Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mundur
Senin pagi ini Jammie menghadap bossnya, Alex Reeves yang dengan santainya menatap asistennya yang tampak kusut.
"Kamu kenapa Jam?" tanyanya.
"Gara-gara tuan, saya yang jadi susah!" keluh Jammie.
Alex menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya. Pria tampan yang digilai banyak kaum hawa itu menatap geli ke arah Jammie.
"Apakah Vivi membuatmu pusing?"
"Yes, Sir. Bahkan saya sampai bingung nona Vivienne tidak seperti anak berusia belum ada 17 tahun, dia nggak punya filter kalau bicara."
Alex terbahak. Memang sejak kapan adikku itu punya filter kalau ngomong?
"Apa lagi ulahnya seminggu ini?" tanya Alex yang memang meminta laporan tiap Minggu soal adiknya.
Jammie pun menceritakan kejadian seminggu ini tanpa terlewat termasuk dua malam ini Vivienne memilih tidur di kamar Jammie hingga pria itu memilih tidur di sofa.
Alex hanya tersenyum mendengar laporan Jammie. Adik perempuannya itu memang kacau!
"Jadi sir, bisakah saya mundur dari mengawal nona Vivienne?"
Alex menatap Jammie tidak percaya. "Apa kamu yakin?"
Jammie mengangguk.
"Oke. Kamu kembali ke asistenku selama seminggu, biar Vivienne dikawal Saki, asistennya Alexa. Mungkin jika pengawal Vivienne perempuan, adikku itu akan berubah kalem."
***
"Lho? Mana Jammie?" tanya Vivienne ketika melihat seorang wanita dengan berambut pendek dan wajah dingin muncul di depan pintu apartemennya.
"Jammie harus mengurus beberapa pekerjaan dengan tuan Alex jadi saya yang menggantikannya," ucap wanita itu datar seolah tidak ada nyawa disana akibat saking dingin nadanya.
Vivienne mendengus kesal. Dasar Jammie Jambreeeettt!
"Ya sudah! Kamu ikut aku ke kampus!" Vivienne mengambil tas ranselnya lalu keduanya berjalan menuju lift.
***
Selama di kampus, konsentrasi Vivienne buyar karena tidak ada Jammie yang beberapa bulan ini selalu menemaninya, selalu membuatnya sebal dan gemas menjadi satu dan entah kenapa dia merasa nyaman dan aman jika ada Jammie.
Si kampret itu kemana sih? Awas kalau minta resign sama mas Alex ! - batinnya kesal.
"Neville-san, Kono shiki no kotaeru ( jawab formula ini )" suara dosen membuyarkan lamunan Vivienne.
Gadis itu tergagap dan untuk pertama kalinya, dia tidak bisa menjawab pertanyaan selama sekolah.
Semua gara-gara Jambreeeettt!
***
Vivienne berjalan dengan langkah lebar-lebar menuju ruangan Alex Reeves dengan diikuti Saki di belakangnya.
Erika sekretaris Alex terkejut ketika nona bungsu keluarga Pratomo datang dengan wajah ditekuk sepuluh.
"Mas Alex ada, Erika?" tanya gadis bule itu.
"Ada nona sedang bersama dengan tuan Hiro..."
Suara Erika terpotong dengan cueknya Vivienne masuk tanpa permisi sedangkan Saki hanya menghela nafas panjang.
"Mas Aleeeexxx!" teriak Vivienne tanpa peduli kakaknya sedang sama siapa.
"Halo Vivienne," sapa Hiroshi Al Jordan. "Awet bar-bar ya kamu," ucapnya sambil tersenyum.
"Lho ada bang Hiro rupanya. Apa kabar bang?" Vivienne mengulurkan tangannya yang disambut Hiro. "Udah dapat mbak Shanum belum?"
"Sudah dong!" kekeh Hiro.
"Bagus! Aku dukung!" Vivienne mengacungkan jempolnya.
"Kamu ngapain ganggu mas Alex dan Hiro? Untung tamunya si kupret satu ini, kalau yang lain, mas lempar kamu keluar!" omel Alex Reeves.
"Mas! Kembalikan Jammie!"
Alex dan Hiro terbengong. "Jammie? Jammie Asisten mu Lex?" tanya Hiro yang dijawab anggukan Alex.
"Jammie mundur jadi pengawalmu Vivi."
Vivienne mendelik. "Kembalikan! Pasti gara-gara Mas Alex kan!"
"Jammie sendiri yang minta mundur ke mas. Dia sudah capek ngadepin kamu tahu!"
