NovelToon NovelToon
TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Penyesalan Suami / Cintapertama / Pihak Ketiga / Trauma masa lalu / CEO
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dina Sen

Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.

Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak ada sentuhan

Sore yang indah itu terasa terlalu singkat bagi Sekar. Seiring matahari perlahan tenggelam di balik horizon, ia masih duduk di samping Bayu, menikmati ketenangan yang tiba-tiba melingkupi mereka. Meski baru beberapa hari sejak pernikahan mereka, rasanya seperti sudah banyak hal yang terjadi. Perasaan aneh—antara cemas, harap, dan rindu—saling beradu dalam dadanya.

Bayu, yang sejak tadi tampak begitu tenang, akhirnya membuka suara lagi. “Sekar,” panggilnya, suaranya masih lembut, namun ada sesuatu yang berbeda kali ini, seperti ada beban yang tak terlihat.

Sekar menoleh, menatap wajah suaminya yang kini tampak lebih lelah dari biasanya, meski senyumnya tetap terukir di sana. "Ada apa, Mas?"

Bayu menarik napas panjang, matanya tak lepas dari kolam renang yang kini berkilauan di bawah cahaya bulan. "Aku ingin kita bicara tentang sesuatu. Tentang kita."

Sekar merasakan dadanya berdegup lebih cepat. Ada sesuatu yang berbeda dalam nada Bayu, seperti ada ketegangan yang menyelinap di antara mereka. Ia menahan napas sejenak, berusaha menenangkan dirinya. "Tentang kita?" ulangnya, suara itu terdengar lebih lirih dari yang ia inginkan.

Bayu mengangguk perlahan, matanya tetap terfokus pada air. "Ya. Tentang bagaimana kita berdua berada di sini. Bagaimana aku merasa… jarak yang ada di antara kita. Aku tahu, kamu pasti merasakannya juga."

Sekar terdiam. Perasaannya sudah lama terombang-ambing antara harapan dan kekhawatiran. "Aku… merasa ada sesuatu yang belum aku pahami tentang dirimu, Mas," ujarnya akhirnya, dengan suara yang tak lebih dari bisikan. “Kamu begitu baik, namun kadang aku merasa begitu jauh darimu. Seperti ada tembok yang membatasi kita.”

Bayu tersenyum tipis, namun senyum itu terasa sedikit pahit. "Itu karena aku juga merasa seperti itu. Aku tak ingin menuntutmu terlalu banyak, Sekar. Kita memang baru memulai. Tapi… aku merasa ada bagian dari diriku yang masih belum bisa aku buka untukmu."

Sekar merasa jantungnya serasa tercekat. Apa yang sebenarnya sedang dipendam oleh Bayu? "Apa maksudmu, Mas?"

Bayu menatapnya, kali ini tatapannya tidak bisa lagi disembunyikan. Ada keraguan, ada keresahan. "Aku takut," katanya pelan, suaranya hampir tak terdengar. "Aku takut jika aku membuka diriku lebih jauh, aku akan mengecewakanmu. Aku takut jika kita terlalu dekat, akan ada sesuatu yang menghalangi kita."

Sekar merasa hatinya berdesir. Ia tidak pernah mengira bahwa Bayu yang terlihat begitu kuat, yang begitu tampak sempurna di mata dunia, ternyata menyimpan rasa takut yang mendalam. Tanpa sadar, ia meraih tangan Bayu, menggenggamnya dengan lembut. "Jangan khawatir, Mas. Kita tidak perlu terburu-buru. Kita bisa mulai perlahan. Aku ingin memahami dirimu lebih dalam, bukan karena kewajiban, tapi karena aku ingin kita benar-benar menjadi pasangan."

Bayu menatap tangan Sekar yang menggenggamnya, lalu matanya beralih ke wajah Sekar yang kini dipenuhi dengan ketulusan. Ada sesuatu dalam tatapan Sekar yang membuat hatinya terasa lebih ringan. Untuk pertama kalinya sejak pernikahan mereka, ia merasa sedikit lebih tenang.

