Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran Terungkap
"Apa kau benar tak mengetahui sesuatu?" tanya Fahri menatap heran Alfred.
"Sudahlah to the point saja. Apa maksud dari ucapanmu itu?" desak Alfred yang tak sabaran ingin tahu kebenaran apa perihal ucapan sepupunya barusan.
Rasa penasaran pun menyelimuti diri Alfred yang terus menggerogoti dirinya. Bahkan lelaki itu tak bisa membendungnya lagi, dia terus memaksa Fahri untuk mengatakan hal yang sebenarnya.
"Katakanlah, hal apa yang sudah kau ketahui perihal Davina? Dan kau tadi bilang apa, sebentar lagi aku akan menjadi seorang Daddy?"
"Fahri, jawab aku! Katakanlah apa yang terjadi sebenarnya?" Tak ada hentinya lelaki itu terus meminta jawaban tentang Davina.
"Sebelum aku mengatakannya, apa kau mau berjanji suatu hal?" tanya Fahri menatap lekat Alfred yang terlihat gusar.
"Apa itu?"
"Berjanjilah bahwa kau tidak akan menyakiti Davina lagi. Berjanjilah bahwa kau tidak akan berbuat semena-mena lagi padanya. Dan satu lagi berjanjilah mulai sekarang kau tidak akan mengganggu hidupnya lagi karena saat ini dia sudah hidup bahagia tanpamu," ucap Fahri yang mengajukan beberapa syarat untuk Alfred tepati.
"Kenapa kau bicara seperti itu? Kau sama sekali tak ada hak untuk ikut campur hubunganku dengan Davina. Camkan itu!" tegas Alfred menatap tajam Fahri.
"Heh ternyata kau tetap angkuh, sombong dan juga tempramen. Kau begitu egois Alfred!"
"Fahri jangan menguji kesabaranku terus menerus. Cepat katakan dimana Davina? Dan apa yang terjadi padanya?"
"Aku mohon Fahri tolong katakan padaku dimana Davina berada? Aku berjanji tidak akan menyakitinya lagi dan aku akan menepati janjiku ini Fahri. Aku mohon, please ...." Alfred terus memohon bahkan dia tak peduli lagi dengan jabatannya yang sebagai seorang Presdir ternama. Lelaki itu telah membanting harga dirinya dengan bersimpuh tepat di hadapan Fahri. Baginya tak ada yang penting selain tentang keberadaan Davina sekarang ini.
"Davina hamil," ucap Fahri.
Dia terpaksa mengatakan fakta perihal keadaan Davina, selain Fahri tidak tega melihat Alfred yang kini terus memohon sembari bersimpuh di hadapannya. Fahri pun teringat dengan ucapan Fani yang meminta agar Fahri memberitahu Alfred bila dia mengetahui sesuatu perihal Davina. Bersamaan itu Fahri bisa melihat dengan jelas bahwa ada cinta di dalam mata sepupunya. Namun, gengsinya yang tinggi membuat Alfred selalu menepis perasaannya kepada Davina.
Tanpa tahu bahwa ucapan Fahri membuat Alfred bagai disambar petir. Bila memang Davina hamil, berarti wanita itu melarikan diri darinya meskipun telah mengetahui bahwa dirinya hamil. Seketika Alfred mengingat ucapannya pada Davina.
Dimana lelaki tampan itu mengatakan bahwa dirinya tak sudi memiliki anak dari Davina. Bahkan dengan gamblangnya Alfred mengatakan akan menggugurkan kandungan bila kedapatan wanita itu sedang hamil anaknya. Sungguh tidak terkira cemasnya hati Alfred ketika mengetahui keadaan Davina.
"Apa benar Davina mengandung anakku?" tanya Alfred dengan bodoh.
Ucapan Alfred sukses membuat Fahri tertawa menyadari kebodohan sepupunya itu. Sungguh Fahri tak menyangka bila Alfred akan sebodoh ini, kepergian Davina telah membuat Alfred berubah drastis. Seperti bukan sosok Alfred yang cerdas dan kompeten dalam segala hal.
"Dasar bodoh! Kau itu aneh atau bagaimana? Tentu saja itu anakmu bodoh, kau kan dengan bangga telah mengenalkan Davina sebagai wanita yang spesial," tukas Fahri tak peduli dengan Alfred yang akan memarahinya. Justru sekarang ini dia lah yang berhak marah karena kebodohan lelaki itu hingga membuat Davina pergi jauh dari kota ini.
