ISTRI BUTA TUAN MAFIA

Hal yang paling membuat Gabriel kesal adalah seperti ini, istrinya merajuk hanya gara-gara perempuan tadi. Vale diam seribu bahasa meskipun suaminya sudah meminta maaf.

“Val, jangan diam seperti ini, aku sama sekali tidak tertarik dengan perempuan mana pun, hanya kamu istri yang paling cantik dan seksi" Ucap Gabriel mencoba merayu istrinya.

Vale menghela nafas panjangnya, dia melirik sekilas Gabriel yang memelas. “Aku percaya sama kamu, hanya saja aku tidak percaya perempuan itu, dia pasti akan terus menganggu rumah tangga kita" Jawabnya.

Mendengar suara Vale membuat senyum di wajah Gabriel mengembang, itu tidak akan terjadi, sebab Gabriel sudah meminta Daniel untuk membawa perempuan itu ke markas, dia tidak perduli, Dera putri siapa, satu peringatan tidak di dengar maka peringatan kedua adalah membuatnya tidak bisa melihat dunia untuk selamanya.

“Perempuan itu tidak akan lagi datang ke rumah ataupun ke perusahaan, bahkan dia tidak akan pernah muncul lagi di hadapanmu dan anak-anak. Maafkan aku hmm?" Ujar Gabriel memeluk pinggang istrinya. Vale mengangguk pelan.

“Dad, kenapa kamu selalu memeluk Mommy ku seperti itu? apakah kamu ingin aku menembak mu?" Seru Erlan yang tidak suka jika Gabriel memeluk pinggang ramping Vale.

Gabriel memejamkan matanya, ada saja yang menganggu kesenangannya, putranya begitu posesif dan seakan menjadi saingannya. Sementara Vale tersenyum lembut kearah putranya.

“Kemari lah, di mana Brianna?" Tanya Vale tidak melihat keberadaan putrinya.

Erlan mendekati sang Mommy dan langsung menggeser tubuh besar Gabriel. “Ck" Gabriel berdecak pelan.

“Aku sedang marah Mom, kenapa Brianna terus bermain dengan Zero? anak itu, kecil-kecil sudah menyebalkan" Gerutunya seakan dirinya sudah dewasa, memanggil Zero dengan sebutan anak kecil.

“Tidak sadar diri, tubuhmu juga masih kecil" Ledek Gabriel.

Erlan melirik sekilas. “Diam lah Dad, kamu sedang tidak di ajak bicara olehku dan Mommy" Tatapannya tidak kalah tajam dari Gabriel.

Vale kembali tertawa pelan, putranya yang di anggap cengeng sekarang mampu membuat Gabriel naik darah setiap saat.

***

Di ruang bawah tanah, Daniel sedang menunggu kedatangan Tuan nya, sangat mudah baginya untuk membawa Dera.

“Lepaskan aku Daniel, apa kamu tau siapa aku? Aku calon Nyonya muda Smith, calon istri kedua Gabriel!!" Serunya sembari memberontak, tangan dan kakinya di ikat membentuk huruf X dengan posisi berdiri.

Daniel tertawa bersama anak buahnya yang lain, merasa lucu mendengar ucapan Dera. “Mimpi Anda ketinggian Nona, kami hanya memiliki satu Nyonya saja dan itu bukan Anda melainkan Nyonya Valerie " Timpal salah satu dari mereka.

Dera mengeraskan rahangnya merasa kesal. “Kalian akan menyesal berani menangkap ku, kalau sampai Gabriel tau, kalian semua bakalan di hukum mati" Sentak nya, dia sangat yakin, Gabriel menerimanya, karena beberapa hari lalu Dera mendengar percakapan antara Ayahnya dan Gerald yang mengatakan jika Gabriel tidak merasa keberatan memiliki istri dua.

Tap

Tap

Langkah kaki yang terdengar begitu mengerikan membuat mereka menghentikan tawa nya, tidak perlu melihat lagi mereka sudah bisa mengenali jika itu adalah Tuan nya.

Senyum Dera mengembang kala melihat kedatangan Gabriel, perempuan itu yakin, semua akan mendapatkan hukuman karena salah menangkapnya.

“Gabriel, tolong aku, mereka salah menangkap ku, kamu sudah tau kan kalau Daddy kita bersahabat dan.. "

“Hmm, aku tau" Sela Gabriel, membuat senyum manis terbit dari wajah cantik Dera, tidak lupa perempuan itu menunjukkan wajah menyebalkan pada para pengawal dan juga Daniel.

Gabriel melirik sekilas Asistennya. “Daniel sudah kamu siapkan?" Tanya nya.

“Semua sudah siap Tuan!" Jawab Daniel tegas, menyeringai kearah Dera, membuat perempuan itu membeku, perasaannya sudah tidak karuan, semua tidak seperti ekpektasinya.

