Clara Alverina seorang perempuan cantik, rambut coklat bergelombang, berhidung mancung, bermata seperti kacang almond dan mempunyai body seindah gitar spanyol. Bekerja sebagai wanita malam akibat dijual oleh ayah tirinya sendiri. Harus mati mengenaskan di tangan kekasihnya yang berselingkuh dengan sahabatnya.
Bukannya ke alam baka, justru Clara terbangun di tubuh lain.
Clara Evania yang mati karena dikurung oleh ibu mertuanya di dalam sebuah gudang kotor tanpa makanan selama 1 minggu lamanya. Clara adalah seorang istri yang penurut, pendiam dan terkesan bodoh yang selalu ditindas oleh mertuanya karena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan suaminya tidak peduli. Selama pernikahan Clara belum pernah disentuh.
Suaminya sibuk memelihara gundik dan berniat untuk menjadikan istri kedua tanpa mau menceraikan Clara dahulu.
Bagaimana kelanjutan cerita Clara sang pelacur yang terbiasa hidup hedon harus menjadi seorang istri miskin yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengambil Alih Perusahaan
Hari sudah sangat larut, tapi Alvin tidak bisa memejamkan mata malam ini. Dirinya terlalu lelah dengan kehidupan yang harus dijalaninya.
Harus menikah dengan perempuan yang tidak dia cinta, dipaksa meninggalkan sang kekasih yang sudah berhubungan lebih dari 5 tahun lamanya. Tapi sang ayah tidak pernah memberi restu hingga ajal menjemput.
Baru setelah ayahnya meninggal dunia sebulan setelah dia menikah, Alvin berani kembali berhubungan dengan Alice. Bahkan dia membawa kekasih gelapnya ke perusahaan sebagai sekretaris. 10 bulan menjalani hubungan gelap tidak sekalipun Alvin menyentuh Alice kecuali ciuman. Itu pun karena Alice yang selalu menggoda lebih dulu. Hingga kejadian tak terduga terjadi.
"Aku yakin aku tidak sadar waktu itu, tapi aku ingat ketika pagi hari aku dalam keadaan polos sedang memeluk Alice yang juga sama-sama telanjang. Tapi kejadian malam saat aku merenggut kesuciannya, kok sama sekali tidak ingat." Ucap Alvin frustasi.
"Aku lelah ayah, kamu membuat hidupku penuh dengan drama membosankan."
Andai Alvin bisa mengerti apa tujuan ayahnya menikahkan dia dengan Clara, pasti Alvin akan sangat berterima kasih. Tapi nyatanya dia justru merasa begitu tertekan. Menganggap jika kebahagiaannya terletak pada Alice. Sedangkan Alice hanya menganggap Alvin mesin atm berjalan, tidak lebih.
Cinta buta atau buta karena cinta semua tidak ada bedanya.
Hingga pagi menjelang Alvin sama sekali tidak tidur, kepalanya terasa berat tapi dia harus tetap pergi ke kantor hari ini.
Sedangkan Clara terlihat lebih segar dan bahagia hari ini, tentu saja karena dia memiliki tidur yang berkwalitas di kamar barunya.
"Aku akan membuat kehebohan, Alvin tunggu saja pergerakanku." Gumam Clara.
Semalam sebelum tidur Clara berfikir, jika ada yang janggal dengan pernikahan yang dilakukan Alvin terhadap Clara pemilik tubuh. Harusnya jika tidak mencintai, dia bisa lepaskan Clara dengan mudah apalagi kekasihnya mengaku sedang hamil. Tapi, justru Alvin terkesan ingin mempertahankan statusnya. Setelah mencari lebih dalam, Clara pun mulai bisa menyimpulkan keadaan.
Meskipun di meja makan sudah tersaji banyak hidangan untuk sarapan, tak membuat Alvin ingin menikmatinya. Karena dia tahu bukan Clara yang memasak. Setahun terbiasa memakan masakan yang dibuat istrinya, membuat lidah Alvin tidak mudah menerima masakan dari tangan orang lain.
"Ma, aku berangkat dulu ada meeting." Pamit Alvin pada mamanya.
"Kamu tidak sarapan lagi?" Tanya Nyonya Rossa merasakan perubahan putranya.
"Itu bukan masakan Clara kan? Jadi aku makan saja nanti di kantin kantor." Ucap Alvin langsung pergi meninggalkan Nyonya Rossa.
Begitu Alvin keluar rumah, Clara datang dengan penampilan yang berbeda. Menggunakan setelan kerja ditambah wajahnya yang dipoles make up tipis.
"Mau kemana kamu dengan pakaian seperti itu, mau kerja?" Tanya Nyonya Rossa dengan pandangan merendahkan.
"Aku tidak perlu membuat laporan jika akan pergi keluar rumah kan Ibu Mertua?" Tanya Clara.
"Tentu saja kamu harus ijin denganku sebagai pemilik rumah ini."
"Oh... Baiklah, aku ingin pergi bekerja." Jawab Clara tidak berbohong.
"Hahaha... Bisa apa kamu? Jangan mempermalukan dirimu sendiri, kamu itu hanya perempuan rendahan dan miskin. Aku tahu pendidikan terakhirmu hanya sampai SMA itu pun tidak sampai lulus. Jika ingin bermimpi jangan terlalu tinggi. Karena ketika kamu terbangun dan semua tidak nyata kamu akan merasakan sakit." Ucap Nyonya Rossa penuh penghinaan.
