Nareshpati Sadewa Adibrata akhirnya bertemu lagi dengan.gadis yang sudah menolaknya delapan tahun yang lalu, Nathalia Riana.
Nareshpati Sadewa Adibrata
"Sekarang kamu bukan prioritasku lagi, Nathal."
Nathalia.Riana
"Baguslah. Jangan pernah lupa dengan kata katamu."
Semoga suka♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minta dilamar
"Kenapa kamu lama sekali?" Racel berjalan cepat menghampirinya. Tangannya langsung menggandeng lengan Naresh.
"Aku ke toilet dulu." Dia harus menghapus noda lipstick Nathalia yang membekas di bibirnya. Bibirnya sampai agak bengkak, baru dia perhatikan.
Ci uman gadis itu hebat juga. Padahal kata Abiyan, Nathalia belum pernah punya pacar.
Masa sih? Naresh ngga percaya. Dia belajar menci um seperti itu dari mana?
Naresh jadi ingin Nathalia mengulanginya lagi. Dia merasa ketagihan.
"Aku sebal banget. Kenapa kamu bisa perhatian banget dengan gadis itu?" rajuknya manja. Kepalanya di sandarkan ke lengan Naresh.
Naresh jengah. Tadi memang sengaja dia tidak menolak ketika Racel memeluknya saat dansa. Dia melakukannya demi memanas manasi Nathalia. Tapi sekarang Nathalia sudah ngga melihatnya lagi.
Naresh menjauhkan kepala Racel perlahan dan juga melepaskan gandengannya.
Bukannya dia takut Abiyan mengawasinya. Tapi dia merasa risih saja.
"Naresh?" Racel menatap heran dengan penolakan Naresh. Padahal tadi laki laki itu bersikap sangat manis sebelum menggendong perempuan lemah tadi.
Jantungnya berdebar aneh. Racel merasakan firasat buruk.
Naresh ngga menjawab, tapi terus melangkah. Racel menyusulnya dengan menahan kesal. Tadi dia sudah merasa senang karena perubahan sikap Naresh. Tapi sekarang dia mulai merasa cemas.
Tak jauh dari sana Abiyan dan Baim melihat dengan jelas apa yang sudah terjadi.
"Masih ngga bisa percaya Naresh akan menikahi Nathalia," ucap Abiyan.
"Mereka sudah terpisah lama," jawab Baim.
"Iya, sih. Aku harusnya mendukung mereka karena dulu aku yang mengacaukannya." Abiyan meletakkan kedua tangannya di saku celananya.
"Lupakan yang dulu. Kamu juga ngga sengaja."
Abiyan tersenyum tipis. Mungkin kalo mereka jadi menikah, rasa bersalahnya baru bisa menghilang.
"Tapi ci uman mereka ganas juga, ya. Nathalia belajar dari mana?" kekeh Baim yang disahuti Abiyan.
"insting kayaknya," sela Abiyan dalam tawanya. Keduanya pun makin tergelak sambil mengawasi kepergian Naresh dan Racel.
*
*
*
"Kamu mau menikah dengan putrinya Fathan dari Merapi Steel?" tanya Sandy Adibrata mengulang perkataan putranya.
Putranya mengejutkan saja. Pulang dari pesta nikahan, bukan mau minta nikah dengan Racel, tapi malah minta nikah dengan gadis lain.
"Istrinya Fathan bukannya cucu Airlangga Wisesa?" Dia agak deg degan juga. Perkataannya sebelum putranya berangkat tadi diijabah rupanya
Naresh mengangguk.
"Kamu dengan gadis itu sudah saling kenal atau bagaimana? Papa benar benar ngga ngerti." Sandy menuntut penjelasannya.
Seingatnya selama.delapan tahun ini Naresh tidak punya kekasih.
"Dulu kami teman sebelum papa mengajak aku pindah."
"Teman SMA?"
Naresh menganggukkan kepala.
Diluar dugaannya. Dia sama sekali ngga nyangka, Naresh sudah mengenal gadis yang sekarang ingin dia nikahi.
"Jadi selama ini kalian berhubungan? Maksud papa, kalian pacaran?" Papanya masih menginterogasi karena rasa penasaran yang amat sangat memenuhi kepalanya.
Naresh menggeleng.
Sandy menghembuskan nafas kasar.
"Bagaimana ceritanya kamu mau menikah tapi ngga pernah berhubungan?"
"Aku ketahuan Om Fathan dan istrinya sudah menci um salah satu putri kembarnya. Pa." Naresh menjawab jujur.
"Apa?" Tenggorokan Sandy terasa kering. Setaunya selama ini putranya sangat kaku dan dingin terhadap perempuan. Racel termasuk yang paling sabar mendekatinya.
Sekarang katanya dia menci um seorang gadis? Sandy sangat penasaran.
Gadis mana yang bisa membuat putranya oleng begitu.
"Aku bilang pada Om Fathan kalo aku akan bertanggung jawab, Pa. Dengan menikahi putrinya," jawab Naresh tetap tenang sementara dia melihat kening papanya sudah sangat berkerut.
Sandy menepuk keningnya agak keras. Putranya memang luar bjasa ngga terduga.
"Setau papa, putri Fathan ada dua. Mereka kembar. Yang satu tegas dan yang satu lagi lembut. Kamu suka yang lembut itu?" Sandy mencoba menebak.
Naresh menggeleng.
"Aku suka yang satunya lagi. Namanya Nathalia. Besok malam papa jangan salah menyebutkan namanya."
Dia salah lagi membaca karakter putranya.
"Oke. Tapi kenapa buru buru? Kamu belum menid urinya, kan?" canda Sandy.
