NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Berondong

Terjerat Cinta Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pihak Ketiga / Beda Usia
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Red_Purple

Alana Xaviera merasa seperti sosok yang terasing ketika pacarnya, Zergan Alexander, selalu terjebak dalam kesibukan pekerjaan.

‎Kecewa dan lapar akan perhatian, dia membuat keputusan nekad yang akan mengubah segalanya - menjadikan Zen Regantara, pria berusia tiga tahun lebih muda yang dia temui karena insiden tidak sengaja sebagai pacar cadangan.

‎"Jadi, statusku ini apa?" tanya Zen.

‎"Pacar cadangan." jawab Alana, tegas.

‎Awalnya semua berjalan normal, hingga ketika konflik antara hati dan pikiran Alana memuncak, dia harus membuat pilihan sulit.


‎‎📍Membaca novel ini mampu meningkatkan imun dan menggoyahkan iman 😁 bukan area bocil, bijak-bijaklah dalam membaca 🫣


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2 : TCB

‎Waktu seakan berhenti diantara mereka ketika tatapan Alana dan Zen bertemu. Tatapan yang masih tampak asing, namun mereka mencoba menggali lebih dalam tentang apa yang ada dipikiran masing-masing. Alana melangkahkan kakinya mendekat tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Zen.

‎‎"Aku sudah punya pacar, tapi aku butuh pacar cadangan." ungkap Alana.

‎‎"Berikan ponselmu, biar aku simpan nomor teleponku," dia menengadahkan tangan kanannya.

‎‎Zen seakan terhipnotis, tanpa sadar dia mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya yang langsung disambut oleh Alana. Dalam hitungan detik, nomor telepon Alana sudah tersimpan di handphone Zen.

‎‎"Alana Xaviera. Kamu bisa menghubungiku jika berminat dengan tawaranku ini," Alana mengulurkan kembali handphone milik Zen.

Merasa sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, Alana memutar tubuhnya dan melangkah menuju ke mobilnya. Mobil itu melaju pergi meninggalkan Zen yang masih berdiri dengan tatapan tak percaya. Baru kali ini dia melihat wanita seperti Alana, menawarkan jadi pacar pada pria yang baru dikenalnya.

Zen menatap layar ponselnya dan melihat nama dan kontak Alana yang tersimpan disana, dia menyunggingkan senyum tipis, "Alana Xaviera. Tawaran yang cukup menarik,"

-

-

-

"Alana, bangun! Ini sudah jam tujuh, sayang."

Alana menutupi kepalanya dengan bantal saat suara keras mamanya memanggil dari lantai bawah. Semalam dia akhirnya memutuskan untuk pulang setelah bertemu dengan pria asing yang hampir saja membuatnya celaka.

Alana menurunkan bantal dari wajahnya saat tiba-tiba dia teringat dengan pria yang dia temui itu, segera dia bangun untuk mengecek ponselnya, melihat apakah pria itu menghubunginya atau tidak.

Wajahnya tampak kecewa saat tidak ada nomor baru yang masuk kedalam handphonenya, hanya ada satu pesan masuk dari Zergan yang mengucapkan permintaan maaf dan berjanji akan segera menemuinya kembali jika dia sudah tidak terlalu sibuk.

"Sepertinya dia tidak tertarik dengan tawaranku," gumam Alana seraya menurunkan ponselnya dan meletakkannya kembali diatas nakas.

Akhirnya Alana memutuskan untuk bangun dan mandi. Selesai bersiap dia segera turun ke lantai bawah untuk menemui Mama dan Papanya yang sudah menunggu di meja makan. Alana adalah anak tunggal, itulah sebabnya dia terkadang merasa sangat kesepian apalagi jika Papanya ada pekerjaan diluar kota dan mengajak Mamanya untuk ikut menemani.

Satu-satunya harapan Alana adalah Zergan, tapi Zergan juga selalu sibuk dengan dunianya sendiri, selalu mengabaikan keberadaannya.

‎"Bagaimana semalam makan malamnya? Apa Zergan melamar kamu?" tanya Amara dengan nada bercanda, tapi dalam hatinya dia berharap itu nyata. Usia putrinya sudah cukup untuk menikah.

