NovelToon NovelToon
Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Xera Abilene Johnson gadis cantik yang hidup nya di mulai dari bawah, karena kakak angkat nya menguasai semua harta orang tua nya.
Namun di perjalanan yang menyedihkan ini, Xera bertemu dengan seorang pria dingin yaitu Lucane Jacque Smith yang sejak awal dia
menyukai Xera.
Apakah mereka bisa bersatu?? Dan jika Xera mengetahui latar belakang Lucane akan kah Xera menerima nya atau malah menjadi bagian dari Lucane??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Lorong kantor sudah hampir sepi ketika Xera keluar dari ruang meeting. Matanya lelah, tapi pikirannya justru belum tenang. Di tangannya, dia masih menggenggam folder yang tadi dipinjam dari Lucane dan untuk alasan yang bahkan ia sendiri tak mengerti, dia belum mengembalikannya.

Suara langkah berat mendekat dari arah lift. Xera menoleh, dan mendapati Lucane berdiri di sana, jaket di tangan, rambutnya sedikit berantakan seperti habis mengacaknya karena stres.

"Masih di sini?" tanya Lucane, suaranya rendah, lebih lembut dari biasanya.

Xera hanya mengangguk. "Tuan juga."

Lucane tersenyum tipis. "Kadang tenang di jam segini. Orang-orang udah pulang. Tidak ada yang pura-pura sibuk."

Mereka tertawa pelan. Ada jeda di antara tawa mereka bukan jeda canggung, tapi semacam ruang tenang yang nyaman. Xera menatap pria itu, dan entah kenapa, pandangannya terasa terlalu lama.

Tatapan Lucane pun menahannya, seperti menyadari sesuatu juga, tapi tidak mengucapkannya.

"Maaf tuan saya harus balikin ini," kata Xera akhirnya, menyodorkan folder itu.

Lucane tidak langsung mengambilnya. "Tidak usah buru-buru. Aku percaya kamu jagain itu."

Kata-kata itu sederhana. Tapi caranya mengucapkan tenang, tulus, dengan mata yang tidak beranjak dari wajah Xera membuat jantungnya berdetak sedikit lebih cepat.

Namun saat itu juga, suara hak sepatu terdengar mendekat. Clara.

"Tuan Lucane,ternyata tuan belum pulang juga. Oh iya ada yang harus saya bicarakan dengan tuan" ucap Clara dengan senyum yang terlalu halus untuk bisa dipercaya.

Xera cepat-cepat menjauh setengah langkah. Ekspresi Clara berpindah padanya, sekejap saja, tapi tajam.

Seperti pisau diselipkan di antara senyum.

Lucane tampak ragu, lalu berkata, "Hmm, Besok saja"

Clara tertawa kecil. "Oh? Maaf, aku mengganggu?"

Xera tersenyum kaku. "Tidak, aku juga mau pulang."

Lucane menatap Xera dan itu tatapan yang tidak bisa Clara abaikan. Tatapan yang tidak biasa.

Dan saat Xera berjalan menjauh, dia sadar satu hal dia ingin Lucane tetap memandangnya seperti tadi. Tapi dia juga tahu Clara tidak akan tinggal diam.

* * * *

Saat ini Xera dan Zee sedang berada di restoran karena Zee mendapatkan gaji jadi dia meneraktir teman nya ini.

"Seharus nya jangan di tempat mewah Zee" ucap Xera

"Suutttt, tidak masalah toh kita tidak melakukan nya setiap saat" jawab Zee

"Nanti gaji mu bisa habis Zee aku sungguh tidak enak" lanjut Xera

"Tenang lah Xera ini bukan apa apa" jawab Zee santai

'Zee kau sungguh sangat baik, jika aku nanti kaya aku akan membalas semua kebaikan mu' batin Xera

Di sana mereka pun makan malam dengan tawa bahagia, namun dari kejauhan Xera di perhatikan oleh seseorang yang tidak lain adalah Alexi.

"Kenapa Xera baik baik saja Setelah keluar dari rumah, apa dia menjadi jalang sekarang" gumam Alexi

Dengan cepat langkah Alex menghampiri kedua wanita cantik yang tengah makan malam itu.

"Xera" panggil Alexi

Sontak mereka langsung melihat kearah Alexi.

"Kenapa kau kesini" ucap Xera

"Yang seharus nya bertanya itu aku, kenapa kau makan di tempat mewah ini apa sekarang kau sudah menjadi jalang ha" ucap Alexi keras dan beberapa orang memandang Xera sinis

"Apa kau tidak waras sialan,Siapa yang menjadi jalang!! kau selalu saja membuat ku sakit hati" kesal Xera

"Hahaha katakan dengan benar Xera, apa lagi yang bisa kau perbuat selain menjadi jalang" kekeh Alexi

Tiba tiba...

Byur....