“Terima kasih, Sekar,” bisiknya, suara itu penuh dengan rasa syukur. “Aku terlalu banyak berpikir, hingga melupakan apa yang sebenarnya kita butuhkan. Aku tak ingin kita hanya sekadar bersama karena kewajiban.”

Sekar tersenyum, mencoba memberi kehangatan yang ia harapkan bisa membuat Bayu merasa lebih nyaman. "Kita bisa saling memberi ruang, Mas. Tapi juga berbagi, jika kita ingin."

Bayu tersenyum, namun kali ini senyum itu tampak lebih tulus, lebih terbuka. “Aku ingin kita berbagi lebih banyak, Sekar. Aku ingin kita benar-benar mengenal satu sama lain.”

Malam itu, di bawah langit yang dihiasi oleh bintang-bintang yang mulai muncul, mereka duduk bersama, berbicara tentang harapan dan ketakutan, tentang masa lalu yang masih membayang, dan tentang masa depan yang belum bisa mereka pastikan. Tapi satu hal yang mereka tahu—mereka ingin bersama, melalui semua ketegangan, kebahagiaan, dan kesedihan yang mungkin akan datang.

---

Hari berikutnya, suasana rumah Pratama kembali terasa hangat dengan tawa. Sekar membantu ibu Arumi di dapur, sedangkan Bayu sibuk dengan pekerjaannya di ruang tamu. Namun ada satu hal yang terasa berbeda—keheningan yang dulunya menyelimuti mereka kini sudah mulai terpecah.

Sekar dan Bayu mulai berbicara lebih banyak, berbagi hal-hal kecil yang membuat mereka saling mengenal. Dari hobi, hingga impian kecil yang mereka pendam. Meskipun tak banyak kata, mereka merasa semakin dekat. Mereka mulai saling menuntun untuk memahami satu sama lain, tanpa tekanan, tanpa beban.

Namun, meski hari demi hari berlalu dengan lebih hangat, ada sesuatu dalam diri Sekar yang masih mengganjal. Ia merasakan bahwa meskipun Bayu menunjukkan perhatian dan kebaikan, ada masa lalu yang belum sepenuhnya ia buka. Sekar ingin lebih dari sekadar perhatian. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat Bayu menjadi dirinya yang sekarang—terlalu tertutup, terlalu terjaga.

Satu malam, setelah makan malam yang sederhana namun menyenangkan, Sekar mengajak Bayu untuk duduk di teras. Suasana malam itu tenang, dengan angin malam yang menyegarkan.

“Mas,” Sekar memulai, dengan suara sedikit gemetar, “ada yang ingin aku tanyakan.”

Bayu menoleh, memberi perhatian penuh padanya. "Apa, Sekar?"

Sekar menarik napas, berusaha untuk tidak tampak ragu. "Kenapa kamu selalu terlihat begitu terjaga? Apa yang membuatmu menutup dirimu seperti ini? Aku… aku ingin tahu."

Bayu terdiam sejenak. Kemudian ia menarik napas panjang, seolah mencari keberanian. “Sekar,” katanya, akhirnya, “Aku tidak pernah mengharapkanmu untuk memahami semua ini dengan cepat. Ada banyak hal dalam hidupku yang membuatku seperti ini. Aku… pernah kehilangan orang yang sangat aku sayangi. Sejak saat itu, aku merasa lebih baik menjaga jarak dengan semua orang. Takut terluka lagi.”

Sekar mendengarkan dengan hati-hati. Perlahan, ia meraih tangan Bayu, memberikan ketenangan yang ia bisa berikan. "Mas… aku tidak akan pergi. Aku di sini. Jika kamu mau, kita bisa menghadapi semuanya bersama-sama."

Bayu menatapnya dalam-dalam, dan untuk pertama kalinya, ia merasa sesuatu yang berbeda—ada harapan, ada penerimaan yang tulus di mata Sekar. "Terima kasih, Sekar. Mungkin aku belum siap sepenuhnya, tapi aku ingin berusaha. Untuk kita."

