NovelToon NovelToon
Terikat Janji Dengan Princess

Terikat Janji Dengan Princess

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Vampir / Cinta Terlarang / Iblis / Akademi Sihir / Perperangan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: zeyynmaloth

Gimana jadinya jika Putri bangsawan kelas atas jatuh cinta pada Kesatria yang ternyata merupakan keturunan iblis.

Awalnya sang putri hanya ingin berteman dan bermain bersama. Namun disaat sedang bermain, mereka berdua diserang iblis jahat. Mereka berdua dalam bahaya, sang putri tak bisa berbuat apa apa. Untung saja si mc keturunan iblis, jadi dia bisa melindungi sang putri.

Mulai saat itu sang putri berjanji untuk membalas budi pada sang mc, bahkan berjanji untuk menjadikannya suami.

Karya ini hanya karangan belaka, segala sesuatu yang mirip hanyalah kebetula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zeyynmaloth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Transisi

Esok harinya digelar acara pemakaman dan upacara pelantikan bagi Mary, dan juga pelantikan Zeyynmaloth junior. Sekarang yang menjadi pemimpin kerajaan Tudor adalah Mary, namanya kini menjadi Queen Mary of Tudor.

Pemimpin prajurit Zeyynmaloth pun beralih pada William, sekarang William mendapat gelar Marshal. Anggota Zeyynmaloth yang tersisa hanyalah William Marshal, Dante Woodlice, Wesker Alecto, Westia Alecto, dan Bobby Lovato. Dengan kata lain anggota Zeyynmaloth yang baru hanya 5 orang.

Zeyynmaloth junior harusnya dilantik(oleh zeyynmaloth senior) menjadi Zeyynmaloth murni saat umur 25 tahun keatas, namun karena anggota anggota Zeyynmaloth senior sudah gugur semua, hal itu jadi tidak berlaku lagi untuk sekarang.

Beralih pada akademi sihir, Guinevere mendapat apresiasi penuh setelah para murid dan guru tahu bahwa Guinevere lah yang menyelamatkan akademi dari kehancuran. Para murid dan guru tak tahu kalau yang membuat akademi selamat itu juga berkat William dan kekuatan dari Lightsworn, bisa dibilang putri Guinevere menutupi fakta itu.

Siang itu putri Guinevere berada di kantin bersama dengan teman temannya, mereka mengobrol dan menikmati makan siang.

"Ternyata menggabungkan kekuatan dengan Light Buff adalah ide yang bagus."

Ucap Guinevere dengan senyuman.

"Justru kami sangat bangga padamu Guiny, pasti lawan kita bukanlah lawan yang mudah. Tetapi kau bisa mengalahkannya."

Ucap Penny dengan nada memuji yang khas.

"itu benar, kau sangat hebat Guiny."

Ucap Henny kedua tangannya bertepuk pelan.

"Guiny dilawan... Oohh iya, katanya persentase keberhasilan mereka adalah 99%, pd banget tuh, liat aja siapa yang berhasil, hehaha."

Ucap Lily diakhiri tawa, mulutnya menutup tawa kecilnya.

"Dengan gabungan dari 3 Light Buff aku bisa mengimbangi 3 lawanku, namun untuk mengalahkan mereka masih belun cukup. Untung saja aku dapat bantuan tak terduga."

Ungkap Guinevere.

"Hah? Bantuan tak terduga? Dari siapa?"

Tanya Henny.

"iya dari siapa"

Ucap Lily dan Penny barengan.

"Kalian tahu kan tentang rahasia keturunan Sundr? Masa gk tahu lah... Aku dulu pernah cerita."

Balas Guinevere.

Penny:"iya tau"

Henny & Lily :"Tau tau"

"Nah... Jadi aku mendapat bantuan dari Lightsworn."

Ucap Guinevere.

"Apahh...? B... Berarti kau sudah melihat calon suami mu?"

Lily pun terkejut mendengar hal itu, kemudian dia bertanya.

"Husttt...."

Balas Guinevere sembari mengangkat jari telunjuk nya dan ditempatkan pada bibirnya.

"Oke, oke, kami paham."

Ucap Henny, tangannya menutup mulut Lily.

Beralih pada Death Yok, di ruang rapat istana, tampak Helena dan 3 iblis kelas atas lain(Raipope, Thackloz, Kane) berkumpul.

"Inilah kemungkinan terburuk, lihat saja, kita sekarang hanya berempat."

Ucap Kane

"Ggrrrr.... Ini semua salah Raipope, kau tak membantu menyerang sama sekali, padahal yang lain sedang berjuang. Lahh elo malah duduk duduk santai."

Thackloz yang kesal mulai menyalakan Raipope.

"Kenapa aku yang jadi disalahkan? Kalian sendiri harusnya fokus pada invasi, bukan malah mengejar Lewis."

Ucap Raipope dengan nada datar dan ekspresi tenang.

Thackloz :"Kau sendiri juga benci kan pada Le-"

"DIAM!!"

Teriak Helena menyela pembicaraan.

"Jangan bertingkah seperti bocah manusia!"

Seru Helena.

"Hherghh."

Thackloz begitu kesal.

