menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Kim Hyun dan Min-ho terhenti di koridor yang mulai ramai oleh siswa lain. Lima siswa Kelas 1 berdiri menghadang, dipimpin oleh sosok yang menjulang tinggi.
Pria yang memimpin kelompok itu benar-benar mengesankan. Dia jauh lebih tinggi daripada rata-rata siswa Korea, bahkan melampaui tinggi Hyun. Jika Hyun berdiri di 186 cm, pria ini mencapai setidaknya 198 cm.
Posturnya padat dan berotot, terutama di area leher dan bahu. Kulitnya terlihat lebih gelap dari siswa lain, seperti terjemur matahari keras-keras, memberikan kesan kekuatan dan ketahanan alami.
Min-ho berbisik di samping Hyun, suaranya dipenuhi ketakutan. "Hyun-ah! Dia... dia Lee Gyu-won! Petarung Judo terbaik di Kelas 1! Dia dari 1-B, dan dia dikenal sangat kejam! Cengkeramannya seperti klem besi!"
Pria tinggi itu, Lee Gyu-won, berhenti tepat di depan Hyun. Tatapannya tajam dan dingin, langsung menembus mata Hyun. Udara di koridor terasa menipis karena ketegangan.
Gyu-won: "Kau... Kim Hyun dari Kelas 2-C?"
Hyun: (Wajahnya datar, memasang guard mental) "Itu benar. Aku Kim Hyun. Ada urusan apa anak Kelas Satu datang menemuiku di pagi hari?"
Gyu-won memamerkan seringai singkat, menunjukkan gigi yang rapat.
Gyu-won: "Kau mungkin belum tahu siapa aku, Kim Hyun. Tapi sebentar lagi, kau akan tahu persis siapa aku dan kenapa kau tidak boleh menginjak-injak harga diri Geng Kelas Satu kami."
Hyun: (Mengerutkan kening) "Aku tidak mengenal kalian. Dan aku tidak ingat pernah menginjak-injak harga diri siapa pun. Siapa kau sebenarnya?"
Gyu-won: (Menyeringai sombong) "Aku Lee Gyu-won. Kelas 1-B. Dan kau, Kakak Kelas, telah mempermalukan pemimpin kami, Kang Min-soo, kemarin sore di gang dekat pasar. Kau membuat Kepala Botak Peluncur Roket kami terlihat seperti badut."
Hyun terdiam sesaat, memproses informasi itu. Botak Peluncur Roket... Kang Min-soo. Ah, si Botak dari gang. Hyun mengingat kembali pemandangan Min-soo yang menangis kesakitan.
Hyun tidak bisa menahan dirinya. Senyum tipis, sinis, dan menghina muncul di wajahnya.
Hyun: "Oh, si Kepala Botak itu. Aku ingat. Ternyata dia punya pengikut yang setia. Kasihan sekali. Jadi, apa yang kau mau? Balas dendam? Dari anak Kelas Satu?"
Senyum Hyun disalahartikan Gyu-won sebagai ejekan mutlak. Wajah Gyu-won seketika memerah karena amarah.
Gyu-won: (Berteriak, suaranya menggelegar di koridor) "APA YANG LUCU, BODOH?! APA KAU MENGEJEK HARGA DIRI KELAS SATU KAMI?!"
Hyun: (Nada mengejeknya semakin jelas) "Tentu saja lucu. Pemimpinmu itu pantas mendapatkannya. Dia dan empat temannya mencoba melecehkan seorang siswi. Itu bukan kejahatan, itu sampah masyarakat. Jika itu adalah harga diri kalian, aku dengan senang hati menginjak-injaknya lagi."
Kata-kata Kim Hyun yang dingin dan menghina itu menghantam Gyu-won seperti tamparan. Dalam sekejap, Gyu-won meledak.
Gyu-won: "KAU BAJINGAN SIALAN!"
Lee Gyu-won melepaskan tangan kirinya dan mencengkeram kerah seragam Hyun dengan kekuatan yang sangat besar. Cengkeraman itu begitu kuat sehingga Hyun bisa merasakan kain seragamnya tertarik kencang dan mencekik lehernya sedikit.
Hyun bereaksi dalam nol detik. Tangan kanannya otomatis naik, mencengkeram pergelangan tangan Gyu-won yang menahannya.
Ini benar-benar Judo, pikir Hyun, terkejut. Cengkeraman ini sangat kuat. Dia tidak akan melepaskannya dengan mudah.
Kekuatan statis yang dilepaskan Gyu-won menunjukkan latihan Judo yang ekstensif, di mana kekuatan grip adalah kunci untuk take down dan throwing.
Gyu-won mengangkat lututnya sedikit, bersiap untuk gerakan bantingan Judo—mungkin Ōsoto Gari atau Ippon Seoi Nage—menggunakan cengkeraman kerah itu sebagai poros.
Gyu-won: (Napasnya berat karena kekuatan) "Kau akan tahu apa yang terjadi jika kau melawan kami, Kakak Kelas! Aku akan membantingmu sampai tulangmu keluar!"
Hyun tahu dia tidak punya waktu untuk bernegosiasi. Dia harus melepaskan grip maut itu.
Tangan kirinya yang bebas segera diangkat. Hyun bersiap melakukan Serangan Jari Terfokus (seperti eye poke palsu atau throat strike) pada wajah Gyu-won untuk memaksanya melepaskan cengkeraman.
JDUG!
Kedua petarung tegang, siap melepaskan kekerasan maksimal di koridor sekolah. Min-ho menutup mata, bersiap mendengar suara bantingan tulang.
Tiba-tiba, sebuah suara tenang dan datar memotong ketegangan itu, seperti pisau es yang membelah udara panas.
Suara Asing: "Hei. Ini masih pagi. Jangan lakukan hal konyol, tolong yah."
Baik Kim Hyun dan Lee Gyu-won seketika membeku. Mereka berdua menoleh ke samping.
Seorang siswa lain berjalan santai ke arah mereka. Dia memiliki rambut yang dicat putih keperakan yang mencolok dan pakaian seragam CSB yang bersih, yang anehnya terlihat jauh lebih rapi daripada siswa lain. Yang paling menarik perhatian adalah lencana Osis yang bersinar di lengannya.
Siswa itu, yang posturnya lebih ramping dari Gyu-won dan Hyun, berdiri di samping mereka, wajahnya menunjukkan ekspresi bosan yang ekstrem.
"Kalian berdua," kata siswa berambut putih itu, tatapannya menyapu mereka. "Aku tidak tahu dendam apa yang kalian miliki, tapi ini koridor kelas. Lima menit lagi, patroli Osis senior akan lewat. Kalian mau menanggung hukuman?"
Bersambung...