dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.
aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.
tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.
jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berpencar
petualang adalah sebuah kelompok legal yang bekerja asalkan dibayar. mereka sering disewa untuk mengawal kereta kencana atau membasmi monster. mereka memiliki peringkat yang mirip dengan monster, peringkat dari F sampai A dan S. peringkat itu menunjukkan seberapa hebat dan seberapa banyak pengalaman mereka. jumlah mereka sangat banyak dan dapat ditemukan di kota mana pun. mereka memiliki markas di tiap kota untuk mempermudah pekerjaan mereka.
di malam hari tiga kereta terlihat melaju menuju arah ibu kota kerajaan. ada lima petualang yang disewa untuk mengawal kereta. mereka terdiri dari 1 pembawa perisai dan pedang besar, 2 pengguna pedang, 1 penyihir, dan satu pemanah.
"syukurlah tak ada bandit" gumam si pemana.
"apa maksudmu, justru jika itu muncul kita akan dapat bayaran tambahankan" ucap si pengguna pedang.
"apakah hanya uang dipikiranmu.. " si pengguna pedang satunya menimpali.
"tentu saja, dunia itu tentang uang kau tau... ".
tiba-tiba kereta terhenti. monster dengan tinggi 3 meter menghalangi, setan.
"apa i.... " belum menyelesaikan ucapannya si pengguna pedang terdiam. bukan hanya dia, semua yang menatap monster itu terdiam. mereka tak dapat bergerak.
"kenapa kereta berhenti.. ". beberapa orang keluar dari kereta. dan begitu menatap monster mereka juga terhenti. setan mengambil semua orang dengan hati-hati dan memasukkan mereka semua ke dalam kereta. setan juga tak lupa memutuskan tali kuda dan membuat kuda lari.
Satu wanita keluar dari jendela kereta perlahan. dia berada di kereta sebelumnya dan tak menatap monster itu. tapi begitu melihat tangan hitamnya wanita itu ketakutan dan kabur.
setan tak melihat si wanita karena sibuk memasukkan orang-orang ke dalam kereta. namun wanita kabur terburu-buru dan membuatnya tersandung. pendengaran setan memang buruk karena tak memiliki daun telinga, tapi suara itu cukup untuk membuatnya menoleh.
Wanita itu panik dan tak ingin melihat kebelakang. tiba-tiba sebuah tangan memeluknya dengan cepat dan membekap mulut. wanita itu panik, tapi sura berikutnya membuatnya tenang.
"tenang dan jangan menoleh" bisik orang yang memeluknya.
Setan berjalan semakin dekat dengan mereka berdua, tapi wajahnya menoleh ke kanan kiri mencari. tak lama kemudian dia kembali ke kereta dan segera menarik kereta ke dalam hutan untuk memakan jiwa-jiwa mereka.
beberapa menit kemudian 6 orang lain datang. ragas, opi, rud, alpen, miri, dan riska. orang yang memeluk wanita adalah sans. dia menggunakan kemampuan pedangnya untuk menjadi tak terlihat dan memeluk wanita agar tubuhnya juga menjadi tak terlihat.
"ini lebih berbahaya dari pada yang aku kira" ucap ragas.
"mo-monster a-pa itu? ". wanita tadi mencoba bertanya walaupun masih ketakutan.
"itu disebut setan". hanya dalam sekali lihat ragas tau nama dan kemampuan monster itu.
"kenapa kita tak menghajarnya beramai-ramai tadi? " tanya rud.
"karena kalian belum pernah menghadapi monster, terlebih monster kuat seperti setan. jangan tertipu dengan seberapa kurusnya monster itu. tubuhnya itu lebih keras dari baja, dan yang lebih penting adalah matanya. sekali saja kau menatap matanya tubuhmu akan mati rasa".
"berarti kita hanya perlu bertarung tanpa menatap matanya" jawab opi.
"tidak semudah itu, kalian memiliki kebiasaan menatap mata lawan ketika bertarung. sekali saja kalian menatap mata setan, maka anggap saja kau sudah mati".