Gabriel melangkah maju mendekati Dera. “Aku tidak perlu menjelaskan lagi apa kesalahanmu, ini akibatnya jika kamu berani membuat istriku marah." Desisnya, tidak akan dia biarkan siapapun mengusik keluarga kecilnya.

Gabriel mengadakan tangannya meminta sesuatu pada Daniel, seakan paham Daniel segera memberikan belati kecil yang menjadi andalan Gabriel untuk menutup pengelihatan seseorang.

“Gabriel, apa yang akan kamu lakukan? tolong jangan lukai aku, aku minta maaf, aku tidak akan mengganggu mu ataupun istrimu lagi" Ujar Dera memohon, ini adalah sisi gelap Gabriel yang baru dia ketahui, Dera berpikir jika laki-laki di hadapannya ini sama dengan laki-laki lain yang mudah luluh hanya dengan tubuh seksi nya.

“Diam lah, bukannya kamu sudah bosan melihat dunia? Maka akan aku wujudkan keinginanmu itu" Gabriel memainkan belatinya dengan lihai, dia siap membuat mahakarya yang indah pada Dera.

Dera langsung menggelengkan kepalanya dengan keras, tentu saja dia tidak ingin mati sia-sia meskipun mencintai Gabriel, Dera masih ingin hidup bebas, perempuan itu memberontak, sampai Gabriel memberikan kode pada Daniel.

Daniel mengambil gesper yang sudah terukir dengan duri-duri kecil sangat tajam, bahkan Dera sangat yakin tubuhnya akan langsung tergores parah jika sampai terkena.

Daniel kembali memerintah anak buahnya yang lain untuk membuka baju Dera yang kurang bahan itu.

“Tidak, jangan lakukan ini Gabriel, aku mohon!!" Serunya berteriak, Gabriel sangat menyukai teriakan musuhnya.

Baju Dera di tarik paksa hingga robek, dan sekarang penampilannya setengah telanjang dada, hanya tersisa untuk menutupi dua bukit kembarnya saja.

Tidak ada yang bisa membayangkan bagaimana jadinya tubuh mulus itu nantinya.

Cetazzz

Cetazzz

“Awww!! Gabriel kamu bajingan, Iblis tidak memiliki perasaan!!" Teriaknya, Gabriel tidak perduli dia hanya menaikkan sudut bibirnya dan membiarkan Daniel terus mencambuknya.

Teriakan Dera bagaikan musik di telinga Gabriel, tubuh mulus itu sudah tidak berupa lagi, penuh dengan cairan merah. Dera sudah tidak sanggup lagi, dia memohon ampun.

Penyesalan memang selalu datang terahir, sudah mendapatkan peringatan malah tidak di dengar, dan terang-terangan mendatangi Vale, sekarang tanggung akibatnya.

“Hentikan Gabriel!!" Teriak seseorang yang baru saja masuk keruangan bawah tanah, Gabriel tersenyum kecil mendengar suara yang tidak asing.

Ya Itu Gerald, hanya pria itu yang bisa memasuki Markasnya tanpa terluka. Gabriel menoleh. Ternyata bukan hanya Daddy nya, di sana juga ada Zian dan Andrew.

“Selamat datang Dad, silahkan duduk dan nikmati pertunjukannya" Ucapnya mempersilahkan Ayahnya untuk duduk.

Gerald mengeraskan rahangnya, dia meringis melihat keadaan Dera, apa yang akan dia katakan pada sahabatnya.

“Kamu keterlaluan Gabriel, lepaskan Dera, jangan menyakitinya, atau.. "

“Jangan coba-coba mengancam ku dengan menggunakan anak dan istriku, jika itu terjadi maka Markas ini akan menjadi kuburan kita bersama" Sela Gabriel, dia sudah bisa membaca apa yang di pikirkan sang Ayah, untung saja Gabriel sudah menyiapkan semuanya, meminta Nata membawa istri dan anak-anaknya, sampai dia datang menjemput.

Gerald memejamkan matanya, rasa sesalnya mulai muncul, seharusnya dia tidak melakukan ini ataupun memaksa putranya, Gabriel bukan Noah yang bisa dia kendalikan, Gabriel sejak kecil memang sudah liar tanpa didikan, hidupnya keras di perbatasan.

“Gabriel, Daddy minta maaf, Daddy tidak akan melakukannya lagi, tolong lepaskan Dera, biarkan dia kembali pada orang tuanya."

Gabriel menganggukkan kepalanya. “Iya, dia memang harus kembali kepada orang tuanya, memangnya siapa yang mau mengurus Ja*ng seperti ini"

Gerald tersenyum lega akhirnya Gabriel mau melepaskan Dera. Tapi senyum itu hanya beberapa detik saja.

“Tapi sebelum itu aku harus melakukan sesuatu"

Jleb

“Awww!!"