NovelToon NovelToon
Dua Bilah Yang Tak Menyatu

Dua Bilah Yang Tak Menyatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Perperangan
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mr_Dream111

Dalam dunia yang koyak oleh perang berkepanjangan, dua jiwa bertolak belakang dipertemukan oleh nasib.

Yoha adalah bayangan yang berjalan di antara api dan peluru-seorang prajurit yang kehilangan banyak hal, namun tetap berdiri karena dunia belum memberi ruang untuk jatuh. Ia membunuh bukan karena ia ingin, melainkan karena tidak ada jalan lain untuk melindungi apa yang tersisa.

Lena adalah tangan yang menolak membiarkan kematian menang. Sebagai dokter, ia merajut harapan dari serpihan luka dan darah, meyakini bahwa setiap nyawa pantas untuk diselamatkan-bahkan mereka yang sudah dianggap hilang.

Ketika takdir mempertemukan mereka, bukan cinta yang pertama kali lahir, melainkan konflik. Sebab bagaimana mungkin seorang penyembuh dan seorang pembunuh bisa memahami arti yang sama dari "perdamaian"?

Namun dunia ini tidak hitam putih. Dan kadang, luka terdalam hanya bisa dimengerti oleh mereka yang juga terluka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr_Dream111, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilu bocah dibawah kanal

Setelah parade militer, Silas tidak lagi berkunjung ke rumahku. Bahkan aku juga tidak menjumpainya di jalanan kota. Biasanya sebelum matahari terbit, dia sudah ada di teras menungguku membuka pintu.

Saat pulang dari rumah sakit aku membeli sekotak kue dari Lena. Aku berniat mengunjungi kediaman Silas. Mungkin bocah itu tidak bisa bekerja karena sedang merawat ibunya. Aku memang belum sempat bertanya tentang asal usul dia dan tempat tinggalnya. Tapi ada beberapa pedagang yang mengenal Silas dan tau di mana tempat tinggalnya.

Aku terkejut mendengar kesaksian dari pedagang yang kenal Silas. Selama ini ternyata dia dan ibunya tinggal di kanal bawah tanah setelah keluarga mereka bangkrut. Tepatnya di kanal bawah tanah di distrik industri yang pasti sangat kotor sekali karena di sanalah pusat limbah pabrik mengalir. Tanpa pikir panjang aku pergi ke sana.

***

Bau menyengat dari limbah langsung menyambutku saat aku memasuki gerbang kanal bawah tanah. Sangat bau dan gelap, itulah kesan pertamaku saat memandangi lorong kanal bawah tanah ini. Untung saja aku sempat membeli lampu minyak untuk penerangan.

Ku lihat air yang menghitam mengalir deras di kanal ini saat aku menyusuri ke dalam. Serangga dan tikus tak jarang juga kutemui dan aku tidak menyangka Silas bisa bertahan di tempat yang menyimpan banyak penyakit.

Pencahayaan lampu minyak cukup redup dan aku harus menggunakan energi sihir juga untuk melihat di kegelapan. Sesekali aku berhenti karena merasa mual. Bau kanal ini benar-benar menusuk walaupun aku sudah menutup hidung.

" Tuan? " Samar kudengar suara Silas.

Kutajamkan penglihatanku ke depan. Benar saja kulihat bocah rambut ikal itu berdiri cukup jauh dariku tapi bagaimana cara dia bisa mengenaliku di tempat segelap ini?

Aku berjalan mendekatinya. Kulihat Bocah itu bertelanjang dada dan tampak lebih kumuh daripada saat pertama kali kami bertemu. " Kemana saja kau beberapa hari ini? "

" Maaf tuan, saya harus merawat ibu. " Jawabnya.

Saat ku mendekati Silas, semerbak kumencium bau bangkai. Entah apa yang dia lakukan sampai berbau badan seperti ini. " Ternyata benar, kau selama tinggal di sini. Kenapa tidak pernah memberitahuku? "

" Tuan sudah sangat baik padaku. Setiap hari tuan memberiku uang dan makan. Aku tidak ingin memberitahu tuan tentang rumahku karena aku tidak mau merepotkan tuan lebih banyak lagi. "

" Aku tidak merasa kerepotan. Justru aku berterimakasih padamu karena selalu menemaniku. Dimana ibumu? aku ingin menjenguknya, " pungkasku.

" Tapi saat di kamar ibu saya, tolong jangan menyalakan pencahayaan apapun. Ibu saya sangat sensitif terhadap itu. " Jelas Silas.

Aku mengangguk. Kemudian dia menuntunku menuju tempat tinggalnya. Ada sesuatu yang janggal terhadap anak ini. Dari yang kutahu, tidak ada penyakit yang membuat pengidapnya sensitif dengan cahaya.

Kami berjalan cukup jauh ke dalam kanal sampai menemui sebuah pintu kayu mempel di dinding kanal yang dipenuhi kecoa dan Silas membukanya. Aku mengikuti lalu mendapati ada 2 ruangan kecil dan sempit di tempat ini. Hanya ada 1 lilin menyala di ruangan pertama. Sementara ruang kedua hanya tertutup kain gelap.

