NovelToon NovelToon
Misteri Desa Lagan

Misteri Desa Lagan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu / Tumbal
Popularitas:560
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Saddam dan teman-temannya pergi ke desa Lagan untuk praktek lapangan demi tugas sekolah. Namun, mereka segera menyadari bahwa desa itu dihantui oleh kekuatan gaib yang aneh dan menakutkan. Mereka harus mencari cara untuk menghadapi kekuatan gaib dan keluar dari desa itu dengan selamat. Apakah mereka dapat menemukan jalan keluar yang aman atau terjebak dalam desa itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Bu Anisa

"Maksud kamu bagaimana, Dik?" tanyanya menatap Saddam serius. Bahkan merapatkan duduknya.

"Ah, maksud saya, apakah ada penampakan lain, selain wujud anak bungsu Nek Raisyah begitu, Bang?"

"Iya, saya paham sama pertanyaan kamu. Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Dia menatap Saddam curiga.

"Tidak ada Bang, saya hanya bertanya saja."

Agung, Diro, dan Viko saling menatap.

Suami penjual lontong itu menghela nafas panjang, pandangannya menerawang jauh. "Saya satu suku dengan Tek Raisyah, bisa di bilang keluarga sesuku, dikampung itu disebut dekat. Bukan saya mau membela Tek Raisyah karena kami keluarga satu suku, akan tetapi saya tidak pernah melihat hantu Riska sama sekali seperti yang orang-orang sebut."

"Pernah suatu malam, saya melihat seorang gadis, namun itu bukan Riska dan dia kemudian menghilang," terangnya.

"Seperti apa rupanya Bang?" tanya Saddam penasaran.

"Dia Anggita, gadis yang cantik kala itu, sesuku dengan Nek Nurohmah, dari suku Tanjung. Saat kalian mengantar seorang ibu yang meninggal dikubur dikuburan masal kemarin, apa kalian melihat kuburan berpagar?"

"Ya, kami melihatnya," jawab Viko.

"Itulah kuburannya. Aku hanya pernah melihat gadis itu."

Deg! Sama, mungkin sosok Anggita lah yang tampak oleh Saddam karena wujudnya beda sekali dengan foto anak bungsu Nek Raisyah.

"Lalu bang, apa terjadi sesuatu?" Viko penasaran.

"Tidak ada. Dia menghilang. Saya tak apa-apa. Saya malah tidak percaya hantu bisa membuat orang meninggal. Meninggal itu 'kan karena suratan takdir ajalnya sampai disitu, hanya saja cara meninggal seseorang itu berbeda."

Viko dan temannya mengangguk dan percaya akan itu —tentang takdir ajal.

"Terkadang, memang ada orang yang saking takut, bisa saja celaka. Misal terkejut, dia lari trus terpeleset. Kepalanya jatuh duluan dan berdarah. Atau pas bawa motor, ngebut nggak hati-hati, mata kelilipan, jadinya rem mendadak kecelakaan, tapi yang disalahkan hantu, tempat itu angker lah."

"Ayo, cicipi goreng pisang ini, kalau ini nggak usah bayar, untuk kita makan sambil ngobrol." Dia mencomot goreng hangat yang baru diletakkan istrinya di depan mereka.

"Oh ya bang. Anggita itu maninggalnya bagaimana?" Agung bertanya.

"Kecelakaan. Ada tujuh gadis yang tertabrak saat itu, salah satunya Anggita dan Riska."

"Ooh."

"Kalau orang lain apa nggak pernah lihat penampakan lain selain Riska emang Bang, setahu Abang?" Saddam menatap pria di depannya.

"Yang saya tahu ada satu orang lagi dan dua teman mereka yang hidup, mereka pernah melihat almarhumah Anggita dan Riska," jawabnya.

"Siapa mereka Bang?" Viko ingin tahu lebih.

"Adik laki-laki Anggita. Semenjak beberapa kali melihat sosok kakaknya, semua keluarganya pindah ke kabupaten membawa dia. Yang dua orang lagi itu, teman yang selamat dari kecelakaan itu, salah satunya kalian pernah bertemu, dia Leli istrinya Irul. Kalau yang satu lagi dia menikah dan dibawa suaminya merantau," terang Suami penjual lontong itu.

"Istri Bang Irul?" Saddam dan yang lainnya saling tatap.

"Lalu, Bang Irul apa tidak pernah melihat atau dihantui oleh mereka?" Agung sangat penasaran.

"Kata Irul tidak pernah, dia tidak pernah melihat dan bertemu hantu, walaupun dia sering pergi bersama Bang Thalik," sahutnya.

"Oh, begitu."

Setelah berbincang cukup lama, Saddam dan teman-temannya pun memilih pamit undur diri karena sudah melihat istrinya penjual lontong mulai berkemas hendak menutup kedai lontong. Jam pun sudah menunjukkan jam 11 pagi lewat.

Sepanjang perjalanan pulang, mereka jalan dengan santai sambil berbincang. "Dam, menurutmu apa Bang Irul pernah melihat penampakan?" Viko bertanya.