Sekar tersenyum, dan malam itu mereka duduk bersama, berbicara lebih banyak dari sebelumnya. Tak ada lagi jarak yang tak terjamah, tak ada lagi ketegangan yang menahan mereka. Mereka berbagi kehangatan yang perlahan tumbuh, membuka ruang untuk sesuatu yang lebih indah.

....

Minggu berlalu dengan begitu cepat, namun ada sesuatu yang mulai mengganggu pikiran Sekar. Ia merasa seakan ada sebuah ruang kosong di antara dirinya dan Bayu, meskipun mereka berbagi waktu bersama hampir setiap hari. Meskipun Bayu selalu memperlakukannya dengan penuh perhatian, meskipun ia mendengar kata-kata manis dari suaminya, namun ada satu hal yang sangat terasa hilang: keintiman yang seharusnya menjadi bagian dari hubungan mereka.

Tidak ada sentuhan, tidak ada pelukan, bahkan ciuman di pagi hari yang biasanya menjadi kebiasaan pasangan baru—semuanya terasa seperti hanya formalitas. Sekar merasa asing dengan pernikahannya sendiri, seolah-olah mereka terjebak dalam peran yang sudah ditentukan. Bayu yang selalu tampak baik, selalu menjaga sikap dan tatapan, namun tak pernah benar-benar membuka dirinya.

Hanya sekali, di malam pertama mereka, Bayu memanggilnya “istriku” dengan suara yang lembut, namun terasa begitu jauh. Sejak itu, hubungan mereka berlanjut tanpa adanya kedekatan fisik, tanpa ada tanda bahwa pernikahan mereka memiliki gairah atau kedalaman yang lebih dari sekadar pertemuan dua dunia yang berbeda.

Sekar tak tahu harus bagaimana, tidak tahu harus berbicara dengan siapa. Ia merasa bingung dan cemas, bertanya-tanya apakah ia yang salah, apakah ia yang terlalu menuntut sesuatu yang tidak wajar dalam pernikahan mereka. Tapi keheningan Bayu, yang dulunya tampak tenang, kini semakin membuatnya cemas. Bayu tidak pernah membicarakan perasaan atau apa yang mengganjal di hatinya.

Suatu hari, Ibu Arumi harus pergi ke luar negeri untuk urusan keluarga. Kepergiannya meninggalkan kekosongan di rumah besar itu, membuat suasana terasa lebih sunyi dari biasanya. Sekar, yang sudah mulai merasa asing dengan rumah barunya, merasa lebih kesepian tanpa kehadiran ibu mertua yang selalu ada untuk memberinya petunjuk dan dukungan.

Malam itu, seperti biasa, Bayu tidak pulang. Sekar sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan Bayu yang sering pulang larut, namun entah kenapa, malam itu terasa berbeda. Biasanya, Bayu akan memberitahunya jika ia harus lembur atau ada urusan bisnis, tetapi malam itu, ia hanya pergi tanpa memberi kabar. Hati Sekar terasa gelisah, dan pikirannya mulai melayang pada kemungkinan-kemungkinan yang membuatnya cemas.

Apakah Bayu sedang menyembunyikan sesuatu? Ataukah ia hanya terlalu sibuk dengan pekerjaannya? Sekar mencoba mengusir kekhawatirannya, tetapi rasa ragu dan cemas semakin menguasai dirinya.

Akhirnya, tanpa banyak berpikir, Sekar memutuskan untuk menghubungi Rama, kakak Bayu, yang tinggal di perumahan seberang. Ia ingin tahu apakah Bayu ada di sana atau jika ada sesuatu yang sedang terjadi pada suaminya. Sekar mengambil ponselnya dengan tangan yang sedikit gemetar dan menekan nomor Rama.

Beberapa detik kemudian, telepon tersambung, dan suara Rama terdengar di ujung sana, ceria seperti biasa. “Halo, Sekar! Ada apa?”