" Maaf tuan saya tidak bisa menyambut anda dengan layak. Saya tidak punya meja maupun kursi dan tidak punya minuman atau makanan untuk dihidangkan. "

" Oh ya ini. " Aku memberikan sekotak kue yang kubawa kepada Silas. " Aku membelinya dari pedagang kue buta itu. "

" Waaaaah..., terimakasih tuaan! Kue pedagang itu memang sangat enak. " balas Silas langsung menyantap kue pemberianku.

" Pelan-pelan nanti tersedak. " Ujarku seraya tersenyum melihat Silas makan dengan lahap.

" Semenjak pulang dari parade, aku cuma beli roti dan air. Wajar jika aku makan selahap ini, " tandasnya sekaligus membuatku bertanya-tanya kemana larinya uang yang setiap hari kuberikan.

" Bukankah aku memberimu 20 Lyra setiap hari? Kemana uang itu? " tanyaku.

" Uhhuk...! Uhhuuk...! "

Dia tersedak mendengar pertanyaanku.

Silas berlari keluar dan aku dibuat tercengang melihat Silas langsung menyeruput air limbah di kanal.

" Hey Silas apa kau tau apa yang kau minum?! "

" Air tuan. Rasanya hanya sedikit pahit tapi tidak apa-apa kog, "

Aku terdiam sambil menggeleng kepala. Betapa berat dan buruknya kehidupan Silas di sini. Aku juga heran, mengapa Silas masih sehat padahal air limbah pabrik sangat beracun dan jika Silas setiap hari meminumnya, harusnya tidak sesehat ini.

Tidak lama kudengar derapan langkah kaki yang berjalan kemari. Aku mencoba menengoknya tapi Silas mencegahku.

" Tuan di sini saja. Biar saya yang melihat keluar. " Ucapnya. Dia berjalan keluar lalu menutup pintu.

Beberapa menit setelah Silas keluar, aku menyempatkan diri untuk menjenguk ibunya karena memang itu tujuanku datang ke sini. Pelan-pelan kumenapaki ruangan ini menuju ruang satunya yang tertutup kain.

Samar-samar aku mulai mencium bau busuk sama seperti saat bersama Silas tadi. Pikiranku mulai kemana-mana tapi aku tidak bisa asal menerka tanpa memastikan. Aku berjalan lebih ke dalam dan aku tidak bisa melihat apa-apa lagi sedangkan bau busuk semakin pekat. Aku sebenarnya tidak ingin menggunakan energi sihir, tapi maafkan aku Silas, demi memastikan aku harus menggunakanya.

Aku langsung melempar badan kebelakang setelah menyaksikan apa yang ada di depanku da menggeleng tak menyangka karena apa yang ada dipikiranku benar adanya. Ya, bau busuk itu adalah bau ibu Silas yang sudah membusuk.

Aku menahan muntah melihat kerumunan belatung membaluti tubuh ibu Silas. Karena sudah tak tahan, aku segera berlari keluar. Tapi langkahku terhenti sebelum sampai di pintu kayu. Aku melihat Silas bersama 2 polisi membawa lampu minyak sudah berada di depan pintu sambil menatapku.

" Siapa kau! " Bentak salah satu polisi.

Reflek kucabut belati dipinggangku dan dengan cepat bergerak lalu menodongkan dari belakang polisi itu.

" Energi sihir? Kau sepertinya dari kalangan pasukan khusus ya? " Tanya salah polisi yang menyadari aku sudah berada di belakang rekannya.

" Silas katakan padaku. Apa tujuan mereka berdua menemuimu? " Tanyaku dengan nada dingin pada Silas.

" Bu-bukan apa-apa tuan. Mereka hanya patroli biasa. "

" Benar, sudah tugas kami untuk berpatroli di kanal agar tidak ada penyusup atau menjadi markas pemberontak! " Sela polisi yang kutodong.

" Dasar pembohong! Patroli kanal sudah menjadi tugas tentara. Tugas kalian hanya menjaga ketertiban di atas! " Kutempelkan bilah belatiku ke lehernya.

" Lebih baik kalian pergi daripada berurusan dengan kami. " Sambungku yang langsung membuat mereka terdiam dan berjalan pergi dari kanal.

Aku menghela nafas sejenak lalu menatap Silas. Wajahnya mengisyaratkan keputusasaan dan penyesalan.

" Sekarang jelaskan padaku semuanya. "

Silas menceritakan semuanya tentang masa lalu sampai sekarang. Dan aku baru tahu dulu ibunya seorang pedagang bunga dan memiliki rumah besar di kota ini. Sedangkan ayahnya hanya seorang pengangguran. Dan kehidupan mereka bisa hancur karena semua uang usaha dijual ayahnya untuk mendaftar polisi kerajaan. Keluarga mereka bangkrut dan terpaksa menyewa ruangan bekas pos militer di kanal ini.

