Kris selalu di bully disekolahnya karena tak hanya lemah dan anak panti tapi juga memiliki wajah dibawah rata-rata. Suatu hari ia mendapatkan sistem pilihan, dia harus memilih satu dari dua pilihan setiap harinya. Mampukah Kris menjadi orang kuat dan kaya raya seperti impiannya dengan adanya sistem ditubuhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irfan Sajilie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Kalau dibawah triliunan sih gue masih sanggup
''gue nggak tau mau yang mana'' jawab Mika bingung.
''bagaiamana kalau pulang sekolah ikut dengan gue, kita memilih mobil yang elo mau. Tapi gue tak tau showroom yang menjual banyak mobil sport, jadi elo yang memimpin jalan'' usul Kris lalu mendapat anggukan dari Mika.
''oke, gue akan pulang dengan lo'' ucap Mika lalu tiba-tiba mengecup pipi Kris dengan cepat hingga bukan hanya mengejutkan Kris namun juga semua murid yang ada dikelasnya.
CUP
Mika segera kabur setelah melakukan itu dan setelahnya terdengar sorakan dari para murid, para siswa bersorak karena kagum dengan keberanian Mika sedangkan para siswa patah hati berjamaah karena salah satu dewi sekolah mereka mencium orang lain.
''gila lo bro, gimana rasanya?'' tanya teman sebangku Kris yang bernama Alan.
''nempelnya sampai ke hati'' jawab Kris hingga membuat Alan tertawa terbahak-bahak.
''hahahaha''
Alan adalah salah satu teman yang cukup baik pada Kris, sering memberikan Kris roti saat Kris kehabisan uang namun memberikannya secara sembunyi-sembunyi karena takut ketahuan para pembully.
Meskipun Alan tidak tampan sama seperti Kris tapi dia memiliki wajah hitam manis.
''sejak kapan elo punya uang banyak bro?'' tanya Alan.
''beberapa hari yang lalu dapat warisan keluarga, mau gue beliin mobil juga nggak?'' tawar Kris.
''nggak deh, nanti uang lo habis'' tolak Alan.
''bagaimana kalau motor?'' tawar Kris lagi, ia tak membuang kesempatan untuk mendapatkan uang cashback.
''nggak usah deh'' Alan kembali menolak.
''nggak ada penolakan, elu harus ikut gue pulang sekolah nanti. Gue nggak mau jalan berdua saja sama Mika, nanti kalau ketahuan pacar-pacar gue bisa gawat'' Kris memaksa Alan.
''pacar-pacar'' beo Alan kebingungan.
''hmmm karena gue punya dua pacar'' angguk Kris.
''APAAAA? ELU PUNYA DUA PACAR'' Teriak Alan hingga membuat Kris panik.
''ssstttt jangan keras-keras''
''beneran elu punya dua pacar?'' kembali Alan bertanya karena merasa tak percaya dengan perkataan Kris.
''hmmm, jadi mau kan elu ikut gue pulang sekolah nanti? sekalian cari jas buat datang ke pesta ulang tahun Mika'' tanya Kris kembali.
''tapi gue nggak di undang''
''pakai undangan gue kan bisa, lihat boleh bawa pasangan atau temen'' Kris menunjukkan undangan yang ia dapat dari Mika tadi.
''oke deh'' akhirnya Alan setuju, ia merasa Kris akan terus menerus membujuknya sampai ia mengatakan iya.
Beberapa jam kemudian, bel pulang sekolah berbunyi.
Banyak murid yang sudah menunggu di parkiran sekolah termasuk Mika hingga beberapa saat kemudian Kris muncul bersama Alan.
''ayo'' ajak Kris dan saat Alan ingin memasuki mobil sport Kris tiba-tiba ditahan oleh Mika.
''tunggu, dia ikut?'' tanya Mika, ia mengira bakalan semobil dengan Kris.
''hmmm kami mau membeli jas untuk datang ke pesta ulang tahun lo'' angguk Kris.
''kalau dia ikut lo, terus gue sama siapa?'' bingung Mika sebab ia pergi ke sekolah diantar oleh kakaknya.
''sama gue aja, gue nggak sibuk hari ini'' sahut sahabat Mika yang bernama Jasmine, seorang gadis dingin dan cuek.
''baiklah'' akhirnya Mika mengalah.
''kalian pimpin jalan'' ucap Kris sebelum memasuki mobil sportnya.
Jasmine sendiri seorang putri dari sebuah keluarga yang sangat kaya raya dan berada di urutan ketiga di kota yang saat ini mereka tinggali.
Kris mengikuti mobil Jasmine dan satu jam kemudian mereka memasuki parkiran sebuah showroom mobil yang sangat besar.
'bakalan dapat banyak uang nih hehehe' batin kris terkekeh senang.
