"Ini putri Bapak, bukan?"
Danuarga Saptaji menahan gusar saat melihat ponsel di tangan gadis muda di hadapannya ini.
"Saya tahu Bapak adalah anggota dewan perwakilan rakyat, nama baik Bapak mesti dijaga, tapi dengan video ini ditangan saya, saya tidak bisa menjamin Bapak bisa tidur dengan tenang!" ancam gadis muda itu lagi.
"Tapi—"
"Saya mau Bapak menikah dengan saya, menggantikan posisi pacar saya yang telah ditiduri putri Bapak!"
What? Alis Danu berjengit saking tak percaya.
"Saya tidak peduli Bapak berkeluarga atau tidak, saya hanya mau Bapak bertanggung jawab atas kelakuan putri Bapak!" sambung gadis itu lagi.
Danu terenyak menatap mata gadis muda ini.
"Jika Bapak tidak mau, maka saya akan menyebarkan video ini di media sosial!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18. Tapi Clara Putrimu
Pagi sekali ketika Beby baru bangun dan berniat merenggangkan otot di teras, Beby dikejutkan oleh kehadiran Danu yang duduk di teras.
"Ngapain Pak Danu di sini?" tanya Beby dengan nada keterkejutan yang begitu kentara. Entah kenapa dia selalu kaget dan merasa seperti ditampar.
"Kamu kan istriku," jawab Danu singkat.
"Hah?!" Beby berjengit makin kaget. "L-l-lalu?"
Apa ini maunya bapak-bapak satu?
Beby melotot saking takutnya. Jangan-jangan ...!
Danu tersenyum. "Mau ngasih nafkah saja, biar nggak kena talak secara otomatis!"
Ketakutan dan kecemasan di wajah Beby mengendur. Apalagi ketika Danu mengulurkan sebuah kartu.
"Buat sebulan, tapi kalau kurang kamu bisa minta lagi. Itu hanya perkiraan aku saja."
Beby menerimanya maju mundur. Mencuri pandang ke arah Danu takut-takut. "Serius ini, Pak? Saya nikahnya cuma main-main loh!"
Maksud Beby tidak usah sampai nafkah menafkahi segala. Beby ditolong saja sudah cukup, setidaknya tidak sampai bayar ratusan juta begitu.
"Nikah diakui negara dan agama itu bukan main-main, jadi kalau boleh, saya akan menyebut kamu istri saya!" Danu sedikit tersenyum.
Seketika tubuh Beby menegak, menatap Danu perhitungan. "Tapi Bapak punya istri, jadi—"
"Hanya kamu istri saya satu-satunya, Beby." Danu menghela napas. "Pokoknya istri saya cuma kamu mulai sekarang!"
"Mamanya Clara?"
"Saya akan bercerai ketika pemilu selesai." Danu yakin. Tidak ada poligami dalam hidupnya. Karena bagi Danu, pernikahan dengan Mila tidak dihitung. Itu hanya alat tukar. Toh selama menikah mereka tidak pernah bersentuhan sedikitpun secara fisik. Sama sekali.
Benar. Dulu Danu menginginkan Mila menggebu-gebu, karena diusianya yang masih menjelang kepala 4, Mila sangatlah cantik, terawat, bahkan tidak tampak berusia 40. Perawatan dan olahraga yang teratur membuat Mila benar-benar seperti gadis.
"Mau jadi gigolo kamu kalau mau nyentuh aku?"
"Kamu masih bocah dan aku nggak suka bocah!"
"Jangan sentuh aku, Danu! Aku jijik!"
Begitulah ucapan Mila setiap kali Danu ingin mendekat padanya, sehingga membuat Danu akhirnya memilih berhenti dan fokus pada Clara. Sampai akhirnya, Danu kian menyadari arti dirinya bagi Mila.
"Dia itu hanya sekadar penutup aib saja! Semua orang taunya Clara itu anak Danu! Lihat saja betapa Danu sayang sekali pada Clara! Jadi ya sudah, aku manfaatkan saja, toh kata Bapak, Danu yang akan menjadi penerus Bapak di pemerintahan. Aku nggak mungkin bisa lawan Bapak!"