Saddam sampai menghentikan langkahnya, menatap Viko beberapa detik. "Maksud kamu, Bang Irul pasti tahu sesuatu?"

"Atau maksud kamu dia pelaku?" Agung tiba-tiba ikut bicara.

"Hust! Jangan asal ngomong Gung!" Diro melotot pada temannya.

"Bukan maksud aku bicara yang tidak-tidak, kayak kepikiran aja gitu. Misal setiap ada penampakan selalu ada Bang Irul 'kan? Apalagi istrinya pernah melihat penampakan tapi tak diganggu, bisa dibilang istrinya juga teman almarhumah Riska dan Anggita itu," ungkap Agung.

"Entahlah," gumam Agung.

"Kayaknya nggak mungkin deh Bang Irul orang jahat, lagian kan penampakan itu karena hantu, ngapain pula Bang Irul keserempet perihal ini." Diro berusaha menghentikan pikiran yang tidak-tidak dari teman-temannya. Bang Irul dikenal sosok yang baik dan banyak kawan.

"Iya, ayo kita fokus pulang, mana tahu Nenek masih sibuk, jadi kita bisa bantu-bantu. Nggak enak makan gratis aja di rumah Nenek. Kalo dikasih duit selalu nolak," sahut Viko.

"Iya." Mereka pun bergegas pulang.

Saat empat pemuda itu sampai di rumah, Nek Raisyah sudah selesai memasak, jadi Viko membantu Nek Raisyah mencuci piring, Saddam menyapu rumah sampai ke teras, sementara Diro dan Agung membantu mengupas kulit buah pinang yang sudah dibelah dua dan kering yang di jemur Nek Raisyah.

Setelah selesai Saddam dan Viko juga segera pergi ke teras.

"Ini dibelah nggak Nek?" tanya Saddam saat melihat ada 8 karung buah pinang bulat yang masih utuh dalam karung dan karungnya masih terikat.

"Boleh," jawab Nek Raisyah.

Akhirnya, Saddam dan Viko memilih membantu Nenek membelah buah pinang bulat menjadi dua dan membantunya menjemur di halaman yang terkena terik panas matahari, agar kering dan mudah melepaskan buah dari kulitnya.

"*Assalamu'alaikum*." Terdengar suara wanita saat mereka asik mengobrol sambil mengurus buah pinang.

"*Wa'alaikumsalam*, Nak Anisa. Ayo, masuk Nak, baru sampai?" Nek Raisyah langsung berdiri, menghapus tangannya yang kotor ke roknya.

Bu Anisa bersalaman dan mencium punggung tangan Nek Raisyah. Saddam dan yang lainnya pun segera bangun dan mencium punggung tangan Bu Anisa.

"Ini tadi Nisa beli es di depan."

Nek Raisyah menerima minuman itu dan membaginya kepada Saddam dan lainnya. Bu Anisa duduk dan juga ikut mencongkel buah pinang yang sudah dibelah kering itu. Menyisihkan isi buah pinang dan membuang kulitnya ke dalam karung tempat sampah.

"Nomor kalian tidak ada yang aktiv satu pun, ibu telfon dan kirim pesan gak masuk-masuk," kata Anisa. "Kenapa?" Bu Anisa menatap mereka tajam. "Ibu khawatir sama kalian." Nisa berkata seperti itu setelah Nek Raisyah berjalan ke dapur.

"Nomor kami aktiv saja Bu, malah ibu yang kami hubungi tak bisa, ibu malah suruh kami bersabar dan bertahan disini!" Saddam mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan pada Bu Anisa.

Bu Anisa melihat ponselnya. Tak ada satupun pesan atau panggilan yang masuk, dia mengirim pesan kepada Saddam dan yang lainnya tak masuk dan tak pernah dibalas.

"Kenapa pesan kita satu sama lain tak ada yang terkirim? Padahal sinyal di sini bagus," gumam Bu Anisa melihat jaringan di ponsel full.

"Tak ada?" Saddam kembali melihat ponsel yang dia pegang. Dia tak melihat pesan Bu Anisa, pesan itu menghilang, hanya ada pesan darinya sendiri menulis seorang diri.

"Viko, Diro, pesan yang kemarin hilang?" Saddam memperlihatkan hp nya pada mereka berdua, mereka saksi saat Saddam berbalas pesan kala itu dengan ketidak pedulian gurunya, yang menyuruh mereka tetap di sini, namun sekarang pesan itu hilang, dan Bu Anisa sendiri berkata mereka tak bisa di hubungi.

"Ada apa ini?" Diro merinding.

1
Ubii
Sebenarnya gadis di foto itu siapa ya? kok muncul terus/Speechless/
Ubii
rarww /Skull/
Ubii
merinding, gak bisa bayangin /Sweat/
Ubii
keren ceritanya, dari sekian banyak yang aku baca, ini sangat menarik /Angry/ aku tunggu kelanjutannya ya!
Rozh: Oke, terimakasih, semoga suka dan terhibur sampai cerita ini tamat 🌹
total 1 replies
Ubii
lagi tegang-tegangnya malah di bikin ngakak/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!