NovelToon NovelToon
Bunga Kering Vs. Narsistik Gila

Bunga Kering Vs. Narsistik Gila

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pembaca Pikiran / Pelakor jahat
Popularitas:783
Nilai: 5
Nama Author: Tri Harjanti

Jarang merasakan sentuhan kasih sayang dari suami yang diandalkan, membuat Mala mulai menyadari ada yang tidak beres dengan pernikahannya. Perselingkuhan, penghinaan, dan pernah berada di tepi jurang kematian membuat Mala sadar bahwa selama ini dia bucin tolol. Lambat laun Mala berusaha melepas ketergantungannya pada suami.
Sayangnya melepas ikatan dengan suami NPD tidak semudah membalik telapak tangan. Ada banyak konflik dan drama yang harus dihadapi. Walaupun tertatih, Mala si wanita tangguh berusaha meramu kembali kekuatan mental yang hancur berkeping-keping.
Tidak percaya lagi pada cinta dan muak dengan lelaki, tetapi jauh di dasar hatinya masih mengharapkan ada cinta tulus yang kelak melindungi dan menghargai keberadaannya di dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Harjanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengubah Penampilan

Mengacak-acak laci lemari, Mala menemukan sesuatu. Milik Bram karena Mala lama tidak melakukannya. Menyemir rambut, guna menutupi uban. Pernah ada yang bilang, “Biarkan ubanmu bertumbuh secara alami, jangan tutupi … jangan memudakan penampilan … itu sama saja dengan menipu!”

Omong kosong! Lantas bagaimana jika sepasang suami istri satunya terlihat tua dan satunya terus ingin muda … lama-lama terjadi kesenjangan penampilan.

Mala mengabaikan suara-suara kakak sepupunya yang mengajarkan jangan memudakan penampilan.

“Kali ini aku membutuhkannya!” ujar Mala antusias.

Mengabaikan suara ketukan di pintu, mengabaikan teriakan Mia yang merengek meminta makanan.

Sudah kusiapkan semua di meja, di kulkas juga penuh makanan. Sudah seharusnya Mia belajar melakukan mengambil makanan sendiri atau … kedua kakak itu tergerak membantu Mia dan tidak mengandalkan sang Mamah, bukan?

Belajar untuk mengutamakan diri sendiri, Mala meneruskan kegiatannya menyemir rambut.

***

Usai keramas, Mala kembali ke dalam kamar. Mengunci pintu itu sekali lagi. Diiringi tatapan keheranan anak-anaknya, terutama si kecil yang terlihat ingin menangis karena Mala mengabaikannya. Mala tersenyum pada mereka, berterima kasih pada Maya dan Moya yang akhirnya mau membantu mengurus adik mereka.

Sekali-kali memang harus tega, ternyata jika sikapku tegas … Maya dan Moya juga bisa bangkit dari ranjang dan meletakkan ponsel mereka.

“Oh, jadi begini warna mahogany … ini warna yang kusuka!” pekik mala senang. Rambutnya telah kering, setelah deru angin pada hairdryer berdengung tiga menit. Sengaja Mala menikmati rasa hangat pada kulit kepalanya, sembari memejamkan mata. Kini rambutnya mengembang sempurna, uban tertutup warna cokelat kemerahan khas mahogany dan Mala puas dengan hasilnya.

Bukankah aku terlihat muda kembali? Aku senang merawat diri dan lihatlah … wajah nenek-nenek itu lenyap. Jadi sebenarnya yang menimpaku itu sihir atau luka batin yang mengendap?

Mala bertanya-tanya sendiri pada cermin pada lemari kayu. Sebuah ketukan lembut membuatnya menoleh. Suara lembut Moya anak ke dua-nya terdengar khawatir.

“Mah … adik menangis Mah,” bisik Moya di pintu.

Klek …

Mala keluar, tersenyum pada Moya dan mengelus kepala Moya lembut. Berjalan menuju dapur tempat Maya anak gadisnya yang pertama tengah memangku Mia yang menangis sedih kehilangan Mala.

