Suami Kedua Pilihan Mertua (Setelah Ditalak)

Papa Hendra masuk ke kamar utama setelah mengusir Gio dan Elsa, dengan tegas ia mengatakan jika anak dalam rahim Elsa tak bisa mendapatkan harta warisan karena anak itu akan lahir diluar pernikahan dan Elsa tak bisa menuntut hak apapun.

Mama Hana sudah menyiapkan piyama untuk Papa Hendra, Mama Hana selalu melayani suaminya meski sudah menikah puluhan tahun lamanya. “Tuh curut udah pada pergi?“

“Benar kata Mama, mereka mempertanyakan kartu-kartu yang di blokir dan juga__“

“Apa lagi yang mereka tuntut?“ Mama Hana masih membuka satu persatu kancing kemeja Papa Hendra.

“Katanya Elsa hamil... jadi mereka menuntut hak waris atas anak mereka. Pokoknya banyak hal yang mereka bilang yang buat Papa akhirnya menampar mulut anak mu itu...! Entah darimana kedongoan anak kita itu, Mah!“ dada Papa Hendra kembang kempis mengingat pertemuan nya dengan Gio dan Elsa tadi yang berakhir adu mulut dan pengusiran Gio.

“Hamil ya hamil, biarin saja. Toh, anak itu nggak punya hak kok karena anak diluar nikah. Hanya anak Embun yang punya hak atas semua harta kita... Jadi kita nggak usah pusing sama tuntutan mereka. Lagian, biarin aja Gio dibodoh-bodohi. Entar pas waktunya, dia bakal nyesel senyesel-nyeselnya pas kita bongkar tuh kedok Gundik!"

Papa Hendra merangkul pinggang Mama Hana, lalu mendaratkan kecupan ringan di kening sang istri tercinta. Meski keduanya sudah berusia lanjut, namun mereka selalu mempertahankan keromantisan meski hanya tindakan-tindakan kecil seperti mengecup kening.

“Papa nggak pernah menyesal memilih Mama menjadi pendamping Papa, meski dulu harus melawan orang tua dan memutuskan perjodohan dengan Melati. Mama tuh extraordinary woman bagi Papa, nggak semua wanita seluar biasa hebat seperti kamu sayang."

“Kamu tuh masih pinter muji ya, Pah.“ Mama Hana terkekeh.

Melati adalah Ibu kandung Elsa, dulunya Melati mengejar-ngejar Papa Hendra sampai orang tua Melati meminta putri mereka dinikahkan dengan Papa Hendra. Namun saat seminggu lagi pernikahan akan digelar, Papa Hendra malah kabur karena ia tak bisa meninggalkan Mama Hana wanita yang sangat dicintainya.

“Tapi Elsa datang membalas dendam sama kita, dia berhasil memporak-porandakan pernikahan anak kita. Apa ini karma? Dulu aku menghancurkan rencana pernikahan mu dengan Melati...“

“Karma apanya, cinta tak bisa dipaksakan sayang. Dulu aku sempat akan menuruti pernikahan itu karena dibohongi kalau Mama terkena serangan jantung, untung saja semua itu hanya rekayasa agar aku nurut sama orang tuaku. Kebahagiaan ku hanya dengan kamu, sayang.“ Papa Hendra memang sangat romantis bahkan selalu mengajak Mama Hana dinner setiap minggu dan sebulan sekali mereka akan berlibur ke suatu tempat seperti berbulan madu kembali.

Suatu pernikahan akan terasa menjemukan setelah bertahun-tahun lamanya, meski di awal cinta akan menggebu-gebu namun seiring waktu akan ada masanya cinta itu melemah dan saat itu lah kesetiaan rentan di uji. Untung saja Papa Hendra dan Mama Hana adalah orang yang tidak monoton, selalu mencari hal-hal baru bersama. Mencari hobi yang bisa mempererat lagi hubungan dari rasa jenuh, dan lebih penting dalam sebuah hubungan tak boleh adanya kebohongan. Kepercayaan adalah hal yang selalu dijaga oleh Papa Hendra dan Mama Hana.

Keduanya masih mengobrol ringan seraya Mama Hana membantu Papa Hendra membersihkan diri di kamar mandi, seperti membantu mencukur jenggot lalu menyisir rambut Papa Hendra. Hal-hal kecil itu lah yang sangat dihargai oleh Papa Hendra membuat pria yang sudah berusia lanjut itu masih begitu mencintai Mama Hana dengan sama besarnya seperti masa pengantin dulu.

