Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Ngertikan
Cinta tersenyum ramah pada Tante yang masih layak di panggil kak itu. Dan Cinta bersyukur dia adalah pelanggan tetap nya mulai saat ini.
Entah kenapa Cinta sepercaya diri itu untuk bicara demikian, tapi dia begitu karena Tante itu dengan jelas mengatakan hal demikian.
Bahkan Tante itu dengan sadar ingin mengenalkan Cinta dengan siapa katanya. Keponakannya.
Ah lucu sekali
Hal itu terlalu mewah untuk Cinta sekarang. Cinta hanya ingin fokus dengan hidupnya setelah dirinya memutuskan untuk mandiri dari paman dan bibinya.
Beruntung Cinta masih menerima uang bagian pensiunan orangtuanya yang masih tetap di kelola paman tanpa sepengetahuan bibi Hanum.
Cinta berbalik dan ingin kembali ke tempatnya biasa dan dia cukup terjengkit disaat sepasang mata tajam melihat nya intens.
"ngapain disitu...?" memegang dadanya karena terkejut. Cinta menetralkan nafasnya dengan beberapa kali menarik dan membuang nafasnya.
entah kenapa Cinta bisa seterkejut ini, dia hanya tidak pernah memikirkan hal seperti ini akan terjadi.
Cinta menatap lurus kakak sepupu sahabatnya ini. " sama Gea..?" bertanya hal yang tidak perlu menurut Galih karena sudah jelas kalau dia tengah sendiri sekarang.
Galih membuang nafasnya menetralkan rasa kesalnya " Lain kali...?" bertanya namun tampak jelas nada tidak sukanya.
"apa sih...?" Cinta melewati Galih yang terlihat kelas.
"Kamu serius mau pergi meski itu lain kali...?" Galih benar-benar kesal sepertinya. bahkan dia sampai menghentikan langkah Cinta dengan satu ucapannya.
"itu hanya basa- basi kak.." Cinta menjelaskan bukan karena tidak mau Galih marah tapi memang begitu adanya.
"jadi enggak akan pergi...?" masih tetap memastikan.
"enggak jelas deh. Kalaupun aku pergi memangnya kenapa...?" Cinta menahan nada bicaranya agar tidak terdengar oleh pekerja yang lain.
"kok kenapa sih..?" tidak terima " aku jelas mengatakan perasaan ku, bahkan ini sudah satu Minggu lebih tapi tidak ada jawaban sama sekali. Paling tidak kamu harus nolak aku baru bisa bicara mengenai lain kali...!" Galih kekanakan menurut Cinta tapi bagi Galih ini serius dan ini soal perasaan nya.
"Astaga,.." merasa pening " lagian yang bilang lain kali siapa?. Kan Tante itu yang bilang kenapa kesan nya aku yang maksa sih..!" ikut kesal juga.
Meski kesal Cinta tetap memperhatikan sekelilingnya tidak mau menganggu customer lain atau bahkan pekerja yang lain.
"Menyebalkan...!" Galih akan menjauh disaat suara Cinta kembali terdengar.
"Apa aku harus terima kak Galih karena kak Galih sudah baik mau bantu aku..?"
Galih kembali melihat ke arah Cinta. "apa aku bisa maksa kamu nerima aku karena itu...?" Cinta terdiam kali ini. " kalau memang bisa, maka jadilah pacar ku, paling tidak sampai kamu tidak butuh lagi bantuan ku...!" Galih serius dengan kata-kata nya sedang Cinta terdiam seribu bahasa.
Salah lagi.
dasar Cinta bodoh!, seharusnya kamu tidak memancing nya..
"ayo...!" menarik tangan Galih dan membawanya ke ruang istirahat. Terlalu tidak nyaman jika mereka membahas soal perasaan di tengah jam kerja Cinta. Apalagi banyak karyawan lain yang melihat mereka.
sebelum masuk ruangan itu Cinta kembali dan meminta ijin mbak Sonya rekan kerjanya.
"Cinta janji hanya sebentar..." Cinta takut disalah pahami sedang Sonya malah takut anak dari pemilik butik ini menunggu terlalu lama.
"Udah sana. sudah di tunggu...!"
Cinta mengangguk menganggap kalau rekannya ini memberi nya ijin.
Cinta dengan cepat berlari ke arah ruang istirahat, membuka pintu dan menutupnya rapat.
Galih melihat itu hanya bisa mengerutkan keningnya.
apalagi sekarang?.
Apa dia berencana untuk menolak ku dengan kejam.
Cinta melihat Galih yang duduk dengan santai dengan netra yang tetap lurus ke arahnya.
