NovelToon NovelToon
Tunangan Pria Obsesif

Tunangan Pria Obsesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Romansa Fantasi / Transmigrasi / Dark Romance
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: dewisl85

Reina masuk kedalam tubuh sang tokoh antagonis yang merupakan tunangan dari tokoh utama pria yang sangat obsess pada sang tokoh wanita. Takdir dari buku yang dibacanya harus mati dengan keadaan menyedihkan. Tapi Reina tidak ingin takdir buruk itu terjadi. Salah satunya dengan merubah takdirnya dengan memutuskan pertunangannya dengan Nico sang tokoh utama. Sayangnya perubahannya membuat pria gila berbarik tertarik padannya dan berjanji tidak akan melepaskan. Rencana hidup tenangnya harus hancur dengan pria gila yang malah obsesi padanya bukan pada kekasih kakaknya. Tidak sampai disitu saja masalah dalam hidupnya silih berganti. Berbagai karakter muncul yang tak seharusnya ada di cerita.
"Mari kita batalkan pertunangan ini."
"Tidak akan pernah, kamu sudah masuk ke dalam duniaku dan cara untuk keluar hanya dengan kematian. Sayangnya aku tidak akan membiarkan kematian merenggut kelinci kesayangan itu."
"Kenapa alurnya jadi berubah."
"Semua usahaku sudah selesai , mari kita putus."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewisl85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Reina mengenali sosok pria yang duduk disampingnya. Tapi anehnya pria itu tidak ada dalam cerita yang dibacannya. Ia mengenali sosoknya dari ingatan tubuh Reina asli. Dimana pria ini adalah sosok yang sangat berarti dalam hidup Reina di masa lalu. Sebelum pria itu harus meninggalkan reina untuk mengejar tanggung jawabnya sbeagi penerus bisnis keluargannya. Sejak saat itu, mereka tak lagi saling berhubung. Karena Reina masih marah dengan pilihan pria itu apalagi ia dikabari saat keberangkatannya tinggal beberapa jam lagi.

"Kamu masih marah? " tanya pria itu pada wanita disampingnya yang masih diam saja.

"Reina, maaf aku harus meninggalkanmu secara tiba-tiba."

"Mike, aku sudah tidak peduli tentang hal itu." ucap Reina yang kembali menatap danau dihadapannya. Rasannya kepalannya kembali berisik dengan semua orang yang silih datang padahal dalam cerita tidak pernah ada. Sebenarnnya apa yang harus dirinya lakukan saat ini.

"Berarti kamu sudah memaafkanku bukan?" tanya pria itu yang mencoba meraih tangannya tapi segera ditepisnya.

"Kenapa Rei?"

"Mike, sejak kamu pergi begitu saja seakan hubungan kita selama tidak berarti dimatamu. Aku sudah mengangap bahwa kita tidak perlu lagi saling berhubungan. kamu tentu tahu setiap suratmu tidak pernah aku balas." ucap Reina yang sekarang menatap pria disampingnya dengan tatapan tajam. Ia merasa perasaan ini sepenuhnya miliki Reina yang asli. Wanita itu pasti kecewa dengan pria dihadapannya.

"Tapi Reina, aku bisa menjelaskan."

"Tidak ada yang perlu kamu jelaskan lagi mike. Kamu pikir aku tidak tahu kehidupanmu di negara itu !." ucap Reina yang sekarang sudah berdiri dari duduknya. Ia menatap tajam pria yang masih duduk di hadapannya.

"Reina, saat itu aku tidak bisa menolak pertunangan itu. Karena tiba-tiba bisnis keluargaku dalam masalah. Sekarang bisnis keluargaku sudah stabil dan  aku sudah membatalkan pertunanganku dengan wanita itu." jelas pria itu pada Reina yang kembali berusaha untuk meraih tangan Reina. Tapi wanita itu selalu menghindarinnya.

"Tidak perlu, aku sudah tidak peduli hal itu lagi. Mike , sekarang kita berdua hanya dua orang asing. Hal itu yang harus kamu ingat." ucap Reina yang langsung meninggalkan Mike begitu saja. Pada waktu bersamaan hujan turun, dan meninggalkan pria itu  begitu saja.

Ia buka payungnya, saat ia angkat payungnya keatas. Reina dikejutkan dengan keberadaan seorang pria didepannya dengan tatapan tajam. Penampilannya sudah berantakan dengan dua kancing terbuka. Kedua lengan bajunya udah tergulung asal. Rambut yang ditata rapih beberapa jam sudah berantakan. Sebagaian baju sudah basah terkena air hujan.

"Bagaimana kamu bisa disini?"tanya Reina pada pria di hadapannya.

"Kenapa aku hubungin kamu tidak angkat?" tanya pria itu yang membuat Reina langsung melirik hpnnya yang ternyata mati. Pantas saja ia merasa beberapa waktu lalu terasa tenang tanpa ada telepon dari pria gila dihadapannya.

"HPku mati." ucap Reina dengan santai pada pria di hadapannya. Seakan rasa khawatir pria itu tidak berarti untukknya.

"Reina, aku pikir telah terjadi sesuatu padamu. Kamu tidak pikir aku sangat khawatir padamu." ucap pria itu pada tunangannya yang beberapa waktu ini berubah menjadi pendiam dan tak lagi peduli dengannya.