"jadi apa yang harus kita lakukan, apa kita harus kembali ke kota sura. atau kita harus mengalahkan monster itu".
"kalau kita melawannya sekarang, kita hanya akan dibantai. kita kembali dulu ke kemah. aku akan mengajari beberapa trik untuk melawan monster itu, bawa wanita itu juga".
"tunggu..kita akan melawan monster itu". miri terlihat tak percaya diri.
"kita akan membagi dua kelompok. dua hari lagi setan akan kembali kemari untuk mencari makan lagi, saat itu tiba aku, sans, opi, alpen, eris dan miri, akan mengikutinya. dan untuk riska dan rud kalian akan membawa wanita itu ke ibu kota sekarang".
"tunggu.. kenapa aku tidak ikut bertarung? " rud tidak terima karena tidak diikutkan.
"serangan cakar auramu untuk saat ini tidak akan berpengaruh pada setan. jadi aku memberikanmu tugas lain yang penting. kau akan membawa wanita ini pulang dengan kereta kencana kita, dia akan menjadi saksi penting nanti" ucap ragas.
mereka kembali ke tempat mendirikan kemah sementara, tempatnya agak jauh dari tempat setan muncul.
Rud dan riska segera segera naik ke kereta kencana bersama wanita tadi. tak lupa ragas membisikkan sesuatu kepada wanita itu.
"jangan sampai mati" ucap rud. dia merasa masih banyak yang ingin dia pelajari dari ragas.
"kami pergi dulu". riska menunduk dengan sopan dan pergi memacu kuda. kereta kencana semakin menjauh. wanita itu sempat menatap ragas cukup lama, sebelum akhirnya hilang di ujung jalan.
"kita pasti akan menang, dan tidak akan ada yang mati, aku akan pastikan itu". ragas mengepalkan tinjunya bertekad.
...****************...
"maaf tadi kami terburu-buru karena keadaannya genting, namaku riska siapa namamu". aku mencoba menyapanya untuk menghilangkan ketegangan, dan sepertinya dia juga sudah cukup tenang.. ada jendela kecil antara tempatku dengan tempatnya, jadi aku bisa melihat sedikit wajahnya dari sini.
"namaku amel" jawabnya lirih.
"kau sekarang sudah aman amel, jadi kau tak perlu takut. apa kau ingin ke suatu tempat setelah sampai di ibukota".
"aku ingin bertemu ibuku"
"baiklah, kami akan mengantarkanmu sampai ke ibumu".
"terima kasih".
Aku dulu juga pernah ketakutan karena dikejar-kejar penjual budak. keluargaku bangkrut karena ditipu. aku kelaparan tiap hari hingga aku bahkan tidak akan terkejut jika tiba-tiba saja aku mati. dan disaat krisis itu orang tuaku sepakat untuk menjualku. tapi entah bagai mana aku berhasil kabur dan berakhir menjadi pengemis. aku benci dengan orang tuaku, tapi setelah aku pikir lagi aku tidak yakin apakah mereka menjualku untuk menyelamatkan hidupku atau hanya untuk uang.
"apa anak laki-laki itu pemimpin kalian..? ". tanya amel. sepertinya penasarannya muncul karena rasa takutnya sudah reda.
"iya dia pemimpin geng kami". jawabku.
"tapi dia tidak terlihat seperti laki-laki yang kuat".
"jangan tertipu dengan tampangnya nona, dia adalah monster. kami semua pengguna manna, tapi bahkan jika kami mengeroyoknya dia akan keluar sebagai pemenang".
"dia sehebat itu ya". amel terlihat percaya begitu saja.
"bukan hanya hebat, dia yang mengajari kami semua".
"rud kau terlalu banyak bicara". aku segera memperingatinya.
"oh.. maaf". dia kadang ceroboh jika membahas kehebatan ragas. itu memang benar dia luar biasa, tapi bahkan jika benar kita tak boleh asal memberitahu kemampuan pemimpin kita.
tiga hari berlalu, akhirnya kami sampai di ibukota kerajaan ebon, kota saka. kami semakin akrab karena kami banyak menghabiskan waktu dengan saling mengobrol. tapi anehnya, di gerbang ibukota ada banyak kesatria yang sudah menunggu kami. melihat kereta kami datang, mereka mulai mendekat. aku merasakan tatapan permusuhan, apa aku harus membela diri.
