Cindi seorang gadis cantik yang dikagumi oleh banyak kaum adam.namun tak seorangpun yang bisa melelehkan hatinya yang dingin...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak'e Dirayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab#12
Elfa baru menutup panggilannya pada Cindi, namun tanpa ia sadari, ternyata Rafa yang baru selesai mandi dan baru selesai memakai seragam sekolahnya mendengar obrolan Elfa pada Cindi.
Rafa langsung merebut ponselnya yang masih digenggam Elfa dengan kasar.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Rafa marah.
Elfa yang terkejut saat Rafa merebut ponselnya seperti kehilangan kata-kata.
"Raf...aku.." ucap Elfa gugup.
"Kamu tau apa yang kamu lakukan barusan?kelakuanmu barusan membuatmu tidak terlihat manis lagi" Rafa langsung meninggalkan Elfa sendiri dikamar Rafa.
Sedangkan Elfa terisak dikamar Rafa,
Tadinya dia ingin meminta Rafa untuk izin dari sekolahnya, dan mengajak Rafa untuk berjalan-jalan, karna itu Elfa terlebih dahulu ingin mengabari seseorang yang katanya membuat Rafa jatuh cinta.
Demi apapun, Elfa benar-benar tidak rela melepas Rafa untuk orang lain. Dia yang sudah bersahabat sejak kecil, tapi kenapa Rafa bisa jatuh cinta pada seseorang yang baru saja dia kenal.
cindi...cindi...cindi...kuharap kamu nggak salah faham. gumam Rafa dalam hati.
Rafa langsung menstarter motornya, karna dia ingat bahwa Cindi tidak mau dijemput dengan mobilnya. dan ia langsung menuju rumah Cindi.
Tok...tok...tok...
Rafa mengetuk puntu rumah Cindi.
"Iya...?" Minah membuka pintu.
"Bi...Cindi nya ada?" tanya Rafa begitu pintu terbuka.
"Nona Cindi sudah berangkat dari tadi den" jawab bik Minah.
"Oh...ya udah...makasih bik...saya pamit" ucap Rafa dan langsung bergegas pergi menuju sekolahnya.
Disepanjang jalan, Rafa melihat sekeliling dan berharap menemukan Cindi, namun hasilnya nihil. Rafa tidak melihat Cindi sampai kesekolah.
Setibanya di sekolah, Rafa menghubungi telfon Cindi berkali-kali, namun tidak diangkat. Sampai diruang kelas, Rafa malah mendengar ponsel Cindi berbunyi diatas meja, tapi sang empunya ponsel tidak ada disana.
Rafa bingung mencari Cindi, dia mencari Cindi dikantin, toilet,dan disudut-sudut sekolah pun tidak menemukan gadis itu.
*cindi...kamu dimana sih...*ucap Rafa dalam hati sambil mengusap wajahnya dengan gusar.
Bel sekolah berbunyi, tanda akan dimulai pelajaran. Rafa yang masih berdiri didepan pintu kelasnya bingung mencari Cindi, namun dalam sekejap merasa tenang karna melihat sosok Cindi datang dari arah perpustakaan.
"Cin..."panggil Rafa.
Cindipun tersenyum dingin.
"Dari mana?"sambung Rafa mengikuti langkah Cindi menuju kelasnya.
"Dari perpus...tadi lupa nggak bawa buku, jadi pinjam diperpus" jelasnya.
"Soal tadi pagi..." Rafa berniat menjelaskan keadaan tadi pagi tapi Cindi seperti tidak tertarik.
"Raf...aku tau maksud mu...aku baik-baik saja...aku sudah terbiasa" jawab Cindi tersenyum getir.
Rafa menghela nafas.
"Cin..."
Belum sampai Rafa menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba seorang Guru datang dan memulai pelajaran.
Bel pulang sekolah berbunyi...
Cindi sudah membereskan buku dan tasnya kemudian hendak keluar. Tapi saat melewati rafa tangan Cindi tiba-tiba ditariknya sampai membuat Cindi terjatuh dipangkuan Rafa.
Deg...
Serasa jantung Cindi mau loncat. Tidak pernah dia merasakan jantungnya berdetak tidak beraturan seperti ini.
"Kamu marah?" bisik Rafa di telinga Cindi,membuat Cindi merinding.
Cindi hanya menggelengkan kepalanya.
"Kenapa mendiamkanku?" sambungnya lagi.
"Raf...lepaskan aku" ucap Cindi sambil berusaha melepaskan tangannya yang dipegang erat oleh Rafa.
"Tidak...jika aku melepasmu,aku takut akan kehilangan dirimu"
Cindi mengabaikan ucapan Rafa dan masih berusaha melepaskan diri.
"jangan bergerak...jika kamu bergerak lagi aku cium kamu" ancam Rafa sambil memeluk Cindi yang ada dipangkuannya dari belakang.
Jantung Cindi bertambah tidak karuan. Cindi langsung diam karna takut dicium oleh Rafa.
"Sebentar...biarkan aku memelukmu sebentar saja..." bisik Rafa sambil menciumi aroma Cindi, Rafa merasa tenang dengang posisi itu. Cindi bisa merasakan detak jantung Rafa dari punggungnya, dan sepertinya Rafa juga bisa mendengarkan detak jantungnya.
5 menit...
10 menit...
15 menit...
Cindi mulai pegal dengan posisinya.
"Raf...bisa lepasin aku?" bujuk Cindi.
"Mmm...sebentar lagi" jawab Rafa manja.
"Raf...aku capek" ucap Cindi membalikan tubuhnya. kini Cindi menghadap Rafa.
"Ok..." jawab Rafa langsung melepas tangannya,
Namun saat Cindi akan beranjak, tiba-tiba Rafa menarik tengkuk Dindi dan mengecup bibir tipisnya. Dan seperti ketagihan, Rafa kembali mencium bibir Cindi seperti tidak ingin melepasnya. Dia mencium,menggigit dan ******* habis bibir Cindi.
Cindi yang hampir kehabisan nafasnya, melepaskan ciumannya namun kening mereka masih beradu.
"eh..." Cindi kaget ada benda keras yang menyentuh pahanya.
Rafa tersenyum melihat ekspresi Cindi, wajahnya memerah.
"Maaf aku sudah menahannya...tapi dia tetap nakal" bisik Rafa.
Sontak wajah Cindi semakin merah memanas. Dan segera berdiri kemudian lari keluar meninggalkan Rafa.
Sedangkan Rafa terkekeh geli melihat Cindi yang lari terbirit-birit.
Astaga...
Rasanya Rafa semakin gemas dengan gadis ini...
happy reding semua...
mohon kritik dan sarannya ya...
jangan lupa dilike
terimakasih♡♡♡
Syarat dan ketentuan:
Sudah tamat dan Penulis belum di kontrak/sedang tidak terikat kontrak dengan penerbit manapun.
Jenis naskah yang dicari:
1. Novel;
2. Kumpulan Puisi;
3. Kumpulan Cerpen;
4. Naskah non Fiksi, dll.
Jika bersedia harap segera menghubungi saya via DM instagram (@dwafril) atau laman chat yang tersedia pada platform ini.
AE Publishing Cab. Gresik
*paling lambat 15 Agustus 2023
safana jangaan mau dibatain tuntut terus seenak nya aja, kan dari awal safana sudah menolak,eh si brengseknya nya malah maksa dihh