Garis Batas Operasional lagi, Natalie berhak meminta aset yang signifikan—baik finansial, properti, atau saham perusahaan yang tidak dapat disentuh oleh Ares—sebagai "kompensasi" atas pelanggaran kepercayaan. Aset ini akan memperkuat status independen dan kekuasaan Natalie dalam kerajaan mereka.
✍️ Penandatanganan Kontrak Jiwa
Ares menyelesaikan tinjauan terakhir dokumen itu. Setiap klausul adalah pengakuan atas kegagalannya dan penghormatan atas kekuatan Natalie.
"Aku akan menandatanganinya," kata Ares, mengambil pena dan menandatangani dokumen yang mereka susun itu. Tanda tangannya kuat, tanpa keraguan.
"Aku berjanji, Natalie," suaranya lembut, penuh janji. "Aku akan menjadi suamimu, kekasihmu, dan Bayanganmu yang setia. Tapi aku tidak akan pernah lagi menjadi Tuan dari kebebasanmu."
Natalie mengambil dokumen itu. Ini bukanlah kontrak hukum semata. Ini adalah kontrak jiwa mereka, perjanjian yang menegaskan bahwa cinta tidak boleh mengalahkan kehormatan dan kebebasan.
Dia menandatanganinya, menyegel perjanjian.
"Aku mencintaimu, Ares," kata Natalie, menatap matanya. "Tapi jika kau melanggarnya, aku akan mengambil seluruh kerajaanku dan membangun yang baru di sebelahmu. Dan aku tidak akan pernah kembali ke dalam bayanganmu."
Ares tahu dia serius. Dan yang lebih penting, dia tahu bahwa dia pantas mendapatkan hukuman itu jika dia gagal.
🌅 Kedamaian dan Otonomi Baru
Mereka kembali ke kamar tidur saat fajar menyingsing. Mereka tidak lagi berbicara tentang Petrov, bahaya yang mereka hadapi, atau 'Buku Merah'. Mereka berbicara tentang Rima yang aman, dan bagaimana mereka akan membangun kerajaan baru mereka, bersama-sama.
Mereka berpelukan. Kali ini, sentuhan Ares tidak didominasi oleh keinginan untuk mengontrol, tetapi oleh rasa hormat, kepercayaan, dan pemujaan yang mendalam. Mereka telah melalui api cemburu, kegagalan komunikasi, dan konflik kekuasaan, dan keluar sebagai pasangan yang lebih kuat, terikat oleh perjanjian suci yang menempatkan kesetaraan di atas segalanya.
Natalie kini tidak hanya aman; dia adalah pemilik kekuasaannya sendiri. Dan Ares akhirnya belajar bahwa cinta sejati bukanlah tentang mengendalikan orang yang dicintai agar tetap aman, melainkan tentang mempercayai kekuatan orang yang dicintai untuk menjaga diri mereka sendiri.