"Bagaimana ini Fahri ... dia telah pergi dari hidupku. Dia pergi meninggalkanku Fahri, juga membawa pergi bayiku," racau Alfred dengan gelisah.
"Semua ini terjadi karena ulahku. Aku yang membuatnya pergi meninggalkanku, apa yang harus ku lakukan? Sudah berbagai cara ku lakukan, ku kerahkan semua anak buahku untuk mencarinya di berbagai tempat. Tapi semuanya sama sekali tak membuahkan hasil. Aku tak bisa menemukan jejaknya," lanjut Alfred lirih. Tak hentinya lelaki itu terus meracau dengan buliran kristal yang meluruh membasahi wajahnya.
"Jadi semua ini karena mu? Aku tak menyangka kau bisa sekejam itu Alfred. Bagaimana bisa kau berbuat seperti itu pada Davina, wanita yang sudah tiga tahun menemanimu, melayani mu dengan baik layaknya seorang istri yang menyiapkan segala sesuatu kebutuhanmu dari kau membuka mata hingga kau menutup mata kembali. Apa kau tak memiliki sedikit perasaan kepada Davina hingga kau tega menyakitinya seperti itu, hah?"
Sungguh dia tak menyangka sepupunya bisa berbuat sekejam itu. Meski dia tahu bahwa Alfred adalah sosok yang begitu kejam namun berbeda pada saat ke Davina. Alfred selalu bersikap manis hingga akhirnya membuat Davina jatuh cinta pada Alfred.
"Aku melakukan itu semua karena kau," ucap Alfred.
"Karena aku?" Fahri menunjuk dirinya sendiri dengan berkerut alis. Tak paham dengan apa yang di ucapkan sepupunya itu.
"Ya, sekarang jelaskan tentang foto-foto ini. Apa yang kau lakukan bersama Davina kala itu?" Alfred menyodorkan beberapa lembar foto Fahri dan Davina ketika berada di hotel.
Detik itu juga kening Fahri berkerut melihat beberapa lembar foto. Terlihat jelas dalam foto itu ketika dia bertemu dengan Davina untuk menolong wanita itu yang sedang kesakitan. Namun, anehnya kenapa bisa di dalam foto itu mereka berada di sebuah hotel. Padahal faktanya tak seperti itu, dia membawa Davina pergi ke rumah sakit karena kondisi wanita itu begitu pucat.
"Ini ketika aku sedang tak sengaja melihat mobil Davina yang terparkir di ujung jalan. Aku pun berjalan menghampirinya dan menolongnya yang merasa kesakitan. Segera mungkin aku membawanya ke rumah sakit, tapi kenapa disini gambarnya berubah menjadi di sebuah hotel?"
"Apa kau masih belum percaya? Apa kau mengira aku mengkhianatimu? Kau jangan bodoh Alfred, tidak mungkin aku dan Davina memiliki hubungan di belakangmu," bantah Fahri.
"Ya, aku memang sangat bodoh. Dengan mudahnya aku percaya begitu saja dengan foto-foto aneh itu. bagaimana bisa aku langsung menyimpulkan kau mengkhianatiku! Aku sudah tak tahu lagi harus mencarinya dimana Fahri. Dia sudah pergi dari hidupku ...," lirih Alfred dengan berlinang air mata. Kepergian Davina membawa pengaruh besar bagi Alfred, dalam sekejap dunia lelaki itu runtuh. Wanita itu telah membawa pergi separuh jiwanya yang membuat Alfred stres tak bisa melakukan apapun.
Kini tak ada lagi Alfred yang dingin, tempramen, egois dan juga arogan. Seorang Presdir yang memimpin perusahaan ternama di kotanya. Yang ada hanyalah lelaki bersedih karena telah melakukan perbuatan menyakiti wanitanya.
"Si*lan kau Alfred! Harusnya kau menanyakannya dulu padaku! Dimana logikamu, hah? Tak mungkin aku mengkhianatimu dengan menginginkan wanita yang telah menjadi milikmu. Walau hanya sebatas simpanan mu, aku tahu kau memiliki perasaan lebih pada Davina. Aku benar bukan? Tidak mungkin kau bersikap seperti ini bila tidak mencintainya."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
masa dinsuruh pakai baju keramat mau tempur
Heh kamfreeet kamu bener bener yah DAM STUPID BIN IDIOT yg bikin Davina kabur tuh siapa bukanya intropeksi diri malah balagak jadi korban dasar manusia songong,,ajirrrroooo deh lo
sukses selalu thor