NovelToon NovelToon
Transmigrasi Calon Ibu Muda

Transmigrasi Calon Ibu Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Sistem
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Q Lembayun

Tamara adalah seorang wanita muda yang independen dan mandiri. Ia bisa hidup bahagia dan kaya tanpa dukungan seorang laki-laki. Ia juga membenci anak-anak karena menurutnya mereka merepotkan dan rewel.
akan tetapi takdir membuatnya harus mencicipi kehidupan yang paling ia benci yaitu bertransmigrasi menjadi seorang ibu muda dari anak yang bernasib malang...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Q Lembayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga bahagia

"Bagaimana? Apakah bayinya baik-baik saja? Akhir-akhir ini aku selalu berolahraga dan makan-makanan sehat."

Tamara tersenyum ke arah dokter Adam sambil memamerkan kebiasaannya akhir-akhir ini. Tamara telah banyak berubah, ia tidak lagi murung ataupun depresi seperti halnya yang dialami beberapa hari yang lalu.

"Ya, kulit mu menjadi lebih cerah dari sebelumnya. Kamu terlihat ceria dan untuk bayinya masih terlihat sehat dan kuat seperti biasanya."

Mendengar itu Tamara langsung menaikkan dagunya dengan sedikit sombong. Ia bangga dengan apa yang ia lakukan beberapa hari ini. "Tentu saja, aku bangun pagi-pagi sekali untuk berolahraga dan sarapan dengan makan sehat. Aku juga tidak pernah begadang dan tidur ku sangat nyenyak.

Adam pun tersenyum sumringah. "Baguslah, tetap lakukan itu dan jangan sampai terlalu stres. Kalau dari pemeriksaan ku hari ini, kemungkinan besar kamu akan melahirkan dalam empat atau lima hari. Sebelum itu, aku harap di hari ketiga kamu sudah bersiap untuk tinggal di rumah sakit. Tapi sekali lagi ini adalah prediksi, bisa jadi anak itu lahir lebih cepat atau lebih lambat dari yang aku katakan."

Mendengar hal itu Dave langsung bersorak senang. Ia tidak sabar menyambut adik kecilnya. Hal tersebut membuat Tamara dan Adam ikut tertawa karenanya. Sangat jarang melihat Dave menjadi begitu aktif.

"Apakah kamu sangat senang menjadi seorang kakak?" ucap dokter Adam bertanya.

"Em!" ucap Dave sambil mengangguk keras. Ia pun melompat lagi dengan gembira.

Kali ini mereka akhirnya melihat sisi kekanakan dari Dave. Selama beberapa hari ini Dave menunjukkan sisi dewasanya, kali ini Dave menunjukkan sikap layaknya anak kecil dan itu membuat Tamara dan Adam merasa lega.

Dokter Adam melihat ke arah Tamara yang terlibat tersenyum sangat lebar. Wanita ini tidak bisa dipungkiri sangat cantik dan menawan. Bahkan saat dia memiliki perut yang besar dengan rambut terikat tapi, masih memancarkan senyum menawan dengan wajah yang lembut dan bersinar. Jika saja mereka bertemu saat Tamara masih gadis, atau pada saat Tamara tidak sedang mengandung seorang anak. Mungkin Adam akan sangat tertarik untuk menjalin hubungan dengannya. Hanya saja Adam sadar diri, ia tidak sedermawan itu untuk menyukai wanita yang sedang hamil dan memiliki seorang anak.

"Tamara, apakah kamu sudah membeli perlengkapan untuk bayi?"

Tamara lalu berbalik menatap Adam dengan tersenyum. "Sudah, aku membeli banyak pakaian bayi, pokok, sabun, keranjang dan beberapa mainan."

"Hanya itu?"

"Ya, apalagi?"

Adam pun melepaskan pakaian dokternya dan menatap Tamara dengan senyum ramah. "Untuk kebutuhan bayi aku rasa sudah cukup. Tapi untuk kebutuhan mu di rumah sakit aku rasa belum. Kamu perlu membeli banyak hal untuk persiapan melahirkan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibunya."

Mendengar hal itu Tamara pun kaget, ia pikir hanya perlu membeli beberapa barang untuk bayi. Ternyata ia juga perlu membeli sesuatu untuk dirinya sendiri.

Tamara tak memiliki pengalaman tentang melahirkan, jadi ia benar-benar buta soal kebutuhan bayi atau apapun yang berhubungan dengannya.

"Apakah itu perlu?"

"Ya, tentu saja. Kamu perlu beberapa pakaian yang ramah terhadap busui. Kamu memerlukan beberapa peralatan untuk menyimpan ASI. Ayo aku akan menemani untuk membelinya. Kali ini aku yang traktir."

Traktir? Kata itu hanya dilakukan untuk makan ataupun minum. Tamara baru pertama kalinya merasakan traktir dalam bentuk peralatan busui baru pertama kali ia dengar. Akan tetapi entah kenapa itu terdengar menyenangkan. Hal tersebut membuat Tamara merasa tersipu.