Naresh tertawa pelan membuat Sandy terkesima.
Putranya tertawa. Delapan tahun bersama, dia tidak pernah melihat Naresh tertawa. selain senyum miringnya yang menyebalkan.
Sandy jadi penasaran dengan hubungan putranya yang sebenarnya dengan gadis yang bernama Nathalia.
Dia mengira pendamping yang cocok dengan putranya adalah yang bertipe lembut. Karena itu setiap melakukan percobaan perjodohan, Sandy selalu mencari yang berkarakter seperti itu.
Pantasan gagal, umpatnya dalam hati.
"Belum sempat, pa," jawabnya santai.
Hampir saja Sandy mengeluarkan umpatannya.
"Om Fathan meminta aku membawa papa besok malam menemuinya. Papa mau, kan?"
Sandy menghela nafas panjang.
"Oke. Besok malam kita datang menemuinya."
Setelah mendengar jawaban papanya, Naresh memutar tubuhnya bermaksud pergi.
"Naresh, kamu sudah mengatakannya pada Racel?"
Dia berbalik menatap papanya.
"Apa itu perlu, pa?" Dia merasa ngga ada keterikatan dengan Racel.
"Kalian, kan, mau dijodohkan."
"Kan, papa yang mengatur perjodohan itu? Aku ngga pernah menjanjikan dia apa apa."
Somp ret, maki Sandy dalam hati. Memang yang dikatakan putranya benar.
"Oke, nanti papa yang katakan pada orang tua Racel." Dia mengalah. Yang penting putranya mau menikah. Calon istrinya juga bukan gadis sembarang.
"Kamu sudah bilang siapa kamu?"
"Sudah."
"Oke."
Naresh yang tadinya ingin cepat cepat pergi malah kini menatap papanya.
"Ada yang mau kamu katakan lagi?" Sandy menatap heran.
"Apakah kita perlu membawa sesuatu saat ke rumah Om Fathan?"
Sandy tersenyum lebar.
"Tentu saja. Kata kamu mau menikah. Berarti besok malam, kan, lamaran."
DEG DEG
Dia beneran, nih, akan menikah dengan Nathalia? Jantungnya berdebar semakin cepat.
"Papa akan meminta omamu mempersiapkannya."
"Thank's, Pa."
*
*
*
Naresh yang sedang berbaring di tempat tidurnya terlihat ngga tenang. Gesekan gesekan lembut itu masih dia rasakan. Juga hal yang belum boleh dia lihat.
Warnanya pink, batinnya dengan ingatan yang jelas.
Naresh menggusar rambutnya kesal.
Dia.memegang bibirnya. Bibir Nathalia juga masih terasa di sana.
Aaakhh.... Nathalia. Naresh memeluk gulingnya erat. Dia janji akan secepatnya mengulang hal manis tadi.
*
*
*
Milan membawa Nevia ke balik pilar hotel.
"Ada apa?" tanya Nevia heran.
"Ada yang mau aku bicarakan." Akhirnya Milan menghentikan langkahnya.
"Via, bisakah percobaan hubungan kita dihilangkan?" tanya Milan serius.
"Maksud kamu?" tanya Nevia pura pura bo doh.
"Aku juga ingin seperi Naresh. Aku mau.menemui Tante Kiran dan Om Hazka. Orang tuamu."
Nevia menatap dalam mata elang Milan.
Dia sudah yakin? tanyanya dalam hati.
"Boleh, kapan?"
"Besok malam juga."
"Oke." Jantung Nevia berdebar cepat, dia berusaha tetap tenang di depan Milan.
Milan tersenyum senang.
"Boleh ci um lagi?" Wajah Milan mendekat.
Nevia mundur selangkah.
"Setelah kamu menemui orang tuaku baru boleh."
Milan tersenyum simpatik, menambah ketampanannya berlipat lipat.
"Janji, ya?" Milan menatap lekat.
"Ya." Nevia mengalihkan tatapannya dari Milan. Jantungnya semakin cepat berdetak.
membohongi perasaan masing-masing,
nyesek tau pas Naresh bilang Nathal bukan prioritas nya lagi,
Duh Naresh Naresh...ga takut apa doa emak" online, di doain bucin akut sama Nathalia baru rasa.
Kak Rahma, bikin Naresh menemukan buku Diary nya Nathal, 8 th yg lalu, biar setidaknya Naresh sedikit mengerem ucapannya yg bisa menyakiti Nathal
𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙠𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙢𝙡𝙖𝙝 𝙣𝙜𝙤𝙢𝙤𝙣𝙜 𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙠𝙚 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙖𝙡 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙯𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙥 𝙤𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙨𝙣𝙞𝙨 𝙙𝙤𝙖𝙣𝙠, 𝙖𝙥𝙖 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙚𝙠 𝙣𝙣𝙩𝙞 𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪...
𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙟𝙣𝙜𝙣 𝙙𝙞𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙝 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙙𝙚𝙘𝙝 𝙏𝙝𝙤𝙧 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙣𝙖𝙧𝙚𝙨𝙝 𝙨𝙖𝙙𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙪𝙡𝙪𝙖𝙣 𝙠𝙚 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖... 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙚𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙠 𝙗𝙖𝙥𝙚𝙧𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙨𝙞 𝙣𝙖𝙧𝙚𝙨𝙝 𝙖𝙙𝙖 𝙚𝙛𝙛𝙤𝙧𝙩 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙥𝙚𝙧𝙟𝙪𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖... 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙢𝙚𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙢𝙧𝙚𝙠𝙖
Om Ocong Ngasih iklan
semangat ya nathali 😍😍😍