Godaan Sang Mantan

Sebenarnya masih ada hal yang ingin Keygan bicarakan dengan Shafura, tentang anak mereka. Keygan sangat yakin dia memiliki anak dengan Shafura.

Namun melihat penampilan Shafura saat ini membuat Keygan sedikit ragu.

"𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘬𝘶? 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘮𝘱𝘪𝘭𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘈𝘉𝘎," 𝘨𝘶𝘮𝘢𝘮 𝘒𝘦𝘺𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.

Keygan mengusap wajahnya dengan kasar, hanya mengingatnya saja membuat Keygan nyaris hilang akal. Apalagi membayangkan wajah cantik Shafura dan juga tubuh sexynya membuat sesuatu di bawah sana tiba-tiba bereaksi.

"Shit!"

Keygan semakin frustasi. Ditambah lagi saat kembali mengingat malam pertama kalinya dia menyentuh Shafura. Namun mengingat malam itu sama halnya dengan mengungkit luka lama. Luka yang ia torehkan pada Shafura. Dan sejak malam itulah penyesalannya pada Shafura dimulai.

Penyesalan yang membuatnya hilang arah dan kendali akan hidupnya sendiri.

...----------------...

Sementara itu Jasmine sedang menemani Edgar berkeliling kantor. Wanita itu dengan senang hati memperlihatkan bagian-bagian kantornya pada Edgar. Keduanya sesekali saling melempar candaan untuk mengurangi kecanggungan.

"Jas, apa Nona Shafura sudah memiliki keluarga?" Tanya Edgar. Asisten Keygan itu mulai menggali informasi.

Edgar pun sama terkejutnya dengan Keygan saat melihat Shafura berada di hadapannya. Ternyata orang yang selama ini Bosnya cari adalah pemilik perusahaan yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaan nya.

Takdir atau kebetulan?

Edgar tidak terlalu dekat dengan Shafura, tapi pria itu sempat beberapa kali bertemu dengan mantan istri Bosnya itu di perusahaan Bhatara Kingdom, yang saat ini berada di tangan Fagan. Saat itu Shafura masih menjadi istri Keygan.

Jasmine terlihat memicingkan matanya. Wanita itu sedikit kecewa dia pikir pria di sampingnya ini menyukainya, tapi ternyata Edgar menyukai Bosnya.

Tentu saja, tidak ada pria mana pun yang tidak menyukai Shafura. Cantik, baik, kaya, semua pria memandang Shafura sempurna. Tanpa mereka tahu kesempurnaan Shafura tidak ada harganya di mata Keygan. Pria itu justru membuang berlian seperti Shafura demi butiran debu seperti Jovanka.

Keygan benar-benar mendustakan nikmat yang telah Tuhan berikan.

"Apa Kamu menyukai Nona Shafura?" Tanya Jasmine penuh selidik.

Edgar terkekeh nampaknya wanita di hadapannya ini salah paham.

"Apa Kamu cemburu?" Edgar menaik-turunkan alisnya menggoda Jasmine.

Jasmine hanya terkekeh menanggapi candaan Edgar. Terlalu cepat untuknya mengaku jika dirinya menyukai Edgar. Namun tidak bisa dipungkiri pria di hadapannya ini memiliki daya tarik tersendiri.

"Nona Shafura sudah memiliki dua anak," ucap Jasmine.

Mata Edgar melotot nyaris melompat dari tempatnya.

"𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘕𝘰𝘯𝘢 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘶𝘢, 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘉𝘰𝘴 𝘒𝘦𝘺𝘨𝘢𝘯," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘌𝘥𝘨𝘢𝘳. "𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘕𝘰𝘯𝘢 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘨𝘪?"

...----------------...

Sementara itu Shafura baru keluar dari ruang meeting, ia hendak menghampiri Jasmine namun tiba-tiba...

"Mom!"

"Mom!"

Dua bocah kembar berlari ke arahnya. Shafura melebarkan senyumnya, dan merentangkan tangannya menyambut kedua anaknya.

"Sayang, kok kalian ke sini?" Tiba-tiba saja Shafura panik, ia baru menyadari jika Keygan berada di sini. "𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘢 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘙𝘢𝘬𝘩𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘳𝘢?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢.

Shafura tidak ingin Keygan bertemu dengan anak-anak nya. Jika Keygan melihat kedua anaknya, Shafura yakin Keygan akan langsung menyadarinya. Karena wajah Rakha dan Khara sangat mirip dengan Keygan.

"Kita mau pergi sama Mommy," ucap Khara. Gadis kecil itu terlihat celingukan mencari sesuatu.