“Padahal baru beberapa jam, Dek … Mamah nggak bareng kamu!” ujar Mala meraih Mia yang mencebikkan bibir dengan mata berkaca-kaca.

Maya dan Moya menatap Mala dengan binar di mata mereka.

“Mamah, cantik!” gumam mereka hampir bersamaan.

“Iya, Mamah cantik,” kagum Mia yang kini duduk dipangku ibu terkasihnya. Mala terkekeh, “Sesuram apa Mamah biasanya, Nak? Sampai baru ngewarnain rambut aja kalian udah terpukau, Ha-ha-ha!”

Tiga anak perempuannya memeluk Mala. Mengusap kepala mereka satu per satu, Mala tersadar … ketiga anaknya hanya ingin selalu terus bersama Mala. Meyakinkan diri bahwa Mala tidak akan sering bepergian seperti sang papah. Mereka senang Mala di rumah, mengurus mereka saja. Yang tidak senang … tentu saja Bram dan keluarganya.

Bertahun-tahun Mala dianggap beban keluarga karena tidak bekerja, padahal Mala lulusan perguruan tinggi negeri, ekspektasi Bram dan keluarganya meluncur bebas saat kelahiran anak pertama dan Mala langsung memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja.

Keputusan yang orang lain tidak akan pahami. Celaan itu tidak hanya datang dari Bram, mertua, ipar … tetapi juga orang tua Mala sendiri. Bertahun-tahun Mala bagai terkukung pada kalimat memojokkan orang lain atas pilihannya yang menyia-nyiakan kesempatan bekerja dengan gaji lumayan.

Tangan Mala mengusap pipi Maya, Moya juga Mia. Jika anak-anaknya dititipkan pada orang tua Mala atau mertua, mereka tak mungkin tumbuh secantik, selucu ini. Bram sendiri―Mala tahu betul―tidak mampu untuk menggaji pengasuh, yang ada kalau Mala bekerja … ia pun harus menghabiskan uang gajinya untuk membayar pengasuh, ART dan tetek bengek keperluan rumah tangga.

Sikap Bram yang tak jujur soal finansial dan sering mengandalkan Mala jika tahu Mala memiliki sedikit uang tabungan, memang sering menyulitkan dan membuat posisi Mala serba salah. Bram sudah berganti-ganti jenis pekerjaan. Namun, dari semua itu tidak ada satu pun gaji dengan nominal sama yang rutin ia berikan pada Mala.

Aku bukannya tak mau bekerja, aku hanya tak mau meningggalkan anak-anakku tumbuh tanpa pengawasanku.

Pandangan mata Mala menerawang … ada sebab ada akibat, peristiwa yang terjadi di masa lalu … saat dirinya masih kanak-kanak … banyak mengubah keputusan besar dalam hidup Mala. Termasuk keputusan bulatnya mengenai tidak percaya pada siapa pun untuk menjaga anak-anaknya. Apalagi dunia semakin kejam, makin mengerikan, pelaku tindak pelecehan seksual merajalela. Mala bersikeras untuk melindungi buah hati dari kekerasan seksual.

Jangan sampai mereka mengalami apa yang dulu aku alami!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Nurika Hikmawati
Semangat terus ya Mala... kamu pasti biaa bngkit
Nurika Hikmawati
gantian coba kamu yg di rumah Bram!
Nurika Hikmawati
ceritanya bagus, penulisannya enak dibaca.
Nurika Hikmawati
kasihan sekali mala... sabar ya mala
Nurhikma Arzam
agak seram ya boo
Nurhikma Arzam
curiga sama bram asem
Janti: emang asem sie dia
total 1 replies
Nurhikma Arzam
kereen nih semangat thor
Janti: makasih yaa
total 1 replies
Meliora
🥺 Drama ini sukses membuat saya terharu.
Janti: Makasih yaa👍
total 1 replies
Dulcie
Kisahnya bikin meleleh hati, dari awal sampai akhir.
Janti: makasih kk udah mampir👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!