Vivienne menghentakkan kakinya. "Aku nggak perduli! Pokoknya kirim Jammie besok pagi! Aku nggak mau sama cewek robot itu!" teriak gadis itu sambil menunjuk ke arah Saki yang datar menatap nonanya marah-marah ke bossnya.
"Pokoknya balikin Jammie ke posisinya sebagai pengawal aku atau aku tidak merestui bang Hiro dengan mbak Shanum!" ucap Vivienne absurd lalu pergi meninggalkan kedua pria tampan yang sedang berada di ruangan Alex.
"Adikmu kayaknya jatuh cinta dengan Jammie tapi belum menyadari nya," kekeh Hiro.
"For God's sake! Adikku belum ada 17 tahun!" Akex mengacak-acak rambutnya kasar.
"Dia benar-benar suka dengan Jammie, Lex," senyum Hiro.
***
Vivienne menyuruh Saki pulang setelah mengantarkan dirinya ke apartemen. Di dalam apartemen, dia hanya manyun bingung mau menyalurkan emosi dimana. Tak lama dia teringat ruang gym di lantai dua yang memang dibuat oleh Pakdhe Adrian.
Gadis itu mengganti bajunya menjadi kaos putih, celana training dan sepatu kets. Tidak lupa membawa botol air minum dan handuk. Vivienne keluar dari apartemen dan menuju ruang gym.
***
Jammie hanya menghela nafas panjang ketika Alex Reeves memanggilnya supaya kembali mengawal adiknya.
"Sir, bisa kah seminggu saja saya tidak bersama nona Vivienne? Jujur saya ingin istirahat dulu dengan kekacauan bahasanya nona Vivienne."
Hiro yang berada disana pun ikut kepo. "Memang Vivienne bilang apa Jam?"
Bukan Jammie yang menceritakan namun Alex Reeves yang membuat Hiro terbahak.
"Astaga adikmu itu Lex!" ucap Hiro di sela-sela tawanya.
"Anda paham kan kalau berada di posisi saya Tuan Al Jordan?" melas Jammie.
"Aku rasa Vivienne lebih nyaman denganmu Jammie," ucap Hiro.
"Kenapa tuan?"
"Karena hanya kamu yang membuat Vivienne tidak bisa menjawab pop quiz tadi waktu kuliah. Untuk pertama kalinya, adikku menjadi orang terbodoh di depan kelas," gelak Alex yang memang sudah mendapatkan laporan dari dosen Vivienne tadi.
Jammie hanya terbengong. Nona Vivienne tidak bisa menjawab? Unbelievable!
***
Vivienne asyik melakukan banyak gerakan untuk tubuhnya agar membuat kekesalan hatinya hilang. Sudah bukan Jammie pengawalku, tadi nggak bisa jawab pula! Apes banget!
"Semua gara-gara Jammie Jambreeeettt!" teriak Vivienne kesal.
"Siapa yang kamu panggil jambret?"
Vivienne pun menoleh dan melihat kakaknya Shanum Pratomo datang untuk berolahraga juga.
"Jammie tuh mbak yang aku bilang Jambret!" umpat Vivienne.
Shanum yang datang mengenakan tank top hitam laku melakukan pemanasan sebelum memulai dengan treadmill.
"Memang Jammie kenapa sayang?"
"Jammie mundur jadi pengawalku, mbak," adu Vivienne dramatis. "Dan gara-gara Jammie, hari ini aku tidak bisa jawab pop quiz."
Tak lama tangis Vivienne meledak namun Shanum hanya tertawa sebab tangisan adiknya tangis lebay.
"Wah patut dicatat dalam sejarah keluarga Pratomo kalau Vivienne tidak bisa menjawab pertanyaan pop quiz," gelak Shanum karena selama ini Vivienne selalu sempurna dalam nilai-nilai sekolahnya meskipun seenaknya kalau belajar.
"Apa aku segitu menyebalkannya kah?" keluh Vivienne.
"Kamu tuh nggak nyebelin cuma ngeselin!" kekeh Shanum.
"Aaarrgggghhh! Mbak Shanum sama saja! Nyebeliiiinnn!" teriak Vivienne kesal sambil menuju samsak.
Shanum hanya tertawa melihat perilaku adiknya. Suara notifikasi pesan ponsel yang dia letakkan diatas treadmill membuatnya tersenyum.
Aku di ruang gym lantai dua.
Vivienne masih memukul samsak merah itu sambil marah-marah. "Jambreeeettt sialaaaann!!!"
***
Yuhuuu Up Sore Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️