Sekar menarik napas panjang. “Mas Rama, maaf mengganggu. Aku hanya ingin bertanya… apakah Bayu ada di sini? Aku merasa sedikit khawatir karena dia tidak pulang semalam, dan aku tidak tahu ke mana dia pergi.”

Rama terdiam sejenak, dan Sekar bisa merasakan adanya keheningan yang aneh. "Sekar, Bayu memang tidak memberitahumu?" akhirnya tanya Rama, suaranya kini terdengar sedikit cemas.

“Tidak, Mas. Aku baru saja menyadari dia pergi tanpa memberi kabar. Aku hanya ingin tahu apakah semuanya baik-baik saja,” jawab Sekar, berusaha terdengar tenang meski hatinya berdebar-debar.

“Sekar… aku tidak ingin membuatmu khawatir, tapi… sebenarnya aku juga tidak tahu ke mana Bayu pergi. Tapi kalau aku jujur, dia memang beberapa kali keluar malam ini untuk urusan pekerjaan yang tidak terlalu jelas. Aku sudah coba tanya, tapi dia tidak banyak bicara. Sepertinya ada sesuatu yang sedang mengganggunya.”

Sekar merasa hatinya seperti dijatuhi batu besar. “Apa yang sedang mengganggunya, Mas? Aku… aku merasa ada yang salah, tapi aku tidak tahu harus bertanya apa lagi.”

Rama menghela napas panjang, suaranya kali ini lebih serius. "Sekar, aku tidak tahu apakah kamu sudah tahu atau belum, tapi… Bayu tidak mudah untuk terbuka, apalagi tentang hal-hal pribadi. Dia sering menutup-nutupi banyak hal, dan kadang aku merasa dia menyembunyikan sesuatu yang besar. Tapi aku tidak ingin kamu terlalu khawatir. Mungkin lebih baik kalau kamu bicara langsung dengan Bayu, kalau dia sudah pulang."

Sekar terdiam. Ada keraguan yang terus menghantui pikirannya. Apakah ini semua hanya tentang pekerjaan, atau ada hal lain yang lebih besar di balik sikap Bayu yang tiba-tiba menjauh? “Terima kasih, Mas Rama. Aku… akan coba bicara dengan Bayu.”

Saat itu, Sekar merasa sedikit lega karena setidaknya ia mendapatkan sedikit penjelasan, meskipun tak sepenuhnya memuaskan. Ia ingin percaya bahwa Bayu akan segera pulang dan menjelaskan semuanya, tetapi ada rasa tidak nyaman yang terus merayap di dalam hatinya.

Malam itu, setelah panggilan selesai, Sekar duduk termenung di ruang tamu, menunggu Bayu pulang. Tetapi semakin lama menunggu, semakin ia merasa terjebak dalam kekosongan yang mendalam. Tidak ada suara langkah kaki, tidak ada pesan singkat dari Bayu. Hanya sunyi yang menemaninya.

Tiba-tiba, pintu depan terbuka dengan suara gemerisik pelan, dan Bayu masuk ke dalam rumah. Sekar segera berdiri, merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Bayu tampak lelah, wajahnya terlihat lebih lelah dari biasanya, dan ada sesuatu yang berbeda dalam caranya menatapnya—sebuah jarak yang lebih jauh dari sebelumnya.

“Mas Bayu, kamu pulang…” Sekar berkata pelan, mencoba untuk tetap tenang meski hatinya dipenuhi kecemasan.

Bayu menatapnya sejenak, lalu tersenyum tipis. "Maaf, Sekar. Aku terlambat pulang. Ada banyak hal yang harus aku selesaikan."

Sekar menatapnya tajam, mencari jawaban lebih dari sekadar alasan yang terdengar biasa. "Aku khawatir, Mas. Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?"

Bayu menghela napas, berjalan ke ruang tamu dan duduk di kursi dekat jendela. "Aku tidak ingin membuatmu khawatir. Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan, dan aku tidak ingin melibatkanmu. Aku… aku butuh waktu sendiri."