" Kak Galih serius soal perasaan kakak..?"
"Hah," menghela nafas lagi " Sejak kapan aku bercanda soal seperti ini...?" menjawab pelan seolah gumaman namun Cinta masih bisa mendengarnya dengan jelas.
"Cinta tidak tau. Bisa saja kak Galih hanya penasaran sama Cinta sama seperti saat Kak Galih menjalin hubungan dengan yang lain. Tapi Cinta tegaskan Kak Galih tidak akan mendapat apa-apa karena aku tidak punya sesuatu yang bisa membuat kak Galih tetap dengan perasaan kakak yang sekarang..."
Mengerutkan dahinya " Bisa langsung ke intinya saja...?" terlalu panjang narasinya dan Galih tidak mau berpikir terlalu lama.
"Apa alasan Kak Galih memilih aku ...?" Cinta serius ingin tau soal ini.
"Karena itu kamu. Aku mungkin perlu alasan untuk orang lain tapi kamu tidak, alasannya hanya kamu saja.." Cinta terdiam.
Alasan macam apa itu..?
"aku enggak ngerti...!" Galih bangun dari duduknya mendekat kearah Cinta yang secara reflek memundurkan langkahnya.
duk
Badannya mentok pada pintu masuk dan Galih tetap semakin maju.
"Kak Galih mau apa...?" terlihat jelas khawatir nya.
Sedang Galih tidak menggubris kekhawatiran itu.
"Aku mencintaimu..." Mengatakan lagi cintanya dengan membisikan tepat di telinga Cinta, jarak sedekat ini mampu membuat keduanya mendengar jelas degup jantung masing-masing.
"Jangan terlalu mengabaikan aku Cinta. Kamu tau, aku hanya mau kamu...!" mengatakan lagi, kali ini tepat di wajah Cinta bahkan Galih sengaja menghujam netra Cinta membuat Cinta memalingkan wajahnya.
Cinta takut tapi dia bahkan tidak tau harus seperti apa sekarang.
"Aku harus apa, agar kamu bisa melihat perasaan ku?"
" Ini terlalu tiba-tiba. Kita bahkan baru bertemu beberapa kali, sangat mustahil kalau kak Galih menyukai ku dalam waktu sesingkat ini..."
"Hah..." Galih menghembuskan nafasnya lelah untuk kesekian kalinya seraya memundurkan langkah dan berbalik arah. Muak menjelaskan apa dan kenapa nya.
Tapi apa yang dilakukan Cinta sekarang adalah wajar menurutnya. Karena itu Galih tidak bisa terlalu memaksa.
kembali melihat ke arah Cinta " berarti aku tidak boleh suka kamu ...?" Cinta melihat Galih langsung.
Menggeleng " Bukan itu maksud Cinta..."
"terus...?"
"Kak Galih terlalu terburu-buru..." ucapnya lagi.
"waktu beberapa bulan tidak membuat mu sadar atau waktu ini tetap tidak cukup. Kamu perlu berapa tahun untuk bisa di sukai...?" Cinta menggeleng tidak tau.
"Aku cukup waktu 5 menit untuk menyukai kamu dan cukup satu jam untuk yakin kalau aku Cinta kamu. Itu terlalu singkat untuk kamu tapi itu adalah hal luar biasa untuk ku..."
Cinta melihat Galih mencari keseriusan. netra Galih tidak ragu sama sekali tapi Cinta meragukan dirinya.
"Keluar lah. Kamu sudah terlalu lama disini...!" Galih mengalah dan akan kembali duduk setidaknya sampai pikirannya sedikit tenang.
Cinta tersadar dan bersiap membuka pintu namun sejurus kemudian dia berbalik arah melihat Galih yang akan kembali ke kursi tunggu.
"Kak Galih boleh sayang Cinta. Tapi jangan bilang Gea dulu..." Galih seketika berbalik arah disaat mendengar itu.
Bahkan Galih dengan cepat berjalan maju ke arah Cinta membuat Cinta menghentikan ucapannya. Takut.
"apa tadi..?"
"Jangan bilang Gea..."
"Bukan yang itu...!"
"Kalau kak Galih sayang Cinta...." Galih menunggu kelanjutan nya.
"ajarin Cinta pelan-pelan, Cinta enggak ngerti soalnya..." berucap seraya menunduk. Malu.
Galih tersenyum dan menarik Cinta untuk masuk ke dalam pelukannya. " Terimakasih..." Cinta mendongak karena terkejut tapi dia tersenyum di saat mendengar ucapan terimakasih Galih.
Menunduk Galih mengecup kening Cinta, " Kalau yang ini ngerti enggak...?"
☘️
☘️
☘️