"Thackloz, aku tahu kau tak terima akan kekalahan mu dari Lewis dan ketidak puasan mu dalam invasi. Tapi marah dan saling menyalahkan tidak ada gunanya. Apa untuk memadamkan api amarah mu kau harus membunuh Raipope dulu hah?"

Ucap Helena.

"Itu ide yang bagus, saat Raipope lengah aku akan membunuhnya."

Ucap Thackloz sengaja bilang seperti itu didepan Raipope.

"Hhmm... Helenaa.... Kenapa kau dan Lilith juga gagal hah?"

Tanya Kane.

Helena tampak memasang wajah tak senang mendengar perkataan Kane yang seperti itu.

"Yang jelas kita kehilangan jejak Lewis lagi, padahal sudah 2 vs 1 tapi dia tak terluka sama sekali."

Ucap Helena, nadanya terdengar menyalahkan Thackloz dan Kane.

"Kalau begitu, kita fokuskan dulu untuk menghabisi Lewis. Setuju tidak?"

Tanya Raipope, walau nadanya datar namun terdengar sangat serius.

"Kau selalu saja bilang seperti itu, tapi mana buktinya? Kapan kau melawan Lewis hah?"

Ucap Thackloz dengan tempramen.

"Setidaknya saat aku melawan Lewis dia akan tewas ditangan ku."

Ucap Raipope membela diri.

"tapi aku tak begitu setuju dengan apa yang kau bicarakan Raipope, memang Lewis akan menghambat kita untuk?"

Tanya Helena.

"Jelas, Lewis adalah penghambat kita."

Ucap Kane membela Raipope sedikit.

"Yaa... Terserah Raipope saja, aku tak peduli dengan Lewis."

Ucap Helena.

Kembali ke istana Tudor, terlihat William yang sedang sendirian di bangku taman dihampiri oleh Queen Mary.

"William Marshal, bisa kita bicara? Ada yang ingin aku bicarakan."

Ucap Queen Mary.

"Tentu, paduka ratu ingin kita bicara dimana?"

Tanya William.

"Kita bicara di dalam istana saja ya, kita bicara di singgasana ku."

Balas Queen Mary.

William pun mengikuti Queen Mary ke dalam istana dan masuk ke ruang yang sangat dibanggakan oleh pemegang tahta kerajaan. Tujuan Mary adalah agar memberi tahukan hal yang tidak sepatutnya diketahui orang lain. Sesampainya di singgasana, Ratu Mary pun duduk.

"Kau begitu kuat William, aku pikir aku tak akan menyesal telah menunjuk mu sebagai Marshal"

Ucap Queen Mary.

"Suatu kehormatan di beri gelar Marshal oleh mu paduka ratu."

Ucap William sambil menundukkan kepalanya memberi salah hormat.

"Aku minta agar saat hanya kita berdua yang berbicara kau bersikap tak terlalu formal seperti itu!."

Seru Queen Mary.

Mendengar hal itu, William sedikit terkejut.

"B... Baik."

Balas William, ia pun mengangkat kepalanya dan mulai berusaha berbicara seperti pda teman.

"Ada beberapa hal yang ingin aku katakan padamu. Langsung saja ke yang pertama, untuk menjadi seorang ratu tanpa raja ada banyak ancaman yang bisa membahayakan negeri Tudor ini, misalkan pengambil alihan kekuasaan. Bisa saja ada pasukan yang bukan Dark Dicepratops tapi menyerang Tudor karena ingin kekuasaan."

Jelas panjang Mary.

"Aku mengerti."

Balas William.

"Maka dari itu agar hal seperti itu tidak terjadi, aku mengutus kau untuk membawa perdamaian pada seluruh negeri pembela cahaya. Lakukan lah tugasmu dengan tulus, buat para pemimpin negeri cahaya memihak kita."

Ucap Queen Mary.

"Kalau begitu aku sebagai Marshal harus dengan tuntas dan memuaskan dalam membantu negeri yang lain."

Balas William.

"Itu benar, sebenarnya yang ada di benak ku adalah negeri ini berada di ambang kehancuran."

Ucap Queen Mary, pandangan nya menatap lantai dan ekspresinya sedih.

Melihat hal itu, William terdiam seketika.

"William Marshal, aku mempercayaimu. Mohon jangan kecewakan aku! Aku sudah kehilangan banyak hal yang sangat berarti bagiku."

Ucap Queen Mary.

"Sejujurnya aku tak begitu mengerti tentang menjadi pemimpin, aku butuh raja yang selalu ada di sisiku."

Tambah Queen Mary, nada bicaranya sangat memperihatinkan.

"Aku tak akan mengecewakan Queen Mary, aku akan berusaha semaksimal mungkin agar negeri Tudor tak kehilangan masa kejayaan."

Ucap William.

"Baik, senang mendengarnya. Sebagai imbalan istimewa, aku akan menjanjikan mu hak khusus, seperti uang yang berlimpah dan segala kemauan mu akan aku turuti."

Ucap Mary.

"Aku sama sekali tak mengharapkan hal seperti itu Queen Mary."

Balas William.

"William Marshal, kau sangat pantas menerima imbalan seperti ini, jadi aku perintahkan kau untuk menerimanya dengan suka hati."

Balas Mary.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!