“Oh ya, Pah. Besok Embun ijin mau ke panti, biar diantar Mang Dadang aja.“

Papa Hendra mengangguk, lalu menyelesaikan acara bersih-bersih wajah nya dengan diakhiri mencuci wajah dari sisa-sisa cukuran.

Keduanya kini sudah berbaring di atas ranjang, Mama Hana berada dalam pelukan hangat Papa Hendra.

“Pah, Mama udah utarakan ke Embun keinginan kita menjodohkan Embun sama Adam dan Raja.“

“Trus?“

“Embun menolak, dia meminta waktu untuk mengobati hatinya tapi katanya dia akan memikirkan ucapan Mama untuk mencoba mempercayai laki-laki lagi di masa iddah nya. Mama masih berharap, setelah lahiran dan selesai masa nifas... Embun nikah sama salah satu pilihan kita. Papa pasti udah menyelidiki latar belakang Raja, kan?“

“Udah dong, Mama tenang aja. Raja hanya tinggal sama Ibu tirinya, karena Papa kandung nya baru saja meninggal 5 bulan lalu karena sakit kanker. Tapi dari orang-orang yang kenal sama Nyonya Jasmin... katanya sih ibu tiri Raja itu baik, ramah dan nggak pernah sombong. Saat Nyonya Jasmin menikah dengan Papa nya Raja, Nyonya Jasmin janda di tinggal meninggal oleh suaminya yang adalah duda anak satu waktu itu.“

“Jadi Nyonya Jasmin ini punya anak tiri juga dulunya sebelum menikah dengan Papa kandung Raja?“

“Yups!“

“Apa anak tirinya tinggal sama Nyonya Jasmin dan Raja sekarang, maksud Mama setelah ditinggal suaminya meninggal... apa Nyonya Jasmin membawa anak tirinya saat nikah lagi sama Papa kandung Raja?“

“Papa belum cari informasi ke situ Mah, besok Papa cari tahu ya.“

“Hm, Mama cuma penasaran sih. Soalnya kan, status anak tiri yang dibawa Nyonya Jasmin saat nikah sama Papa nya Raja itu gada hubungan darah dengan Raja."

“Jangan dulu banyak prasangka sayang."

Mama Hana hanya takut jika Embun bersama Raja, akan banyak rintangan nya. “Usia Raja berapa sekarang?“

“Kayaknya 32...“

“Cocok juga sama Embun, jadi lebih dewasa Raja. Embun 27, Adam udah mau 29 karena beda dua tahun sama Embun.“

“Mama jadinya dukung siapa?“

“Gak tau deh, Pah. Mama nggak mau maksa Embun, kasihan. Dulu kita jodohin ke anak kita, eh... sekarang malah disakiti. Mama kok jadi sedikit parno ya, jodohin Embun lagi. Papa sih terlalu semangat pas ngomong ke anak kita kalau Embun bakal dapetin suami yang lebih dari nya, jadi Mama pengen cepet-cepet Embun punya calon barunya kan.“

Papa Hendra tidak bisa menyangkal, padahal yang excited itu Mama Hana. Tapi yang namanya wanita mana mau disalahkan, jadi Papa Hendra hanya bisa mengiyakan.

Setelah Mama Hana tertidur, Papa Hendra diam-diam mengirim pesan pada Raja dan mengatakan Embun akan ke panti besok dan mengirimkan alamat Panti Asuhan. Papa Hendra sedang bertaruh, jika Raja pergi menemui Embun di Panti itu artinya Raja menyetujui permintaan Papa Hendra untuk pendekatan pada Embun dan bersedia menjadi kandidat calon suami kedua Embun.

...*******...

Pagi itu Mama Jasmin menuju swalayan untuk membeli keperluan dapur yang sudah menipis sekalian membeli bahan masakan. Namun di tengah acara belanja nya, ia mengenali seseorang. Orang itu adalah wanita pelakor yang dulu merebut mantan suaminya dan membawa putri yang ia lahirkan bersama mantan suaminya itu.

“Melati...! Dimana putriku!!!“ teriak Mama Jasmin.

Wanita bernama Melati itu menoleh ke arah Mama Jasmin, matanya membelalak lantas ia membalikkan tubuhnya dan kabur.

.

.

.

Disini cuma part tambahan ya bukan tentang tokoh-tokoh utama, tapi ada hal-hal penting dari part ini untuk ke part-part selanjutnya 😁

Btw, di bab sebelumnya seharusnya Adam itu disebut posesif ya bukan protektif. Karena beda artinya...