Sosok gadis manja dan ceria berubah menjadi gadis yang bersikap sangat dingin saat ayah yang begitu dia sayangi menyakiti hati ibunda tercinta. Ara menjadi gadis yang dewasa, bertanggung jawab pada keluarga dan sangat menyayangi keluarganya. Itu sebabnya Ara berusaha melakukan apapun untuk membahagiakan ibu dan kedua adiknya, termasuk menjadi wanita simpanan dari seorang bule tajir.
Seorang Bule yang Ara sendiri tidak tahu siapa namanya, karena yang Ara tahu hanya nama panggilan pria itu, yaitu Al.
"Jangan tanya namaku! Dan jangan mencoba mencari tahu siapa aku! Hubungan antara kita hanya sebatas ranjang, selebihnya aku tidak mengenalmu dan kau tidak mengenalku."
Ucapan bule tajir itu saat dulu membuat kesepakatan dengan Ara, menjadi hal yang selalu Ara ingat untuk membentengi hatinya.
Bagaimana kelanjutan kisah Ara?
Masukan buku ini ke rak baca kalian, ikuti ceritanya dan dukung selalu authornya. Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Fi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bule 11
Hari itu usai mendapatkan pelukan hangat, tiba-tiba kesedihan Ara lenyap seketika. Digantikan dengan kebahagiaan dan kenyamanan. Dirinya memang begitu terobsesi dengan Al, alhasil ketika Al memperlakukannya manis, maka Ara akan melupakan semua sikap Al yang sesekali keras padanya.
Selain perjanjian itu, ada perjanjian lainnya juga yang harus Ara ingat betul. Yakni, di luar apartemen ini, Ara tidak boleh menghubungi Al terkecuali Al duluan yang menghubunginya. Meski berat, karena dia pasti akan merasa rindu ketika bule itu pergi entah ke mana, tetapi Ara menyanggupinya. Ara membutuhkan Al dan uang pria itu, Ara belum sanggup melepaskan pria itu pergi untuk selama-lamanya dari kehidupannya apalagi jika sampai mencari wanita simpanan lain.
Ara sesekali merasa bodoh karena dirinya sendiri yang sangat murahan.
Namun, disisi lain dia bahagia tak terkira karena impiannya untuk memiliki pria seperti Al bisa dia dapatkan sekarang, meski hanya sebatas simpanan, dan itu perbuatan terlarang, Ara merasa senang.
Semua itu karena bisikan setan dan nafsunya yang kuat sementara imannya seperti kaca yang mudah pecah.
Selain karena cinta dengan sosok Al, Ara juga tak ingin kehilangan Al karena jika Al tak ada maka dirinya tak bisa mendapatkan semua yang dia inginkan. Keuntungan dari salon tidak terlalu besar. Sebetulnya cukup. Namun, jika memenuhi keinginan Ara untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga dan memberikan semua hal terbaik untuk keluarganya, maka tidak akan cukup. Jadi, dengan hadirnya Al yang selalu memberikan apa yang dia mau, berapa pun dan semahal apapun itu, membuat Ara semakin ingin terus berada dalam dekapan Al, karena Ara merasa kenikmatan dunia yang tiada tara ini berhasil membuatnya puas, dirinya lupa semua yang harus Ara pertanggung jawabkan kelak di akhirat.
Awalnya Ara menerima diri menjadi wanita simpanan karena Ara membutuhkan uang untuk menghidupi Bunda dan kedua adiknya. Ara berpikir akan berhenti setelah mendapatkan cukup uang. Namun, lama-kelamaan, Ara justru jatuh cinta kepada Al dan benar
benar-benar terobsesi dengannya.
Ara sudah mengetahui luar dan dalam pria itu, membuatnya semakin terpikat oleh sosok Al yang begitu sempurna baginya. Meskipun apa yang Ara tahu hanya semua yang berhubungan dengan fisik saja, tidak dengan siapa dan darimana pria itu berasal.
"Nikmati selagi bisa dinikmati, Ra. Karena akan ada saatnya kamu harus berhenti menjalani hidup seperti ini," gumam Ara.
***
"Selamat malam, Mbak," sapa pegawai apartemen ketika Ara melewati lobi.
Ara tersenyum elegan sembari berjalan menuju tempat yang dia rindukan.
Ketika berada di sini, Ara merasa menjadi seorang wanita sultan, semuanya menyapanya sembari menunduk dan ramah. Ini adalah impiannya. Ditambah, parasnya yang menawan menambah kesan jika dia adalah seorang putri di sebuah kerajaan. Namun, bukan putri baik, melainkan putri simpanan yang jahat karena berani memuaskan hasrat pria dengan imbalan uang semata, tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah menurut agama atau negara.
Ara benar-benar terlihat jauh dari agama, membuatnya lupa dengan dosa dan siksa.
Gadis berusia dua puluh tahun bernama Ara ini membuka pintu apartemennya, lalu masuk dan menghirup aroma dosa yang ada di dalam. Dia tersenyum sendu kemudian berjalan menuju kamar tempat dia dan Al melakukan kegiatan-kegiatan haram.
"Aku sudah sampai, kamu sudah di mana?" tulisnya lalu dia hendak mengirimkannya ke, Al. Namun, sebelum benar-benar terkirim, dia ingat, jangan menghubungi jika bukan Al yang duluan menghubunginya. Segera Ara hapus lagi, dan menyimpan ponselnya di atas ranjang.
'Ingat batasanmu, Ara,' batinnya tertawa miris.