Nama panggilannya Surya. Pemuda biasa yang bekerja sebagai tukang dekorasi pengantin itu akan mengalami banyak keanehan.
Anak muda yang sudah lama tidak menjalin hubungan asmara, tiba-tiba didekati beberapa perempuan dengan status yang berbeda-beda.
Awalnya Surya merasa senang dan menganggap itu adalah hal normal. Namun, ketika dia pengetahui ada rahasia dibalik botol parfum yang dia temukan, seketika Surya menjadi dilema.
Akankah Surya akan membuang botol parfum itu? Atau anak muda itu akan menyimpan dan menggunakannya demi kesenangan dia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Muda Bernama Surya
Sementara itu di tempat lain, masih satu kota dengan dua pria yang baru saja kehilangan barang istimewanya, nampak seorang pria muda mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.
Sosok pria itu melajukan motornya menuju ke sebuah rumah setelah tadi sempat mampir sejenak ke sebuah minimarket untuk membeli barang.
Begitu sampai tempat tujuan, sosok tersebut segera melepas mantel lalu masuk ke dalam rumah sambil menenteng barang yang dia beli.
"Nih, Pak, obat batuknya," ucap sosok pria muda itu kepada pria tua yang dia pangil Bapak sambil menyodorkan kantong plastik hitam.
Pria yang dipanggil bapak mengalihkan pandangannya dari televisi yang dia tonton dan menerima kantung plastik yang disodorkan anak lelakinya. "Ini obat apaan, Sur? Kok bukan obat batuk yang tadi bapak bilang," ucap bapak begitu mengecek isi kantung plastik.
"Hah!" anak muda yang akrab dipanggil Surya nampak kaget sampai dia menghentikan langkah kakinya menuju kamar. "Obat yang Bapak minta kan?" balas Surya heran.
Si bapak lantas mengeluarkan isi kantung plastik tersebut dan betapa terkejutnya Surya begitu melihat benda yang dimaksud. "Loh, kok jadi botol parfum?" ucapnya heran dan dia mendekat. "Serius, Pak, tadi aku beli obat batuk yang bapak pesan."
"Lah ini buktinya apaan," balas Bapak agak kesal. "Masa bisa isinya berubah kaya gini? aneh kamu," pria itu meletakan kembali botol itu ke kantung plastik. "Coba cari lagi di apotik, mungkin ketuker.
Surya lantas mendengus. Dengan berat hati anak muda itu menuruti permintaan orang tuanya.
Sepanjang perjalanan, Surya hanya bisa menggerutu. Begitu masuk ke dalam apotik yang tadi dia datangi, Surya langsung mengatakan tujuannya datang ke apotik.
Dari mulut pengaja apotik, sedari tadi yang datang cuma Surya saja sejak satu jam yang lalu. Surya pun semakin bingung dan dia kembali berpikir.
"Apa tadi ketuker di mini market ya?" Gumamnya. Dia sadar, kerena setelah dari apotik, Surya memang mampir ke minimarket. Anak muda itu pun bergegas kembali menuju minimarket yang sama.
"Bungkusan plastik hitam? Tadi ada dua orang yang ngasih laporan katanya barangnya ketuker," ucap seorang petugas minimarket yang berjaga di meja kasir begitu Surya datang dan menemuinya.
"Waduh, sekarang orangnya mana, Mbak?" tanya Surya lagi.
"Nggak tahu," jawab snag kasir. "Mungkin orangnya sudah pergi. Katanya itu barang penting banget."
"Ya ampun, kok malah pergi sih," gerutu Surya. "Aku harus mengganti obat batuk milik bapak dong," anak itu mengeluh dan dengan berat hati dia kembali ke apotik untuk membeli obat batuk pesanan bapaknya.
####
"Benda penting apaan ini," gerutu Surya begitu dirinya berada di dalam kamar, setelah kembali ke rumah dan menjelaskan semuanya ke orang tuanya. "Bentuknya sih mirip parfum, tapi kok nggak ada baunya?" gumam anak muda itu sambil terus memperhatikan botol yang kini ada di tangannya.
"Aku coba dikit, nggak masalah kali ya?" gumam Surya lagi. "Toh, yang punya juga nggak tahu orang mana."
Surya pun membuka penutup botol tersebut dan menyemprotkan isi botol tersebut ke arah ketiaknya.
"Benar-benar nggak wangi sama sekali," ucap anak itu setelah menghirup aroma dua ketiaknya sendiri. Surya lantas meletakan botol itu di atas lantai dan dia memutuskan untuk bermain ponsel.
