Gadis Polos Incaran CEO Dingin

"Waalaikumsalam, sia... loh kamu? Ngapain kamu kesini?" Tanya Rio saat melihat kedatangan Kevin.

Mendengar ucapan dari Rio Adhiwijaya membuat Kevin gugup, Kevin berfikir bahwa Rio tak menyukai dan membenci dirinya karena dia berasal dari keluarga Alexander.

Melihat Kevin hanya diam membuat Rio heran.

"Kamu Kevin Alexander yah? Bos nya lavinka? Ayo masuk dulu, anaknya masih siap siap, biasanya keluarnya baru jam 7 nanti, kamu udah sarapan? Belum kan? Ayo sarapan bareng" ajak Rio ramah pada Kevin.

Mendengar ucapan dari Rio membuat Kevin malu, dendam menutup matanya bahwa keluarga Adhiwijaya memang baik, dendamnya slama ini membuat buta dan menutup mata soal kebenaran dan hanya melihat kesalahan keluarga Adhiwijaya di masa lalu.

"Makasih ya om" ujar Kevin tersenyum ramah.

Rio hanya mengangguk tersenyum dan mengajak Kevin masuk.

"Ada sia... loh kamu yang kemarin yah? Mau nyusul lavinka? Bentar anaknya lagi siap siap, nanti turun kok waktu sarapan, kamu udah sarapan? Kalo belum Ayo sarapan bareng" ujar laras ramah.

Melihat keramahan mereka membuat nya semakin malu, Kevin ingin sekali minta maaf, tapi belum berani.

"Makasih tante" ujar laras

"Ayo duduk dulu tante mau panggil lavinkanya dulu" ujar laila, lalu berdehem pelan.

Melohat istrinya itu Rio mengingat kan agar Kevin menutup telinganya juga dan.....

"LAVINKAAAAAA AYOOOK CEPETAN UDAH DI TUNGGU SAMA BOS KAMU!!!!!!!" TERIAK LARAS MENGGELEGAR.

tak lama kemudian...

"IYA MAHHHHHHH LAVINKAAAAAAAA TURUNNNNNNNNNN" TERIAK LAVINKA IKUT MENGGELEGAR.

minat kejadian itu Kevin hanya tersenyum masam, dua wanita itu mirip sekali dengan mamahnya.

"Tunggu bentar ya pak anaknya habis ini turun" ujar laras memanggil Kevin dengan sebutan pak.

Panggilan itu membuat Kevin canggung dan meminta laras untuk mengganti panggil annya.

"Iya tante, jangan panggil pak tante saya masih muda" ujar Kevin canggung.

"Tau tuh mamah masa nak Kevin di panggil pak" ujar Rio terkekeh.

"Emang salah yah? Kan pak Kevin bosnya lavinka" ujar laras dengan wajah polos yang sama seperti wajah lavinka.

"Salah sih enggak tapi ga cocok aja" ujar Rio lagi.

"Terus mamah panggil apa dong?" Tanya laras polos.

"Panggil 'nak' juga boleh tante" ujar Kevin tersenyum canggung.

"Ouh oke" ujar laras tersenyum.

Tak lama lavinka pun turun.

"Loh bapak disini?" Tanya lavinka terkejut melihat kehadiran bosnya.

"Saya mau jemput kamu" ujar Kevin tersenyum manis.

Mendengar ucapan Kevin membuat lavinka heran.

"Mmm pak, tpi lavinka di anter supir" ujar lavinka polos.

"Udah ga papa diantar nak Kevin aja, kan se kantor" ujar Rio menaik turunkan alisnya.

"Pah tapi aku ga nyaman kalo berangkat berdua sama cowo" ujar lavinka pelan.

"Tapi kan dia bos kamu, udah ga papa" ujar Rio pada lavinka.

"Ya-yaudah deh" ujar lavinka gugup

"Sayang bantuin mamah ambil lauk di dapur yuk" ujar laras mengajak lavinka kedapur.

Melihat kepergian mereka lali Rio berbicara.

"Maaf yah nak Kevin, soalnya dari kecil lavinka ga pernah deket sama cowo, bahkan sama mamahnya ga di bolehin pacaran, jadinya maklum lavinka kalo kaku deket sama cowo" jelas Rio.

Mendengar penjelasan Rio membuat Kevin tersenyum senang. Bukankah dia pria pertama yang akan mendekati lavinka dan menjadi cinta pertama lavinka? Begitu pikirnya.

"Ga papa om saya ngerti" ujar Kevin masih tersenyum senang.

Setelah itu dua wanita itu pun kembali dari dapur membawa banyak lauk.

"Hmmm mahhh wanginya enak" ujar lavinka mencium ayam geprek favorit nya.

Melihat lavinka berbinar menatap ayam geprek membuat Kevin gemas.

Melihat tatapan Kevin pada putrinya membuat Rio tersenyum tipis, Rio menyadari bahwa Kevin menyukai lavinka.

"Nak Rio, ayam geprek makanan kesukaan lavinka, jadi kalo mau culik lavinka mah gampang, sogok aja sama ayam geprek ntar juga ikut sendiri" ujar Rio terkekeh menggoda.

Mendengar ucapan Rio membuat Kevin malu dan apalagi dengan lavinka, sudah dipastikan dia cemberut dengan bibir mengerucut dan wajah memerah.

"Udah pah, anaknya jangan di goda, kasian" ujar laras.

"Iya, iya, yaudah ayo makan" ujar Rio mulai makan.

@@@@@

Di markas BLACK SUPREME.

"Loh bos kok balik lagi?" Tanya Frank

"Bukan urusan lo" ujar axel masih kesal.

"Lah kan gua nanya masa kaga boleh bos, lagian kan gua udah minta maaf" ujar Frank memelas.

Melihat wajah Frank membuat axel semakin kesal.

"Gua mau ambil hp ketinggalan" ujar axel kesal.

"Gua pikir bos kesini karna dapet hidayah dari tuhan terus minta maaf karna udah menganiaya gua" gumam Frank pelan dan masih di dengar oleh axel.

Mendengar ucapan dari anak buahnya yang absurd itu membuat axel kesal.

"Mulut siapa itu lancang sekali, tuh bibir mau gua kepang apa?! Enak aja ngatain gua dapet hidayah, yang harusnya dapet hidayah itu elu!!! Gua yang lu aniaya duluan..." ujar axel kesal.

Spontan Frank menutup mulutnya dan hanya cengengesan saja.

"Udahlah gua kesel ama lo" ujar axel kembali pergi meninggalkan markas BLACK SUPREME.

"Bos..." ujar Frank tak di hiraukan oleh axel.

"Woii bos hp lu masih disini" ujar Frank lagi.

"Ouh iya lupa, gara-gara lo ini" ujar axel pergi.

Melihat dirinya disalahkan lagi membuat Frank hanya bisa melongo.

Setelah itu axel benar benar pergi.

"Salah gua apa yah?" Tanya Frank dalam hatinya dengan pandangan wajah bodoh dan bingung.