"jangan menyentuh mereka, mereka adalah temanku" amel keluar kereta kencana dan menghentikan kesatria yang mendekati kami. semua kesatria menunduk di hadapan amel. tatapan permusuhan mereka langsung lenyap
"peta". Hanya dengan perintah singkat amel, salah satu kesatria dengan cepat menghadap dan menyerahkan peta.
"disini..! selidiki hutan di sekitar sini, ada monster setan yang mengancam kerajaan kita, sepertinya ada labirin yang muncul ditempat yang tak terjangkau mata kita". amel menunjukkan tempat dimana dia bertemu dengan setan.
"dimana kesatria pengawal yang menemanimu putri..?" tanya salah satu kesatria.
"dia ceroboh menatap mata setan jadi anggap saja dia sudah mati. ingat... jangan sampai bertatapan dengan matanya, sekarang bergerak".
"siap" jawab kesatria serentak. mereka segera pergi meninggalkan putri. hanya tiga kesatria yang masih di tempat, salah satunya memasangkan jubah bangsawan padanya, dan yang lain menyiapkan kereta kuda yang baru. kali ini kereta kuda mewah dengan kuda putih yang menariknya.
"ayo riska, rud, kita naik kereta ini".
"yang benar saja, kau tidak bilang kalau kau bangsawan" ucap rud.
"aku jadi tidak enak.. " aku mencoba untuk menolak secara halus.
"ayolah, pantatku sakit, kita naik kereta ini saja ya". dia membuat wajah memohon yang sulit untuk aku tolak.
"baik-baik, aku naik".
Kami bertiga masuk ke dalam kereta kuda. di dalamnya seperti kamar mewah dan luas. sepertinya kereta ini menggunakan sihir ruang agar dalamnya menjadi seluas ini.
Ada kasur dan bahkan meja makan di dalamnya. aku dan rud duduk di kursi makan dan amel duduk di kasurnya.
"maaf aku merahasiakannya, aku adalah putri kedua kerajaan ebon, melania ebon. tak apa, panggil saja aku amel, aku selalu menggunakan nama itu untuk menyamar". amel menekan sesuatu di kalungnya dan sekejap wajahnya berubah menjadi cantik dan cerah. aku bahkan akan mengetahui dia bangsawan hanya dengan wajahnya.
"sepertinya ragas pemimpin kalian itu sudah tau identitasku duluan entah bagaimana caranya".
"jadi itu sebabnya tuan kami memaksa sans menyelamatkanmu". rud mengingat kembali kejadian ketika amel mencoba kabur dari setan.
"dia berbisik padaku sebelumnya, dia menyuruhku untuk mengirim pasukan begitu aku datang ke ibu kota, untuk menyelidiki labirin di sekitar satan berada".
"labirin" aku baru sadar sekarang. yah tentu saja makhluk bernama satan itu tidak mungkin muncul begitu saja, pasti ada labirin disana. aku kagum pada ragas yang berpikir lebih dulu.
"dan kemungkinan ini adalah labirin khusus yang bosnya keluar lebih dulu. entah sudah berapa lama labirin itu ada di sana, kita tidak tau kapan labirin itu akan mengalami bencana. pasukan kesatria akan sampai di sana dua hari kemudian, dan kita akan mendapatkan kabar tiga hari setelahnya".
"aku tidak mengira misi yang awalnya aku pikir berurusan dengan bandit, ternyata malah berhubungan dengan bencana labirin, huh.." ucap rud mengeluh. yah.. seringkali dunia tak berjalan sesuai dengan yang kita kira.
"jadi kita hanya akan menunggu informasi ya...". aku harap ragas dan yang lainnya selamat. tiga hari sudah berlalu dari terakhir kali kami berpisah, seharusnya sebentar lagi mereka sampai di ibu kota. aku selalu percaya pada ragas, tapi kali ini entah kenapa aku merasa ragu.