Apa jadinya jika kedua pengantin sepakat kabur dihari pernikahan mereka, sementara acara akan segera di gelar.
Mikayla dan Haikal adalah korbannya, karena mereka dipaksa Nikah menggantikan kedua pengantin yang kabur entah kemana.
Jangan lupa follow Ig mamie_kembar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berani
Haikal tiba dirumah malam hari, seperti biasa langsung masuk ke kamarnya. Dan beristirahat.
Triiiing sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.
*Datanglah ke rumah besok, Papa Ulangtahun.
pesan yang dikirim oleh mamanya*.
Haikal mematikan ponselnya dan berbaring. Dia memilih tidur, tanpa mengganti pakaiannya.
Masih seperti hari hari sebelumnya, Haikal turun kebawah disaat mika sedang sarapan.
"Kak, ada yang ingin aku bicarakan?" ucap mika menghentikan tangan Haikal yang sedang memasang kancing kemejanya.
"Mulai hari ini aku akan magang di rumah sakit mitra Medika, dan kemungkinan akan ada sift malam. Aku ijin, mungkin aku akan menginap." ucap Mikayla.
Haikal terdiam sejenak, kemudian dia mengangguk.
"Malam ini papa ulangtahun dan mama mengundang kita kerumah, aku tunggu jam 4. Jangan membuatku menunggu." ucap Haikal
Mika mengangguk dan meraih tangannya, menciumnya dan berlalu. Belum sampai di pintu, Haikal kembali berbicara.
"Mulai besok, tak perlu mencium tanganku sebelum pergi, jangan melakukan hal bodoh karena apapun usahamu, aku tak kan pernah jatuh cinta padamu."
Mika berdiri mematung, menatap "Aku tak sedang berusaha membuatmu jatuh cinta padaku, aku hanya melakukan kewajiban ku." ucapnya datar.
Haikal emosi degan kata kata Mika, dia maju dan menarik tubuh mika hingga menghadap kepadanya. Haikal mencengkram pundaknya erat. "Dengar, kita menikah karena dipaksa, dan aku tidak akan pernah mencintaimu, jangan berharap padaku. Jangan pernah melewati batasan mu." ucap Haikal.
"Aku tahu, aku juga tau batasan ku, tak perlu mengatakannya dengan keras. Karena aku tak akan jatuh cinta pada pria arogan dan kasar, seperti mu. Apa kau pikir aku senang menikah denganmu? tidak!!! jangan bersikap seolah olah hanya kau korbannya disini.
Aku juga korban. Aku harus mengorbankan pendidikan ku hanya karena pernikahan sialan ini." ucap Mikayla dengan keras. Matanya menatap tajam kearah Haikal.
Haikal terkejut melihat sikap mika yang tiba tiba dan berani melawan nya.
"Lepas!!!" ucap mika melepaskan cengkraman tangan haikal di pundaknya.
Mika berjalan keluar rumah. nafasnya masih turun naik menahan emosi.
"Mika!" sebuah panggilan mengagetkan nya
"Dery"
"kebetulan, bareng yuk." ucap Dery.
Mereka berdua berjalan bersisian dan masuk ke dalam lift. Didepan pintu apartemen Haikal menatap tajam kearah mereka berdua.
"Siapa itu? apa itu kekasih nya?" bathin Haikal. Entah mengapa dia merasa kesal.
"Pantas dia bilang tidak mungkin mencintai ku karena dia sudah punya kekasih bagus jadi tak sulit bagiku untuk melepaskan nya."
"mau bareng, akan bisa mengantarmu?" tawar Dery
"tidak usah, aku tidak mau merepotkan mu. aku naik taksi saja."
"Ayolah, tidak merepotkan." Dery membuka pintu mobilnya. Mau tidak mau mika masuk ke dalam. Dery melajukan mobilnya sementara dari jauh Haikal hanya bisa memandangnya saja.
"Siapa pria itu, aku akan mencari tahu tentangnya." ucap Haikal pelan.
"Siapa yang anda maksud pak?" tanya Devan.
"Itu pria yang bersama dengan istriku?"
"Oh itu Dery, dia adalah Putra pemilik Perusahaan tambang batubara terkenal Saat ini dia memimpin perusahaan yang ada di daerah Jakarta Utara." jawab Dery.
"Oh ya. Hebat juga kekasihnya, eh...tapi mengapa aku begitu penasaran dengan kehidupannya. terserah dia mau berpacaran dengan siapa pun nggak ada urusannya dengan ku." bathin Haikal.
"Bos, seperti nya dia menyukai nyonya?"
"Biarkan saja, aku tak perduli."
"Cepat,kita ada meeting pagi ini kan, tak perlu membahas tentang mika."
"Baik bos." Devan melajukan mobilnya dengan kencang menuju kantor.
Semua aktivitas nya berjalan dengan lancar, hingga sore menjelang.
Mika sudah bersiap siap dan berdandan cantik,karena dia akan pulang ke rumah mertuanya.
"Mika" panggil Haikal.
"Ya" mika keluar dari kamarnya. Haikal menatap nya dan tertegun beberapa detik. Dia begitu terpesona dengan kecantikan mika.
"Ayo,aku sudah siap!" ucap mika membuyarkan lamunan Haikal.
Mereka berangkat, di sepanjang jalan hanya kesunyian yang membentang. Tak satupun yang berniat memulai pembicaraan.
"Kak, apa tidak sebaiknya kita membeli kado?" tanya mika
Haikal tak menjawab, membuat mika membuang nafasnya kasar. Mika memilih diam.
Haikal membelokkan mobilnya ke pelataran mall yang mereka lewati. Mika menatap kearahnya tak bersuara.