Mereka berempat memasuki showroom mobil dan disambut dengan ramah oleh salesman mobil karena mereka datang dengan mobil sport mahal.
''lo yakin mau beliin dia mobil?'' tanya Alan lagi dan hanya diangguki oleh Kris.
'wahh ternyata disini gudangnya mobil sport, bisa nambah koleksi garasi nih' batin Kris dengan mata berbinar.
''mau mobil sport yang seperti apa nona-nona dan para tuan muda?'' tanya si salesman.
''biar kami lihat-lihat dulu'' ucap Jasmine lalu menarik Mika menuju mobil sport yang menurutnya cocok untuk Mika.
''mau yang mana?'' tanya Jasmine.
''gue juga nggak tau, menurut lo yang mana? kalau bisa yang paling murah aja biar Kris sanggup bayar. Gue nggak mau dibilang memanfaatkan dia'' jawab Mika.
Disalah satu sudut lainnya, Kris saat ini bersama Alan.
''yakin nggak mau gue beliin mobil?'' tanya Kris kembali.
''nggak mau, motor aja'' jawab Alan, kalau ia menolak dibelikan motor maka Kris pasti bakalan memaksanya. Jadi menurut Alan lebih baik motor daripada mobil, setidaknya tak merogoh kocek yang banyak.
''ya sudah kalau begitu, gue aja yang beli mobil'' ucap Kris hingga membuat Alan menganga.
''elu mau beli mobil lagi? terus tuh porsche bagaimana?'' tanya Alan sambi menunjuk porsche yang terparkir di luar.
''ya buat cadangan kalau bosan, anggap saja sedang mengkoleksi mobil sport di vila'' jawab Kris santai sehingga tak hanya membuat Alan menganga tapi juga Mika, para pengunjung showroom dan para salesman. Sedangkan Jasmine hanya diam saja namun perhatiannya hanya terpusat pada Kris.
''maresati ini berapa?'' tanya Kris menunjuk sebuah maresati.
''30 milyar tuan muda'' jawab si salesman.
''gesek'' ucap Kris tanpa babibu sambil menyodorkan kartu ATM-nya hingga kembali membuat semua orang menganga.
Semua orang semakin menganga saat proses pembayaran berhasil.
''astaga semudah itu ia menghabiskan uang 30 milyar'' ucap Alan geleng-geleng kepala.
''lalu berapa pagani itu?'' tanya Kris kembali sambil menunjuk pagani yang terparkir di pojokan showroom.
''itu jauh lebih mahal dari mobil sebelumnya tuan muda, harganya 69 milyar'' jawab si salesman.
''gesek'' kembali kris menyodorkan kartu ATM-nya.
''kris itu mobil sport loh, bukan sayuran'' ucap Alan merasa kalau Kris sudah kelewatan dalam menghamburkan uang.
''vila gue cuma ada porsche sedangakan ferrari dan Bugatti baru besok datangnya. Koleksi gue masih kurang'' jawab Kris santai.
"hahhhh" desah Alan tak sanggup lagi menasehati Kris.
Tiba-tiba terdengar suara pembayaran berhasil hingga lagi-lagi mengejutkan semua orang.
''lo yakin mau beli yang murah?'' bisik Jasmine bertanya pada Mika.
''ayo kembali dan pilih yang mahal'' jawab Mika lalu pergi menuju mobil yang sebelumnya menjadi pilhan awalnya namun tak jadi karena harganya sangat mahal.
''kalau mercedes itu berapa?'' kembali Kris bertanya, sontak Alan segera menyeret Kris menuju Jasmine dan Mika.
''jangan beli lagi, lima buah mobil sport sudah cukup'' ucap Alan, ia tak mau temannya bangkrut karena menuruti hawa nafsunya.
''baiklah baiklah, tapi berhenti menyeret gue'' Kris mengalah namun setelah menyelesaikan urusan ini maka ia akan kembali kesini lagi. Ia harus memiliki semua merek mobil sport dan mahal pikir Kris.
''sudah selesai memilih Mika?'' tanya Kris.
''sudah, gue mau itu'' tunjuk Mika pada Lamborghini Veneno berwarna merah muda.
''ohhh Lamborghini Veneno, pilihan yang bagus. Nanti gue juga mau beli satu'' angguk Kris.
''Krissss'' desis Alan hingga membuat Kris segera menutup mulutnya.
''nih gesek'' ucap Kris dan kembali mengeluarkan kartu saktinya.
''elu nggak tanya dulu harganya berapa?'' tanya Jasmine dan diangguki oleh Mika.
''harganya puluhan milyar kan?'' tanya Kris dan keduanya mengangguk.
''ya sudah beli, kalau masih dibawah triliunan sih gue masih sanggup'' ucap kris lalu segera menuju kursi tunggu meninggalkan yang lainnya yang tengah membeku ditempat.