Alana menatap jengah, menggigit roti yang sudah diolesi selai coklat, "Aku malas membicarakan soal itu,"

Amara dan David saling menatap. Mereka bisa memahami kesibukan Zergan yang sedang melebarkan sayapnya didunia bisnis diusia muda, tapi mereka juga bisa mengerti jika putri mereka mulai jenuh dengan hubungannya dengan Zergan yang belum ada kepastian untuk masuk ke jenjang yang lebih serius.

"Oya, habis ini kamu ikut Mama ya," Amara mengalihkan topik pembicaraan supaya putrinya tidak larut dalam kesedihan. "Kamu ingat Tante Jihan? Putranya baru kembali dari London kemarin, jadi dia mengundang kita untuk main kerumahnya,"

"Tante Jihan yang mana ya, Ma? Alana lupa," tanya Alana, dia tidak mengingat satu-satu teman Mamanya yang menurutnya banyak itu.

"Tahun lalu kita pernah kesana kok, waktu Tante Jihan ngerayain ulang tahun cucunya." jawab Amara.

Alana hanya menaikkan bahu karena dia memang tidak mengingatnya. "Aku tidak ingat, tapi aku akan ikut,"

"Itu jidat kamu kenapa?" tanya Amara saat melihat memar di kening putrinya.

Alana menyentuh keningnya dengan tangan kirinya, semalam dia langsung mengompresnya setelah pulang tapi memarnya pasti masih terlihat.

"Tidak apa-apa, ini gara-gara insiden kecil semalam." jawab Alana.

-

-

-

"Zen, ayo keluar sayang, ini ada teman Mama dan anaknya pengen ketemu,"

Jihan menyerukan nama putranya saat Alana dan Amara datang berkunjung. Sebenarnya Alana malas ikut dengan mamanya, namun jika dia menolak untuk ikut pasti papanya akan menyuruhnya untuk ikut pergi kekantor dan belajar tentang bisnis. Itu sesuatu yang sangat membosankan menurut Alana.

"Mama memanggilku?"

Suara seseorang membuat Alana hampir tersedak jus jeruk yang sedang dia minum. Dia bahkan sampai menumpahkan sedikit minumannya ke dress yang dia kenakan. Alana memutar tubuhnya cepat dan melihat pria yang dia temui semalam sudah berdiri dihadapannya.

"Kamu," Alana menatap tak percaya, bagaimana mungkin pria yang dia temui semalam adalah anaknya Tante Jihan.

Jihan berdiri, mengambil alih gelas ditangan Alana dan meletakkannya di atas meja, "Ya ampun, baju kamu basah sayang."

"Zen, kamu antar Alana ke kamar kakak kamu dan ambilkan pakaian kakak kamu didalam lemari. Biar Alana ganti baju disana," perintah Jihan pada sang putra.

"Ayo ikut," ajak Zen dengan wajah datarnya. Alana mengangguk kecil, dengan ragu-ragu dia mengikuti Zen sampai kedalam kamar.

"Mereka berdua kelihatan cocok ya, Jeng. Sayang sekali Alana sudah punya pacar," ujar Jihan, menatap berbinar pada Zen dan Alana yang pergi meninggalkan ruang tamu.

"Iya, coba kalau Alana punya adik perempuan, pasti sudah aku jodohin sama Zen." sahut Amara diiringi dengan tawa ringan.

Sementara itu Zen dan Alana sudah berada di dalam kamar kakak perempuan Zen yang sudah menikah dan sekarang tinggal dengan suaminya. Kamar itu kosong namun tetap bersih dan terawat karena rajin dibersihkan. Hanya sesekali Hera datang berkunjung dan menginap disana bersama suami dan putra mereka yang sudah berusia tujuh tahun.

"Jadi kamu anaknya Tante Jihan," Alana menatap Zen yang sedang berdiri memunggunginya.

Zen mengambil satu setel pakaian dari dalam lemari kakaknya, berbalik dan menyodorkan pakaian itu pada Alana. "Semalam kamu pergi tanpa menanyakan namaku."

Alana melangkahkan kakinya mundur secara perlahan saat Zen berjalan mendekat dengan tatapan yang sulit terbaca, senyuman tipis bahkan tergambar diwajah pria itu.

