“Maafkan bunda nak, bunda terpaksa melakukan hal ini” Isak tangis Shanaya Anindya Nugraha memenuhi kamarnya
Bertemu dengan Rain Sky Allendra orang yang dulu merenggut mahkota yang paling berharga dalam hidupnya, membuat harus menyembunyikan rahasia yang selama ini dia tutupi dari semua orang.
Akankan semua rencana Embun berjalan dengan mulus atau dia akhirnya mengalah pada keadaan yang tidak memihak padanya?....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 11 Rania Curiga
Naya sengaja bertanya hal ini, sesuatu yang ingin dia tanyakan sejak dulu, dan juga kesempatan Naya untuk mengalihkan pembicaraan nya dengan Arsen, yang menanyakan hal yang ingin Naya sembunyikan pada Arsen.
Arsen yang mendengar apa yang ditanyakan oleh Naya langsung terdiam, dia menatap wajah Naya yang terlihat sedikit panik, walaupun malam hari Arsen masih bisa menangkap ada kegelisahan dari raut wajah Naya.
[kenapa Naya terlihat panik ya, apa ada yang dia sembunyikan dariku, dan dia sangat pintar sekali membalas pertanyaan ku dengan menanyakan uang dua milyar yang pernah aku kirim ke rekening nya tiga tahun yang lalu] gumam Arsen
“Apa anda tidak bisa menjelaskan maksud uang yang anda kirim ke rekening saya saat itu?” tanya Naya
“Maafkan aku Naya, aku memberikan sejumlah uang padamu karena rasa bersalahku saat itu, yang sudah menjadi korban” sahut Arsen
“Oh ya sudah, apa kamu sering melakukan hal ini Arsen, memberikan uang pada wanita wanita seperti ku?” tanya Naya
“Nggak Naya, hanya kamu yang aku perlakukan seperti itu” sahut Arsen dengan cepat.
“Selamat malam Arsen, saya harus pulang, susah terlalu lama waktu saya bicara dengan anda, nanti saya ketinggalan bus yang menuju tempat tinggal saya” ucap Naya lalu segera membalikan badannya dan berlari ke arah halte bus yang dekat dari restoran tempat kerjanya.
“Naya…” panggil Arsen ketika melihat Naya yang berlari menjauh dari tempatnya berdiri saat ini, dia mengusap wajahnya dengan kasar.
“Hhmm Naya sengaja mengalihkan pembicaraan kami, aku tahu maksud dari pertanyaan kamu Naya, baiklah aku akan tunggu semua informasi tentang kamu besok hari, dan saat itu kau tidak akan bisa lari dari hidupku” ucap Arsen lalu berjalan melangkah kan kaki menuju mobilnya yang ada di parkiran.
“Aduh Rania telepon lagi, lama lama Rania bikin malas” umpat Arsen ketika melihat ponselnya yang mana disana terlihat nama Rania.
[Ya hallo…] sapa Arsen
“sayang kamu lagi dimana?” sahut Rania
[Lagi dijalan mau pulang ke rumah, ada apa Rania] tanya Arsen malas malasan nggak tahu kenapa sampai saat ini Arsen belum bisa mencintai Rania.
“Oh lagi sama siapa sayang?” tanya Rania
[Aku sendirian Rania] balas Arsen
“kamu kenapa sayang, kok suaranya terdengar lesu begitu, apa kamu sedang sakit?” tanya Rania terdengar panik
[Nggak, aku nggak kenapa napa Rania, aku hanya sedang capek aja] sahut Arsen
“Tapi kamu sedang jalan pulang ke rumah kan?” tanya Rania lagi
[Iya ini aku sudah dekat rumah, paling lima menit lagi juga sampai di rumah, teleponnya udahan dulu ya” sahut Arsen lagi
“oke sayang besok pagi aku ke rumah ya” ucap Rania.
[Mau ngapain Rania, aku pagi pagi sekali sudah berangkat ke kantor, udah dulu ya, aku sudah sampai di rumah] jelas Arsen
“Kamu sudah sampai ya, ya udah kalau gitu selamat malam Arsen” sahut Rania
[Malam Rania….] balas Arsen, setelah itu dia memutuskan sambungan teleponnya.
Arsen mengusap wajahnya dengan kasar, dia makin tertekan oleh sikap Rania, yang mulai bikin Arsen muak.
“Aku harus menyelesaikan masalahku dengan Rania secepatnya, tapi masalah dengan Naya juga mendesak, besok Hendrik berjanji akan memberikan semua informasi mengenai Naya, aku harus bersabar” gumam Arsen
Setelah itu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah, dimana di ruang keluarga sudah ada mama dan papanya.