"Aku tak peduli dan tidak membutuhkan kepedulianmu. Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku lagi. Bukankah aku sudah bilang berkali-kali..." perkataanya terhenti saat sebuah tangan menarik tubuhnya mendekat pada Nico. Sekarang hanya mereka hanya berjarak beberapa jengkal saja. Kedua matanya saling bertemu. Tatapan tajam Nico selalu berhasil membuat Reina tenggelam dalam lautan mata pria itu.

"Bukankah aku juga sudah bemengatakan berkali-kali padamu Reina. Tidak akan ada pembatalan pertunangan kita. Selain salah satu dari kita meninggalkan dunia ini. Mulai sekarang, aku akan mencium bibirmu kalau kembali mengatakan keinginanmu itu." ucap pria itu yang membuat Reina melebarkan matannya. Saat ia ingin membatah, bibir pria itu lebih dulu menyentuh bibirnya. Ciuman itu terjadi tanpa reina bisa cegah.

Tanpa Reina sadari, Mike masih berdiri di belakangnya dan melihat kejadian itu. Kedua mata pria itu saling  bertemu. Mike marah melihat kejadian didepannya. Sedangkan Nico tersenyum tipis di sela-sela ciumannya. Dia melemparkan tatapan tajam pada pria yang berdiri di belakang tunagannya.

Sebenarnya ia sudah datang saat tunangannya berdebat dengan seorang pria yang tak ia kenal. Karena itu juga rasa cemburunnya tiba-tiba muncul saat wanitanya malah berdekatan dengan pria lain. Apalagi pria itu mencoba merebut Reina darinnya. Tentu saja ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Sesuatu yang sudah menjadi miliknya tidak akan pernah ia lepaskan.

"NICO, kamu gila."

"Kamu sudah membuatku gila Reina." ucap pria itu sebelum tubuh Reina melayang. Wanita mencoba untuk turun tapi tatapan tajam Nico membuatnnya ciut. Untuk saat ini dia tidak ingin memancing amarah pria itu yang bisa membawa bahaya padannya. Reina memilih mengalungkan tangannya di leher Nico. Hal itu membuat pria itu tersenyum senang.

"aku suka saat kamu bersikap manis seperti ini."

"Diam Nico."

"ah, ternyata kamu bisa juga tersipu malu." goda pria itu yang membuat seluruh wajah wanita itu merah. Dia menyembunyikan wajahnya ke dada pria. Sedangkan  tangnnya satunnya masih mencoba memayungkan keduannya.

Setelah tubuhnya diletakkan di kursi penumpang disamping kursi kemudi. Reina memilih untuk membuang wajahnya ke jendela. Ia tidak ingin menatap pria di sampingnya. Sesungguhnya ia masih malu mengenai kejadian beberapa saat lalu.

"Kamu belum menggunakan sabuk pengamannya." ucap pria itu yang entah sejak kapan sudah di depan tubuhnya. Pria itu menarik seat belt di kursinnya. Saat itu kedua mata mereka saling bertemu. Nico dengan santainnya mencium dahi tunangannya. Hal itu membuat Reina terdiam sedangkan Nico tertawa pelan saat melihat tingkah menggemaskan Reina.

"Kamu tidak perlu malu. Aku suka dengan semua sikap barumu." ucap pria itu yang semakin membuat Reina ingin bersembunyi di dalam lubang semut saja.

"Diam , fokus saja pada jalan."

"Bagaimana aku bisa fokus, kalau disampingku ada wanita yang mengemaskan." ucap Nico yang membuat Reina terkejut bukan main. Sejak kapan pria itu handal dalam merayu seperti ini. Dalam cerita pria itu tidak semestinya begini. Bahkan sampai akhir cerita, sikap pria itu tidak berubah tetap dingin meskipun dengan tokoh utama wanita.

"Kamu salah minum obat?" tanya Reina dengan wajah polosnnya yang membuat lawan bicarannya tersenyum lebar.

"Sepertinya Vino salah membelikanku obat."

"wah ini berbahaya."

"Bukankah lebih baik, agar kamu selalu merona seperti ini." ucap Nico yang mendekat wajahnya ke Reina. Akhirnya pria itu memberikan kecupan pada pipi tembam kekasihnnya.

"NICO."

"hahahaha, kamu menggemaskan sekali sayang." ucap pria itu yang membuat Reina terkejut bukan main. Bukankah ia baru saja salah dengar. Pria itu tidak mungkin memanggilnya dengan kata "Sayang"

"Kenapa? kamu terkejut aku memanggilmu sayang. bukankah kita bertunangan. bukankah wajah aku memanggilmu seperti ini." ucap Nico santai.

Tentu saja tidak wajar karena seharusnnya kamu tidak memiliki hubungan baik dengan Reina. Rasannya kepalannya ingin pecah melihat semua ini. Kenapa hidupnya harus menjadi seperti ini. seharusnnya ia menjadi tokoh figuran yang tidak berhubungan dengan alur cerita saja. Tapi ia malah takdirnnya malah menempatkan menjadi tunangan tokoh utama pria yang tak lain tokoh antagonis.

"Dunia ini benar-benar sudah gila."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!