Wang Wu Xie hidup damai bersama keluarganya di perbatasan dunia fana dan dunia kultivasi. Namun jauh di dalam hatinya, tumbuh kerinduan akan dunia yang lebih luas dan keinginan untuk menapaki jalan keabadian.
Suatu malam, ia bermimpi tentang sosok misterius yang melawan tiga tetua sekte besar demi mempertahankan Pusaka Penentang Langit dan Kitab Reinkarnasi. Mimpi itu terasa terlalu nyata untuk sekadar bunga tidur.
Siapa sebenarnya sosok dalam mimpi itu? Apa hubungannya dengan darah Wang Wu Xie sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan menyeretnya menuju takdir yang tidak pernah ia bayangkan.
Penuh ketegangan dan intrik, jadi ikuti misteri yang ada dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamtaro Dasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11 - Jalan Keabadian
"Kultivator..."
Jantung Wang Wu Xie tiba-tiba berdetak cepat. Belakangan ini, dia memang sering berlatih bela diri tanpa banyak alasan.
Semua tindakannya itu hanya mengikuti Wang Feng dan sekadar menggerakkan tubuhnya agar tidak merasa lemah. Dia tidak pernah benar-benar membayangkan bahwa tindakan tersebut akan menarik perhatian Bai Yue hingga mengajaknya berlatih kultivasi.
"Meskipun aku mengatakan akan mengajarimu, tapi menjadi kultivator juga tidak semudah itu." Bai Yue tiba-tiba bicara, "Jalan ini penuh kesulitan dan butuh bakat untuk bisa menapakinya. Seorang manusia harus bisa menyerap Qi, melatih diri, memperkuat tubuh, hingga memperpanjang usia demi mencapai keabadian, itulah kultivator."
Kata-kata itu membuat Wang Wu Xie terdiam. Dalam hatinya muncul bayangan wajah orang-orang Desa Bai Shui, serangan yang dilakukan oleh kultivator Sekte Iblis Hitam, jeritan di tambang ketika mereka dipaksa menjadi budak, dan ibunya yang berjuang sendirian.
Wang Wu Xie tidak sadar menutup matanya. Dia menarik napas dalam sebelum menoleh dan menatap subjek di sampingnya. Bibirnya bergerak dan ia pun melontarkan sebuah pertanyaan.
"Jika memang seseorang menjadi kultivator untuk mencapai keabadian, lalu kenapa para kultivator saling membunuh? Bukankah itu berlawanan dengan tujuan awal mereka?"
Bai Yue membeku. Sejenak terdiam dan hanya memperhatikan Wang Wu Xie. Dirinya pun mengulurkan tangan, menyentuh kepala anak laki-laki berusia 13 Tahun di sampingnya dan kemudian menggeleng pelan.
Suara Bai Yue lembut saat berkata, "Untuk menjadi kultivator... Tidak hanya bergantung pada penyerapan Qi di alam. Para kultivator membutuhkan sumber daya untuk terus bertahan dan memperkuat tubuh mereka. Sumber daya ini terbagi-bagi... Mulai dari Batu Roh, berbagai jenis Pil, Demonic Core, Pusaka Kuno dan lain sebagainya."
"Hanya saja.." Bai Yue menghela napas. Dia melanjutkan, "Sumber daya yang dimiliki oleh dunia sangat terbatas sehingga para kultivator bersaing memperebutkannya. Persaingan itu berubah menjadi pertarungan. Kemudian pertarungan berubah menjadi pembantaian. Di jalan ini... Yang kuat memangsa yang lemah. Hanya mereka yang kuat yang bisa bertahan, sementara yang lemah akan selamanya tertindas."
Wang Wu Xie menurunkan pandangannya. Jemarinya terkepal di atas lutut. Kata-kata itu menghantamnya dan membuat ia tertampar oleh kenyataan bahwa dia, ibunya, serta warga Desa Bai Shui... Hanyalah bagian terkecil dari dunia yang rapuh ini. Mereka akan sangat mudah ditindas karena tidak memiliki kekuatan seperti layaknya para manusia abadi.
Bai Yue menengadah, menatap kelopak bunga plum yang berguguran lalu berujar lirih, "Dunia ini kejam, tapi justru karena itulah orang-orang menempuh jalan kultivasi. Mereka berusaha menjadi kuat, agar tidak ditelan dunia, dan agar dapat melindungi orang-orang yang mereka sayangi."
Senyum tipis terlukis di wajah Bai Yue ketika ia menoleh. Namun yang mengejutkannya, anak laki-laki di sampingnya telah lama menatap ke arahnya. Tatapan Wang Wu Xie tajam, tenang, dan dalamnya sulit diterka. Seakan-akan di balik keheningan itu, sesuatu tengah tumbuh tanpa seorang pun yang menyadarinya.
"Apa yang harus kulakukan... Untuk menjadi kultivator?"
Pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan Wang Wu Xie mengandung ketegasan yang asing hingga membuat Bai Yue tertegun. Anggota dari Sekte Teratai Putih itu terkadang merasa bahwa Wang Wu Xie mempunyai aura aneh yang sama sekali berbeda dengan anak lainnya.
"Ah. Kebetulan hari ini aku membawanya," Bai Yue tersadar dan kemudian mengeluarkan sebuah kristal giok berbentuk bola, seukuran telapak tangan di dalam kantong spiritualnya.
Bai Yue menjelaskan, "Ini adalah Kristal Roh. Berfungsi untuk membaca apakah seseorang memiliki akar spiritual. Semakin murni kualitas akar spiritual seseorang, maka akan semakin berpotensi untuk menjadi kultivator."
"Coba kau letakkan tanganmu di atasnya," Bai Yue memberi perintah.
Wang Wu Xie menarik napas, lalu perlahan mengulurkan tangannya. Sejenak ia membeku, merasakan keraguan yang singkat, sebelum akhirnya menempelkan telapaknya pada kristal giok itu.
Suhu dingin menyusup ke kulitnya, menjalar hingga ke nadinya. Hening. Hanya suara desir angin yang membawa guguran kelopak plum, seolah seluruh dunia menahan napas menunggu reaksi dari Kristal Roh tersebut.
******
Perjalanan MC di mulai dari nol,,, sehingga terlihat seperti real,, bukan sekedar fiksi
Dan tinggalkan jejak 👣👣👣👣
Semangat 💪💪💓💓
Jangan berhenti,,,, raihlah apa yang jadi mimpi mu.....
Ingatlah,,,, sukses berawal dari mimpi....
Meskipun tak menyukai Wu Xie,,,, nyatanya masih perduli,,, meskipun mungkin hanya untuk menjaga martabat keluarga Wang di mata umum,,,,
hehehehe 😁😁😁😁
Kenapa begitu panik...?!
Klo kematiannya begitu miris,, maka aku harap itu bukan Xiao Shuxiang, thor...
Cari tokoh lain aja,,, aku ngga rela Xiao Shuxiang di cabik-cabik...