"Tapi, apakah kamu tidak merasa malu?"

"Malu? Kenapa harus malu?"

"Kamu kan laki-laki, masa pergi ke tempat belanja untuk beli peralatan busui."

Mendengar hal itu Adam pun tertawa. "Eyyy, aku ini dokter kandungan. Aku sudah terbiasa dengan kebutuhan wanita hamil. Jadi menurut ku tak ada yang memalukan untuk membeli barang-barang itu. Aku bahkan pernah membeli pembalut untuk banyak pasien saat aku masih coass."

"Benarkah?"

"Ya, aku terkadang melakukan banyak hal hanya untuk membuat pasien ku nyaman saat bersamaku. Maklumi saja, aku ini dokter kandungan yang berjenis kelamin laki-laki. Kamu tau sendiri laki-laki di bidang ini masih sangat sedikit. Dan banyak wanita tidak terlalu nyaman jika ditangani oleh dokter laki-laki seperti ku. Jadi aku banyak belajar tentang wanita hamil jauh lebih keras dari dokter-dokter yang lain. Bukan hanya tentang keadaan medisnya tapi juga tentang keadaan psikologis mereka. Dan aku berharap kamu dapat melahirkan anak itu dengan tenang dan lancar, jadi aku harap perlengkapan untukmu melahirkan sangat lengkap. Agar kamu bisa fokus hanya untuk merawat anak-anak mu dengan baik."

Tamara merasa beruntung, entah kenapa saat ia mengambil alih tubuh ini, ia bertubi-tubi dikelilingi oleh orang-orang baik. Selama di rumah sakit para suster begitu perhatian, bahkan dokter Adam juga lebih dari sekedar perhatian. Tetangganya di rumah juga terkadang membawakan banyak hal untuk makan, mereka ramah dan terkadang memberi banyak saran terkait merawat anak padanya. Apalagi ia memiliki anak yang begitu bijaksana seperti Dave. Tamara merasa bahwa bereinkarnasi ke tubuh ini adalah berkah yang tak tertandingi.

"Terimakasih."

"Tidak usah berterima kasih. Kalau kamu mengizinkan aku menjadi ayah baptis untuk anak-anak mu, aku rasa aku akan sangat senang."

"Kenapa kamu ingin menjadi ayah baptis untuk anak-anak ku. Kalau mau punya anak ya buat sendiri lah. Kamu ganteng, cari pasangan yang cantik terus nikah terus buat dehh."

Mendengar itu Adam pun tertawa. "Hahaha, kamu berbicara soal membuat anak seperti orang yang membuat kue bolu saja. Aku ini dokter, nggak ada waktu untuk kencan. Pasangan ku pada kabur karena bilang aku kurang perhatian dan terlalu sibuk. Giliran bertahan malah dimanfaatin karena dikira banyak uang. Maklum, dokter punya citra yang lumayan kalau soal gaji."

"Ya siapa yang nggak mau sama dokter. Ganteng, bersih, pinter, kaya. Lengkap sudah. Aku saja mau kalau sama dokter kaya kamu."

"Eyyy, rugi di aku dong. Masa cowok ganteng, kaya, pinter bersih seperti aku dapatnya janda anak dua."

Mendengar hal itu Tamara mencubit lengan Adam dengan keras. Adam pun mengerang kesakitan, akan tetapi entah kenapa Adam tertawa setelahnya. Ia merasa bahwa menggoda Tamara benar-benar menyenangkan.

"Enak aja. Gini-gini aku cantik tau. Aku juga pintar, bahkan anak baru lulus SMA juga bisa aku dapetin hehhh."

"Ciee si paling cantik."

Keduanya pun saling menggoda dan tertawa bersama-sama. Sedangkan Dave yang masih kecil tidak mengerti tentang candaan ibunya dan dokter Adam. Ia bingung kenapa masalah membuat anak menjadi begitu lucu untuk keduanya.

"Bu, emang buat anak susah ya?" ucapnya penasaran.

Mendengar pertanyaan anaknya, Tamara dan Adam pun langsung sadar bahwa ada anak dibawah umur bersama mereka saat ini. Jadi mereka tak boleh bercanda tentang sesuatu yang terlalu dewasa. Adam pun memeluk Dave dan menggendongnya.

"Susah dong, harus nikah dulu baru punya anak. Nanti kalau Dave udah dewasa dan menikah baru deh Dave bakalan ngerti susahnya punya anak."

"Gitu ya?"

"Ya dong, makanya Dave harus makan makanan sehat supaya Dave cepat dewasa dan menikah lalu punya anak."

Mereka bertiga terus berbicara sepanjang jalan. Ketiganya terlihat seperti keluarga yang bahagia, sang ibu yang hamil tersenyum senang dan sang ayah menggedong putranya sambil menghiburnya. Jika ada orang yang tak mengenal mereka, maka mereka pasti berfikir bahwa mereka benar-benar anggota keluarga yang nyata.

1
Travel Diaryska
up, semangat author ✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!