Sebuah Wine mendarat di wajah Alexi

"Jaga ucapan mu Alexi, kau sekarang sudah mengambil harta keluarga Xera dan sekarang kau sudah menikmati nya Lalu kau masi mengganggu nya dimana harga diri mu" ucap Zee dingin

"Wah sialan!!!jangan ikut ikut kau jalang kecil" ucap Alexi malu

Beberapa orang yang melihat nya langsung berbisik bisik.

Sedangkan Alexi pergi dari sana dengan wajah marah nya.

Max yang kebetulan makan di sana juga sedikit kesal dengan pria itu yang mereka tahu dia kakak angkat Xera.

"Xera jangan bersedih, kau bisa melawan pria gila itu" ucap Zee

"Akan ku pastikan dia mendapat balasan dari semua ini" kesal Xera

* * * *

Pintu kaca buram itu terbuka perlahan. Mirre melangkah masuk dengan dada sedikit terangkat, senyuman tipis menempel di wajahnya yang sudah dirias sempurna sejak pagi.

Ruang itu sunyi, hanya terdengar suara detak jam dinding dan helaan napas Lucane yang sedang duduk di balik meja kayu mahoni besar.

"Silakan duduk, Mirre," ucap Lucane datar, tanpa mengangkat wajah dari berkas-berkas di tangannya.

Mirre duduk dengan hati-hati, menyilangkan kaki sambil tetap mempertahankan postur percaya diri.

“Saya dipanggil, tuan?”

Lucane meletakkan berkasnya, lalu menatapnya lurus. Tatapannya tajam dan tak menyisakan ruang untuk senyum basa-basi.

"Aku ingin langsung ke intinya," katanya, tenang namun mengandung tekanan yang tidak bisa diabaikan.

"Laporan tender proyek , yang seharusnya ditangani oleh Xera sudah kamu ubah isinya." Lanjut Lucane datar

Mirre membeku. Senyumannya perlahan luntur.

"Itu tidak benar, tuan. Saya tidak melakukan apa pun" elak nya

"Kamu menghapus lampiran utama, mengganti angka-angka, dan mengganti versi palsu" potong Lucane.

"Kami menelusuri login akun. Sistem kami merekam semuanya. Itu kamu."

Suasana ruang mendadak pekat. Mirre menelan ludah, lidahnya terasa kelu.

"Saya... saya tidak berniat menjatuhkan siapa pun. Saya hanya berpikir"

"Berpikir apa? Bahwa menjebak rekan kerjamu adalah cara yang pantas untuk naik jabatan?"

Mirre mengalihkan pandangannya. Sekarang napasnya mulai memburu.

"Tuan, saya sudah bekerja di sini hampir delapan tahun saya sudah berkontribusi banyak. Jangan seperti ini jangan pecat saya. Saya bisa jelaskan semuanya. Tolong..." mohon Mirre

Lucane menyandarkan punggungnya, tatapannya tetap tak berubah. "Kesetiaan tanpa integritas bukan nilai di perusahaan ini." Ucap lucane datar

Mirre berdiri dengan gugup, lalu jatuh berlutut, kedua tangannya menggenggam ujung meja Lucane. “Saya mohon, Tuan. Beri saya satu kesempatan lagi. Saya khilaf. Saya butuh pekerjaan ini saya punya keluarga”

Lucane menutup matanya sesaat, lalu berdiri perlahan. "Saya sudah membuat keputusan, Mirre. HRD akan mengurus administrasinya."

Tidak ada kemarahan dalam suara itu. Hanya keputusan yang dingin dan final. Seperti palu hakim yang mengetuk nasib seseorang.

Mirre tetap di lantai, menggigil. Bangganya di awal hari hancur begitu saja digantikan rasa malu, ketakutan, dan penyesalan yang datang terlambat.

"Sekarang kau bisa mengemas semua barang barang mu dan tinggalkan perusahaan ini mirre" lanjut lucane datar

Mirre berjalan keluar dari ruangan Lucane dengan langkah goyah. Sepatu hak tingginya terdengar nyaring menapak lantai marmer, tapi tidak ada satu pun yang berani menoleh. Seisi kantor seolah sudah tahu, atau paling tidak, mencium aroma kekalahan itu dari sorot mata dan wajah pucat Mirre.

Xera berdiri tidak jauh dari meja admin, memeluk map coklat di dadanya. Matanya bertemu dengan Mirre sekilas tatapan yang datar, tapi cukup tegas untuk menunjukkan bahwa dia tahu.

Mirre menghentikan langkahnya, berdiri diam sejenak di depan Xera. Wajahnya berkedut, dengan mata yang sinis. Tentu saja Mirre sangat marah kepada Xera.

lalu Mirre berjalan lagi tanpa berkata apa-apa.

Begitu bayangan Mirre menghilang di balik lift, desas-desus mulai bergulir di antara para staf.

“Beneran dipecat?” bisik salah satu karyawan di pantry.

“Katanya dia sabotase laporan Xera. Gila setega itu ya,” jawab yang lain.

Xera tidak menghiraukan. Dia melangkah menuju ruangannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!