"Bukankah kau ingin membeli kado, cepat!" ucapnya ketus.
Mika turun dengan senyum tipis di bibirnya. Haikal mengikutinya dari belakang.
Mika terus berjalan menuju sebuah toko jam. Melihat lihat hingga dia tertarik pada satu jam tangan yang berada di sebuah kotak.
"Boleh lihat yang itu?' tunjuk mika
Pelayan mengambilkannya. "Bagus, berapa harganya?" tanya mika
"Seratus dua puluh juta." jawab pelayan
*Mahal sekali bathin mika.
Bisa* lihat yang lainnya saja yang lebih murah." ucap mika.
Haikal mengambil dompetnya dan mengeluarkan kartunya. "Bungkus yang itu." ucap nya
Mikayla menatapnya namun haikal berpura pura tak tahu.
"Ini tuan" ucap pelayan menyerahkan kartu dan jam tangannya.
Haikal mengambil kartunya dan menyimpannya kembali kedalam dompet. Kemudian dia menyerahkan paper bag berisi jam kepada Mikayla.
"Jangan mempermalukan aku, ingat kau istri seorang Haikal yang kaya raya." ucap Haikal berjalan meninggalkan mikayla dengan perasaan kesal.
Mereka kembali meneruskan perjalanan menuju kediaman orangtua nya.
Mobil sudah terparkir di halaman rumah. "Kita harus bersikap mesra dan kelihatan harmonis. Ingat jangan sampai mempermalukan aku." ucap Haikal lagi.
Haikal turun bersama mika. Dia menggandeng tangan mika dan berjalan memasuki rumah. Mika sempat melirik tangannya, namun dia kembali bersikap biasa saja.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam, eh kalian sudah datang.* sambut Alya di depan pintu.
"Gimana kabarmu sayang!" ucap Alya memeluk menantunya.
"Alhamdulillah baik ma." jawab mikayla.
"Selamat ulang tahun pa," ucap mika kepada Radit dan memberikan kadonya.
"Terima kasih sayang." jawab Radit.
Mereka makan malam bersama. Ada banyak kolega yang diundang dalam acara tersebut. Mika terpaksa bersikap manis dan romantis dengan Haikal.
Acara berakhir pukul setengah sebelas malam. Alya menghampiri menantunya. "Kalian menginap kan?" tanya nya pada mikayla
"Tanya pada kak Haikal, mika ikut saja ma." ucap mikayla.
"Naiklah ke kamar Haikal dulu, sambil menunggu nya." ucap Alya
"Baik ma"
Alya naik dan masuk kedalam kamar suaminya. Dia merebahkan dirinya di sofa.
"Haikal" panggil papanya.
"Ya pa"
"Iku papa, ada yang ingin papa bicarakan."
Haikal mengikuti langkah Radit menuju ruang kerjanya.
"Ada apa pa?" tanya Haikal
Radit membanting sebuah amplop didepan Haikal. Haikal mengambilnya dan membukanya. Dia terkejut melihat photonya bersama Amira.
"Apa ini?" ucap Radit.
"Kau sudah menikah? lalu apa ini? bagaimana jika mertuamu melihatnya? apa yang harus papa katakan padanya."
Haikal menarik nafas dalam dan berat.
"Papa kan tahu aku mencintai Amira, dan pernikahan ini...aku tidak mencintai Mika pa." ucap Haikal
plaaak Radit menampar Haikal.
"Papa tak pernah mengajar kan mu menjadi seorang brengsek. Apa kau tidak bisa sedikit saja menghargai nya dia juga punya perasaan."
"Aku tahu apa yang aku lakukan pa. Dan Mika dia tidak mempermasalahkan nya. Papa tak perlu khawatir."
Plaaak
Radit menampar nya sekali lagi.
"Dimana hati nurani mu. Aku tak menyangka bisa memiliki seorang anak seperti mu. Kau akan menyesal telah menyakiti hati nya. Pergi dari hadapan ku, aku kecewa padamu." ucap Radit.
Haikal keluar dari ruangan papanya. Dia berjalan mencari mika.
"Mika ...mika.." panggil Haikal.
"Mika ada di dalam kamar" jawab Alya
Haikal naik menuju kamarnya. "Apa kailan tidak menginap?" tanya Alya
"Tidak ma, besok mika harus ke rumah sakit." ucap Haikal.
Haikal membuka pintu kamar, dilihatnya mika sudah tertidur lelap. " mika, bangun...ayo kita pulang." ucapnya
Mika membuka matanya. "Apa?" jawab mika dengan wajah ngantuk nya.
"Ayo pulang," ucap Haikal
Mika ingin menjawab tapi niatnya dia urungkan setelah melihat tatapan mata Haikal yang sudah menatapnya tajam.
Mika mengikuti Haikal pulang ke rumah mereka. Disepanjang jalan mika tertidur. Karena tubuhnya cukup lelah. Sementara Haikal yang kesal melajukan mobilnya dengan kencang.
lanjut
aq suka bangat sma wanita yg teguh sma pendirian ,gk mudah luluh...
gk gampangan ...lanjut
liat istri di sapa sma cowo ,
padahal haikal masih lanjut pacaran sma mira ,dasar egoes haikal ...
ayo mika jangan hirau kan haikal
biar kan makan cemburu nya...
lanjut ..
gk keliata wanita lemah ...
mika memang harus tegas ...
tapi tetap perhatian layak nya istri sholehah ,aq suka bangat ...lanjut
mira ditutupi ,biar haikal tau...
jangan sampai bosan kita tunggu nya,lanjut...