"Kamu mau apa?" jantung Alana berdegup kencang, langkahnya tertahan saat punggungnya menyentuh tembok kamar.

Zen melebarkan senyumnya, meletakkan pakaian yang dia pegang diatas meja yang ada disamping mereka tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Alana. Satu tangannya bergerak menyentuh pinggang Alana, turun secara perlahan dan berhenti di paha wanita itu.

"Mau aku bantu ganti bajumu?"

Alana melebarkan kedua matanya saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Zen. Kedua tangannya mencoba untuk mendorong tubuh Zen tapi Zen malah semakin merapatkan tubuhnya hingga jarak diantara mereka kini begitu dekat dan intim.

"Jangan macam-macam atau aku akan berteriak." ancam Alana dengan napas yang mulai terdengar berat karena menahan gugup serta kesal.

Zen tak menghiraukan, dia meraih pinggang Alana, memutar tubuhnya dan mendudukkan wanita itu diatas meja hanya dalam sekali gerakan. Tangannya semakin bergerak nakal, menyelusup masuk ke dalam dress bagian bawah yang Alana kenakan.

"Bawa celana dalam cadangan?" bisik Zen ditelinga Alana.

-

-

-

Bersambung....

1
S
sangat bagus dan tidak berbelit-belit
Zuri
jeng jeng jeng... akhirnya Alana tau.. kamu berani jujur, tapi Zergan mana mau jujur.. penabur benih dan kecebongnya pun suah ada..

mo komen di paragrap gak bisa,, lagi repisi katanya🤧🤧
Zuri
lana dah jujur.. diirimu bakal jujur gak Zergan?😏
Zuri
ngeles aja terus.. bentar lagi juga ketahuan
Zuri
dirirmu kepo atau apa??🙄🙄 kalo ada hubungan kan harusnya kamu seneng kan, 🙄
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
Mainnya sedikit licik tak masalah yaa zen 🤭 namanya juga cinta. saat melihat orang yang di cintai di bohongi, pasti tak tega dan tak rela. makanya kamu memperlihatkan kenyataan pahit ini sama alana. supaya alana tak menyesal dalam mengambil keputusan.
Zuri
siap siap dengar hal selanjutya ya Lana, pastikan jantungmu kuat. man sudah ada pengganti😏
Zuri
Zergan sudah waktunya untuk dibuang
Zuri
nurun dari bapak ternyata/Facepalm/
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
Alana yang baru berbuat salah, dia berani jujur untuk memulai hubungannya bersama kamu zergan. tapi kamu apa? kamu bertahun-tahun menyimpan kebohongan besar. Dan saat kamu ingin melamar alana pun, kamu masih saja tak berani jujurr...cemennn elo!!
Zuri
kan baru calon.. masih bisa lah dirbut
Zuri
kann 🤣🤣🤣
ALURRA KHAI BACHTIAR 💅
harusnya Alana langsung masuk gak sih. biar ke tembak langsung.
gonjang-ganjing hubungan
ALURRA KHAI BACHTIAR 💅
puyeng, puyeng dech alana🤭
selamat berpusing ria ya lana 😂

Kalo zergan, Dateng lagi Jan diterima ya rin.dia ngebuang kelean sebegitu enaknya
Agunk Setyawan
zergan mokondo cemen
🔥Violetta🔥: Bungkus dan lempar ke laut kak si Zergan 🤣🤣🤣
total 1 replies
ari sachio
y begitulah ....kayla memang ankku sama calon suami km yg tk pernh dianggp sama sekali .tp sawahku selalu dicangkulnya saat kami pergi ke luar kota.😁😁😁
ari sachio: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 2 replies
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
jreng jreng hayolohhh akhirnya kamu tahu, kalau kayla anaknya karina..alana? sudah saatnya kamu mengetahui smeuanya.
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
selagi janur kuning belum melengkung, bebas di tikung tante 🤣🤣 sudah melengkung pun kalau emang cinta mati yaa rebutt bawa lari 🤣🤣
ALURRA KHAI BACHTIAR 💅
Nah lho.....eng ing eng.....
sory ini ya Alana Mungin agak jahat. tapi Karin cerita aja dech.
biar bisa dapet selotip yang baek
🔥Violetta🔥: Nah, harusnya 😁
total 1 replies
ari sachio
😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!