Shafura menganggukkan kepalanya, kebetulan ia juga ingin cepat-cepat pergi dari sana. Biarlah Jasmine yang akan mengurus semuanya, pikir Shafura.

Namun baru beberapa langkah saja Shafura dan kedua anaknya berjalan, suara seseorang berhasil menghentikan langkahnya.

"Sha!"

Shafura memejamkan matanya, dia tahu pemilik suara itu. Shafura ingin segera pergi dan pura-pura tidak mendengar, namun seseorang itu kembali memanggilnya.

"Shafura tunggu! Aku mau bicara."

Keygan mencekal tangan Shafura namun wanita cantik itu tidak menoleh ke belakang sedikitpun. Sementara Rakha dan Khara berjalan dua langkah di depannya.

"Aku sudah bilang gak ada yang perlu dibicarakan lagi," ucap Shafura tanpa menoleh. Dia ingin kembali berjalan, namun cekalan di lengannya terlalu kuat. Shafura meringis, ia hanya berharap kedua anaknya tidak menoleh ke belakang.

Namun, harapan hanyalah harapan. Kedua bocah itu justru berbalik, dan menatap Keygan dengan tatapan kesal.

"Lepaskan Mommy!"

"Jangan sentuh Mommy!"

Deg

Keygan menatap Kedua bocah di depannya bergantian. Wajah yang sama, tinggi yang sama. Kedua bocah itu memanggil Shafura, Mommy. Dan yang paling membuat Keygan terkejut adalah wajah keduanya mirip dengan dirinya.

"𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢..."

Dada Keygan terasa sesak. Dia yakin, apa yang ada dalam pikirannya tidaklah mungkin salah. Keygan menatap Shafura, mencoba meminta penjelasan dari wanita itu.

"Sha..."

Shafura memejamkan matanya. Dadanya berdebar kencang. Shafura tahu arti tatapan itu. Tapi, haruskah Dia jujur pada Keygan?

"𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘪𝘯𝘪... 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘢𝘱𝘢?"

Shafura tidak mau Keygan terbebani dengan anak-anak nya. Keygan sudah memiliki keluarga baru, dan hubungannya dengannya sudah lama berakhir. Menurutnya lebih baik Keygan fokus pada hidupnya saja.

Shafura tahu dia egois, ini tidak adil untuk anak-anak nya. Hanya saja... sebagai seorang wanita Shafura bisa merasakan hancurnya perasaan istri Keygan saat ini, jika mengetahui suaminya memiliki anak dari mantan istrinya.

Walaupun wanita itu pernah menyakiti nya, tapi tetap saja Shafura bukanlah wanita tidak tahu diri yang tidak mengerti dengan penderitaan wanita lain, Shafura bukanlah Jovanka.

"Sha, apa mereka..." Keygan kembali bertanya. Matanya menatap Shafura penuh permohonan. Keygan sebenarnya sudah tahu jawabannya tanpa harus bertanya sekalipun. Hanya saja dia ingin memastikannya dan mendengar jawabannya langsung dari mulut Shafura.

"Mereka---"

"Mom, ayo berangkat. Kita sudah telat!"

Ucapan Shafura harus menggantung saat gadis kecilnya tiba-tiba menyela.

"Rakha... Khara...!" Tiba-tiba saja seseorang berlari sambil memanggil nama kedua bocah itu. Napasnya memburu, tatapannya penuh kekhawatiran. "Kalian gak apa-apa, kan?" Tanya nya.

Seseorang itu mensejajarkan tingginya dengan Rakha dan Khara, lalu memeriksa keadaan kedua bocah itu.

"Naah...Daddy udah datang. Yuk kita berangkat!"

Shafura dan Garin melotot. Keduanya sangat shock dengan ucapan Rakha. Ya, seseorang itu adalah Garindra. Namun belum sempat Garin bertanya, kedua bocah itu sudah lebih dulu menarik tangannya dan Shafura.

Keygan berulang kali mengerjapkan matanya, dia sedang berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Keygan sangat yakin kedua bocah itu adalah anak-anak nya. Tapi, siapa pria yang baru saja datang itu? Kenapa mereka memanggilnya daddy? Apa Shafura sudah menikah lagi?

Berbagai pertanyaan mulai berseliweran di kepalanya.

"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘩𝘶."

Sementara itu, Annelies yang sejak tadi melihat drama kedua cucunya itu hanya bisa menghela napasnya.

"𝘝𝘦𝘳𝘯𝘰𝘯 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘥𝘪𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮."

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