"Terima kasih atas nasehatnya, tap aku tidak peduli. Hahaha dadah Ibu Mertuaku." Jawab Clara mengejek.
"Dia... Astaga, sebenarnya apa yang sudah terjadi padanya. Sepertinya dia punya kepribadian ganda setelah aku kurung di gudang waktu itu."
Brummm...
"Dia pakai mobilku lagi, aku tidak bisa tinggal diam. Masa iya aku harus mengalah."
Sementara itu di dalam perusahaan, Alvin tengah mengadakan rapat bulanan. Hari ini tepat akhir bulan, semua departemen wajib memberikan laporan kinerja mereka selama satu bulan. Terlihat Alice dengan baju yang sedikit longgar di bagian perut memperlihatkan jika dirinya tengah hamil. Meskipun terdengar suara sumbang, tapi Alice justru menikmati suasana ini.
Dan memang itulah tujuan Clara kemarin, ingin Alice memperlihatkan kebobrokannya pada dewan direksi di kantor. Semua orang tahu, Alice belum menikah tapi dengan perut yang membuncit seperti itu akan menimbulkan banyak pertanyaan yang pada akhirnya sedikit demi sedikit perselingkuhan Alvin akan terbongkar dengan sendirinya tanpa Clara bersusah payah turun tangan.
Dengan mata yang berat karena menahan kantuk dan juga kepala yang pusing, Alvin membuka rapat. Meminta satu persatu membacakan laporannya. Tapi, saat rapat baru beberapa menit pintu terbuka tanpa diketuk.
"Maaf kami datang terlambat." Ucap Clara bersama seorang pria tua.
"Pak Ferdy Wiradinata, ada keperluan apa Anda datang?" Tanya Alvin.
"Pak Ferdy, mari kita masuk. Ada yang harus Anda sampaikan pada dewan direksi perusahaan ini sekarang. Cukup satu tahun Anda menyembunyikan fakta dari semua orang, termasuk saya." Ucap Clara tegas.
"Apa-apaan kamu ini Clara, lancang sekali perbuatan kamu." Marah Alvin, tapi ada semburat wajah ketakutan yang coba dia sembunyikan.
Tidak memperdulikan omongan suaminya, Clara masuk lalu mengambil tempat tepat di samping Alvin yang tadi menjadi tempat duduk sang sekretaris. Sedangkan Alice yang diusir tidak bisa melawan karena akan membuat keributan di hadapan semua orang.
"Langsung saja, saya Clara Evania istri sah dari Alvin Aditya akan mengambil alih kepemimpinan perusahaan."
"Kurang ajar, apa maksud kamu berbicara seperti itu?" Tanya Alvin.
Sedangkan Alice di balik sikap diamnya dia mengepalkan kedua tangannya.
"Silahkan pak Ferdy jelaskan sekarang!" Perintah Clara tanpa mau dibantah.
"Perkenalkan saya Ferdy Wiradinata, kuasa hukum Tuan Bagas Aditya pemilik dan pendiri Aditya Corp." Ucap Tuan Ferdy dengan bibir bergetar.
"Secara legal yang disahkan tanggal 1 Juni 2024 Tuan Bagas secara sadar telah menandatangi sebuah surat wasiat yang juga ditandatangi oleh Tuan Alvin sebagai saksi."
"Perusahaan ini 80% sahamnya telah dilimpahkan menjadi milik Nona Clara Evania sejak mereka disahkan sebagai suami istri. Dan Tuan Alvin hanya sebagai CEO bukan pemilik."
"Dan apabila dalam kepemimpinannya ditemukan kecurangan dalam pengelolaan keuangan, maka Nona Clara berhak memecat Tuan Alvin. Atau jika tuan Alvin ketahuan melakukan pengkhianatan dalam pernikahannya dengan kata lain selingkuh. Maka detik itu harus angkat kaki dari perusahaan dan dari rumah. Jika ada yang berkeberatan dengan keputusan ini, bisa mengundurkan diri."
Deg
Alvin terhuyung bahkan tubuh lelahnya hampir saja tersungkur ke lantai jika saja Alice tidak menahan tubuhnya seperti gerakan memeluk dari belakang yang bisa disaksikan semua orang yang mengikuti rapat.
"Apa maksud semua ini Alvin? Jika kamu tidak lagi CEO bagaimana nasib bayi yang aku kandung." Teriak Alice tanpa sadar.
"Bapak-bapak, Ibu-ibu, tanpa saya beritahu pada Anda semua. Kalian pasti sudah bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi di sini. Jadi, jika ada yang masih mendukung pasangan selingkuh ini bisa langsung menyerahkan surat pengunduran diri. Oh... Ya satu lagi, semua penggelapan keuangan akan saya proses secara hukum." Tegas Clara.
"Tidak... tidak... semua tidak seperti yang kalian pikirkan. Ini jebakan, dia wanita miskin rendahan yang sengaja membuat drama untuk menjatuhkan kami berdua." Ucap Alice marah.
"Kalau begitu, apa maksud perkataan Anda tentang 'bayi kita' dengan Tuan Alvin. Lagi pula perut buncit Anda sudah menjelaskan semua." Ucap salah satu pemegang saham.
cara kotor belum tau dia ada backingan dari si kakek di jadikan peyetttt kalian
Untuk yang sudah mendukung, Author ucapkan ribuan terima kasih. Insya Alloh, jika 40 bab terbaik lolos lagi. Maka akan ada give away untuk pembaca terbaik 1, 2, dan 3.