"Aku bisa memiliki lelaki manapun bahkan jika aku hamil lagi dengan pacarku, aku tidak bingung cari bapaknya!"
"Dia itu orang miskin! Bodoh! Taunya hanya uang! Jadi mau diperlakukan kaya apa juga dia nggak akan protes! Kalau dia macam-macam, kasih saja uang dan kenaikan jabatan, dia akan diam lagi!"
Itulah hinaan yang Danu kerap dengar dari mulut Mila. Hal itu juga yang menjadi trigger tersendiri bagi Danu untuk tetap diam sampai dia berada di titik tertinggi karirnya. Sekarang, ketika banyak pihak menginginkan dirinya bergabung, Danu merasa sudah saatnya melepas orang yang sudah memperalat dirinya seperti barang tidak berharga.
Beby saja yang hanya anak biasa memiliki keberanian melawan orang yang menindasnya, masa dia yang memiliki kekuasaan tidak bisa?
...
Danu tersenyum kecil ketika disuguhi kopi dan satu buah roti dengan lapisan selai coklat.
"Pak ...." Beby ragu mengatakan apa yang mendadak ia rencanakan. Sejak kemarin, dia memikirkan adegan agar pertemuan dengan Clara sebagai ibu tirinya terkesan dramatis.
"Apa?" Danu menyesap kopi hitam saset buatan Beby. "Katakan saja!"
Melihat keraguan Beby, Danu benar-benar merasa gemas. Anak ini pura-pura atau bagaimana? Seharusnya tidak usah takut, jadi diri sendiri saja. Danu suka melihat interaksi Beby terutama saat bersama teman-temannya.
"Tadi saya dikasih tau teman saya, kalau nanti malam diundang ke rumah Bapak untuk pernikahan Clara ...."
Danu hanya tersenyum merespon tatapan Beby.
"Saya nanti ...."
"Kamu akan datang bareng saya!"
"Hah?!" Beby terperangah. "Jangan!"
"Lalu?!"
Beby menggeser roti miliknya yang berada diatas piring ke sebelah. Memberi Danu tatapan intens yang membuat Danu benar-benar ingin tertawa karena gemas.
"Nanti saya datang sebagai mantan pacar menantu Bapak, saya akan diam dipojok, membiarkan Revan dan Clara tersenyum bahagia, lalu Bapak mendadak memperkenalkan istri baru Bapak, kemudian Bapak manggil saya ke depan."
Beby menggerakkan tangan seolah menyambut seseorang dengan antusian. "Jeng-jeng-jeng, ini dia istri baru saya! Beby Arshinta, seorang wanita cantik yang saya cintai sepenuh hati—eh, bukan ya! Hehehe!"
Danu benar-benar melepaskan tawanya karena tingkah laku Beby.
"Kok Bapak tertawa?" Beby sedikit merengut karena frustrasi. Ide barusan agak konyol dan terkesan pick me. Beby bukan orang istimewa jika diperkenalkan seperti itu.
Tapi masa iya langsung datang bareng Danu? Nanti kurang epic efeknya.
"Sebenarnya, kamu ini menganggap serius atau tidak urusan ini?" Danu masih tertawa ketika bertanya pada Beby. Anak ini terlalu santai menanggapi masalah sebesar pengkhianatan calon suami. Seolah tidak ada yang lebih berat dari diselingkuhi calon suami di H-1 pernikahan.
"Jujur saja, saya ingin membuat Revan sakit hati!" Beby menunduk dan cemberut. "Sebenarnya, Clara juga, tapi Clara kan putri Bapak, jadi saya takut Bapak marah kalau saya apa-apakan Clara."
Ini logis, pikir Danu. Beby malah terbebani di sini.
sampai Danu mencerailan mila dan clara sadar diri bahwa dia hanya anak sambung yg menyianyikan kasih sayang ayah sambungnya 💪
mila mila sombongnya tdk ketulungan sm Danu
merasa dulu cantik anak pejabat