“Kamu kenapa nak? wajahnya kok lesu banget” tanya nyonya Rima
“Nggak apa apa ma, lagi capek aja, Arsen ke kamar dulu ma,pa” jawab Arsen lalu berjalan ke arah kamarnya untuk istirahat.
Nyonya Rima dan tuan Rayendra hanya saling pandang,” Arsen kenapa ya pa?” tanya nyonya Rima
“Mungkin lagi capek aja ma, kerjaan di kantor sedang banyak sekali” sahut tuan Rayendra
“Apa kita segera menikahkan Arsen dengan Rania ya, kayaknya mereka sudah cocok dan Arsen terlihat nggak menolak perjodohan ini” ucap nyonya Rima.
“Jangan tergesa gesa ma, biarkan Arsen yang memutuskan nya, sudah untung Arsen menuruti semua keinginan kamu” balas tuan Rayendra
“Iya pa, tapi mama ingin melihat Arsen menikah pa” ungkap nyonya Rima
“Sabar sedikit kenapa sih ma” tegur tuan Rayendra membuat nyonya Rima cemberut
Sedangkan Rania mengerutkan kening nya, dia merasa sikap Arsen agak lain akhir akhir ini.
“Arsen kenapa ya akhir akhir ini sikap nya agak berubah, seperti orang yang ingin menghindar dariku, hhmm jangan harap kamu aku lepasin Arsen, aku harus menjadi istri kamu, sudah cukup lama aku menunggu cinta kamu Arsen, aku akan memperjuangkan kamu”
“aku harus menyelidiki secepatnya, jangan sampai Arsen kepincut sama wanita lain, aku tahu Arsen sampai saat ini belum bisa mencintaiku dan aku juga tahu Arsen hanya mengikuti semua keinginan mamanya”
“Aku akan bujuk aunty Rima agar mempercepat pernikahan kami berdua, ya aku harus melakukan hai itu secepatnya “ ucap Rania sambil tersenyum tipis karena dia yakin akan berhasil dengan semua rencananya.
“Untung Arsen tidak memaksa ku untuk menjawab pertanyaannya tadi, kenapa Arsen tiba tiba menanyakan hal itu samaku, apa dia pernah melihat aku dan Nolan saat di rumah sakit atau di sekitar tempat tinggal ku saat ini?”
“Aku harus bagaimana? jangan sampai Arsen mengetahui semua ini, aku nggak mau hal ini akan menimbulkan masalah baru dalam hidupku, lagian kalaupun dia melihatku dengan Nolan, aku tinggal bilang Nolan bukan anaknya”
“wajah Nolan sangat mirip dengan Arsen, pasti dia nggak akan percaya kalau aku bilang Nolan bukan anaknya, huff ada ada aja kenapa aku harus bertemu dengan Arsen di saat hidup ku sudah tenang”
“Soal transferan uang yang dua milyar cukup untuk mengelak dari pertanyaan Arsen tadi, ke depannya aku akan berusaha menghindari Arsen, apa aku berhenti kerja aja ya” gumam Naya dalam hati dia sepanjang perjalanan pulang memikirkan apa yang ditanyakan Arsen tad
Tidak berapa lama Naya sudah sampai di dekat tempat tinggalnya, dan Naya bergegas berjalan ke arah ayahnya yang sudah menunggu didekat halte bus.
“Maaf yah agak telat busnya, ayah sudah lama ya” sapa Naya sambil salim sama ayahnya.
“Ayah juga baru datang Naya, ayo naik kita pulang” ajak Ayah dan Naya pun segera naik ke motor ayahnya.
Sampai dirumah Naya bergegas masuk ke kamarnya, ingin segera mandi karena badannya sudah terasa gerah sekali, setelah mandi Naya dipanggil oleh ibunya.
“Naya tunggu sebentar nak, ibu mau bicara “ panggil ibu
“Iya Bu, mau bicara apa?” tanya Naya lalu menghampiri ibu yang sudah menanti Naya di meja makan.
“Naya, bagaimana kalau kamu kerjanya pagi aja, yang di restoran berhenti aja, kasihan Nolan nggak pernah bertemu dengan kamu, dia suka menangis mencari kamu kalau malam mau tidur, kadang ibu nggak tega melihatnya” ucap ibu
“Iya Bu, Naya juga ada niat untuk berhenti” jawab Naya
“Ibu akan kembali berdagang didekat sini nak, agar kamu bisa mengurus Nolan dengan baik” ucap ibu
“Besok Naya mau mengundurkan diri dari restoran itu Bu” sahut Naya
“Syukurlah nak, kamu mengerti dengan apa yang ibu usulkan” ucap ibu dengan wajah lega
Kamu harus tegas Sen...