Hingga beberapa jam kemudian, ketika hari sudah berganti lagi.
"Sur! Surya!" teriak seseorang dari luar kamar sambil menggedor pintu, membuat sosok yang masih terlelap jadi terganggu.
"Iya, Mak," jawab si penghuni kamar tanpa membuka matanya.
"Bangun!" teriak sosok yang biasa dipanggil emak. "Udah ditungguin Mas Rusdi itu! Katanya kamu ada job!"
"Astaga!" mata Surya langsung melebar dan dia sangay terkejut sampak bangun dari tidurnya. "Kanapa aku bisa lupa gini," gerutunya sambil meraih ponsel untuk memeriksa petunjuk waktu. "Gila, udah jam sebelas, benar-benar telat aku."
Surya langsung bangkit dan bergerak menuju ke arah pintu kamar. "Mana Mas Rusdi, Mak?"
"Di warung, udah nungguin kamu dari tadi," balas emaknya nampak kesal. "Kebiasaan kalau tidur nggak ingat waktu," Emak langsung memaki anak laki-lakinya.
Si anak sendiri malah cengengesan dan tak peduli. Surya justru bergegas menuju kamar mandi dan dia hanya mencuci muka serta gosok gigi saja lalu kembali ke kamar untuk bersiap-siap pergi.
"Aduh, Mas, maaf, aku kesiangan," ucap Surya merasa tak enak hati begitu menemui sosok pria bernama Rusdi yang sudah menunggu di warung nasi milik ibunya Surya
"Nggak apa-apa, Sur," jawab Pria yang tadi disebut dengan nama Rusdi. "Ni aja aku baru selesai sarapan."
"Mau kerja kok pakaiannya kaya gitu si, Sur," protes Emak begitu melihat penampilan anaknya. "Mbak ya pakai baju yang rapi loh."
"Ya elah, Mak, cuma dekor pelaminan doang," balas Surya membela diri. "Lebih nyaman pakai kaya gini lah."
Si Emak langsung mendengus. "Emang ada job dimana, Rus?" tanya wanita itu.
"Di desa sebelah, Mak, anaknya juragan sapi," balas Rusdi. "Aku pikir Surya nggak bisa ambil ambil pekerjaan ini?"
"Ngapain nggak diambil," balas Emak. "Dari pada ni anak nganggur dan begadang terus kerjaannya. Mending kerja yang ada dulu kan?"
"Kemarin aku dengar, katanya Surya mau ikut kerja dikreditan harian? Kenapa nggak jadi?" tanya Rusdi.
"Malas, Mas, gajinya kecil," balas Surya. "Belum lagi, gajianku tergantung dari orang-orang yang ambil barang. Kalau setorannya lancar sih masih mending. Tapi kalau setoran macet, bikin malas kan?"
Rusdi lantas mengiyakan hingga akhirnya mereka pun sepakat untuk berangkat menggunakan mobil yang dibawa Rusdi ke lokasi.
Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, dua pria itu akhirnya sampai di tempat tujuan. Mereka pun langsung bergabung dengan tim lain yang sudah datang terlebih dahulu.
Surya memang sudah kenal dengan tim yang di pimpin oleh Mas Rusdi. Jadi begitu dia datang, Surya langsung menyapa akrab dan menanyakan tugas yang harus dia kerjakan.
Seperti biasa, Surya kebagian mendekor panggung pelaminan. Setelah diberi petunjuk apa saja yang harus dikerjakan Surya langsung turun tangan tanpa basa basi. Dengan cermat dan teliti, Surya mengerjakan tugasnya sesuai dengan keahliannya.
Karena tempat yang akan dijadikan pelaminan berada di dalam gedung dengan udara yang cukup panas, para pekerja di sana termasuk Surya dengan sangat terpaksa melepas pakaian yang mereka gunakan meski di sana sudah ada kipas angin untuk meredam panas.
Tak lama kemudian ada beberapa wanita masuk sambil membawa nampan berisi makanan serta minuman untuk para petugas dekorasi sambil mengecek keadaan di tempat itu.
"Anak itu siapa? kok aku baru lihat?" gumam sosok wanita kala matanya menangkap sosok bernama Surya yang sedang mengangkat tangan karena memasang sesuatu di atas kursi pengantin. "Gila, bulu ketiaknya seksi banget," ucap sosok itu dengan mata berbinar.