Aku semakin prihatin saat mengetahui ibu Silas yang rela menjual diri demi memenuhi kehidupan sementara ayah Silas sudah menjadi perwira polisi tapi dia meninggalkan anak dan istrinya. Selama 3 tahun ibu Silas bekerja demikian sampai terjangkit penyakit kelamin dan karena tidak punya uang, Silas hanya merawat ibunya sebisa mungkin.

Silas bercerita bahwa ruangan ini sebenarnya diberikan gratis oleh para tentara yang berpatroli di sini. Mereka juga sering membantu keuangan Silas. Tapi saat para tentara selesai patroli, 2 orang polisi tadi memeras Silas dan menganggap uang yang mereka ambil sebagai uang sewa ruangan ini. Dan ternyata uang yang kuberikan kepadanya hampir setiap hari di ambil oleh mereka sebelum dia sampai ke rumah.

" Ibumu sudah meninggal, tapi kenapa kau tidak meminta bantuanku atau orang di luar sana? " Tanyaku setelah mendengar cerita Silas.

" Saya tau. Sejak awal umur ibu hanya tinggal menghitung hari. Sebenarnya uang yang tuan beri ingin saya gunakan untuk membiayai pemakaman ibu. Tapi semua uang itu habis dan saya terpaksa membiarkan ibu membusuk di sini. "

" Apa kau mau bergabung dengan militer? Ada panti asuhan khusus militer di markas besar. Aku bisa membawamu ke sana jika kau mau. "

" Umur saya baru 10 tahun tuan. Setahu saya, untuk masuk militer harus berumur 15 tahun. "

" Kau punya energi sihir bukan? '

Mata Silas melebar saat mendengar pertanyaanku. Lalu dia mengangguk, " Darimana tuan tahu? "

" Aku sempat heran saat kau bisa melihatku dari kegelapan padahal jarak kita cukup jauh. Dan hanya dengan energi sihir saja bisa melihat objek sejauh itu di kegelapan. " jelasku.

" Ya tuan, saya memiliki energi sihir tanpa orang tuaku tau. Saya belajar di perpustakaan untuk menggunakanya tap juga berniat menyembunyikannya sampai umur 15 tahun nanti untuk mendaftar prajurit militer. "

" Dengan bakat seperti itu. Kau bisa masuk panti asuhan militer. Tempat itu di khususkan untuk anak-anak pemilik energi sihir sepertimu. Bagaimana? Apa kau mau? "

" Ba-baik tuan saya mau! "

Aku tersenyum melihat Silas yang malang. " Tunggulah di sini. Aku akan meminta pertolongan untuk mengevakuasi dan memakamkan ibumu. "

" Tapi aku tidak punya uang... "

" Sekarang kemasi barang-barangmu. Soal biaya pemakaman tidak perlu dipikirkan. " Jawabku.

Aku bergegas pergi ke pos militer terdekat dan menceritakan semuanya kecuali 2 polisi tadi. Aku tidak ingin ada konflik besar hanya gara-gara pemerasan tadi. Berselang 1 jam, para tentara bersama para tenaga medis dari rumah sakit distrik memasuki kanal dan membawa jasad ibu Silas. Dia dimakamkan di pemakaman baru yang letaknya 3 kilometer di barat distrik ini karena di sanalah pemakaman yang gratis. Sebenarnya aku tidak masalah membayar biaya pemakaman di kota tapi Silas menolak.

Sementara Silas sendiri, dia langsung dibawa ke panti asuhan militer oleh para pengasuh panti setelah pemakaman ibunya.

Aku tidak menyangka dia mampu menggunakan energi sihir yang butuh konsentrasi diatas rata-rata untuk mengaktifkannya. Bahkan aku dulu perlu beberapa kali suntikan sampai bisa mengontrol setiap aliranya tapi Silas berbeda, dia jenius dan kuyakin di masa depan akan jadi tokoh penting.

^^^To be continue^^^

1
Milacutee
Lanjuuut makin ksini makin seru
Milacutee
Lena kalah dong😅
Milacutee
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
IM_mam
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Xiao yu an
Suka bgt ceritanya
Lia ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Akhrnya kjawab sebab ptsd si mc
Mikoooo dayooooo
Ratunya munafik bgt😡
Ubi
Smnagat min
Nara
Lgsg update dong😁😁😁 lnjut trs thor
Lia ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Semangat updatenya
Lia ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Alat komunikasinya tu kyk gmn? tlg kasih aku pnjelasan thor
Lia ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Aduhhhh stres emg Varaya
Mikoooo dayooooo
Dtnggu lnjutanya
Mikoooo dayooooo
Aku jd mmbayangkan adeganya🤢
pangestu mahendra
Awalnya narasinya agak kaku tapi makin kesini authornya memperbaiki penulisan. Ceritanya lumayan bagus sih terutama waktu udh chapter 20
Caramel to
update plissss
Nertha|
Gassss terus thor klo bsa updatenya 3 chapter langsung gtu
Nertha|
Heroine baru/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Nertha|
agak konyol ni ngekudeta tpi mental pasukanya lembek wkwkwk
Layciptuzzzz_^^
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!