Sekar merasa hati itu terhimpit. Ia mencoba menahan air mata, meskipun semuanya terasa sangat berat. “Mas, aku hanya ingin tahu apa yang sedang terjadi. Kenapa kamu tidak bisa terbuka padaku? Aku istrimu, Bayu.”

Bayu terdiam, dan untuk pertama kalinya, ada ekspresi yang jauh di matanya—sebuah rasa sakit yang begitu dalam. Ia menatap Sekar dengan mata yang seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahnya terasa kelu.

“Sekar,” ucapnya akhirnya, suara itu berat dan penuh penyesalan. “Aku… aku takut kalau aku membuka semuanya, aku akan menghancurkan apa yang kita miliki. Tapi aku juga tahu aku tidak bisa terus seperti ini. Maafkan aku.”

Sekar menatapnya dengan penuh harapan, meski hatinya masih penuh tanya. "Aku ingin mendengarnya, Mas. Semua yang kamu sembunyikan. Jangan biarkan ada jarak di antara kita."

Bayu menunduk, dan untuk pertama kalinya sejak mereka menikah, Sekar merasa sedikit lebih dekat dengan suaminya—meskipun masih ada banyak rahasia yang harus mereka pecahkan bersama.

1
Sharah ArpenLovers Khan
Tuhhh bener kan Alira jebak Bayu.. Duhhh semoga hasil Test DNA negatif yaa. biar kapok tuh Alira krn hasilnya negatif 😅😅😅
Sekar jgn percaya begitu saja sama Alira dong 🥲🥲 Bayu cuma di jebak 🥲🥲
Alira pelakor stress 😅😅😅
kasihan Sekar semoga Sekar percaya begitu saja sama perkataan Alira 🥲🥲
akhirnya Sekar bakal kerja di toko nya Arifal 😄😄

penasaran sama lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu lanjut kan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Sama Sama Sayy 🤗☺
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
wadawww Alira berani nya mendekati Sekar ngomong tentang hubungan nya dg Bayu. semoga Sekar gk percaya, kasihan Sekar 🥲
penasaran dg lanjutannya..
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 🤗🥰💪💪
Sharah ArpenLovers Khan: Sapu nya buat ngusir di Alira sekalian pakai palu buat palu Alira biar kapok 😅😅😅
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Semoga Bayu bisa memecahkan masalah nya.
semoga nnt Sekar bisa kerja di Toko..
bagus juga Sekar Mandiri 😁😁
Sharah ArpenLovers Khan: Yupz Sayyy ku tunggu 😄😄
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Ternyata benar dugaan Bayu kalau dia emng di jebak oleh Alira. jangan² Bayi itu emng bayi nya Pak Masaru dan Alira apalagi Rangga perlihatkan foto Pak Masaru dan Alira...
penasaran dg lanjutannya...

di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu 💪💪🤗🤗🥰🥰
Sharah ArpenLovers Khan: Sama² Sayy 🤗🤗😁😁
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Arifal perhatian banget yaa sama Sekar, seperti perhatian seseorang sama pasangan nya 🥰
gmn jika nnt Bayu tau yaa 😆😆

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap terus semangat ya Sayyy 🥰🤗💪💪🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Yaaa betul salah dia sendiri karena ninggalin Sekar terus, gak kasih kabar juga, akhirnya Sekar sendirian dan ada yg nemanin 😅😅😅
total 2 replies
Wang Lee
Wow
Wang Lee
Asik
Wang Lee
Mantap
Wang Lee
Keren
Sharah ArpenLovers Khan
Mudah²an Alira gk curiga sama Rangga dan Rangga bisa jaga Rahasia. kira² gmn ya hasil nya...

di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu Emak Ncingg si Gemoyyy tetap semangat Sayy 🤗🥰💪
Sharah ArpenLovers Khan: Jangan sampai ketahuan Sayy bahaya klo sampai ketahuan Alira bisa gagal rencananya Bayu ntar 😆😆
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Kasihan Sekar, Bayu tidak bisa di hubungi 🥲 untungnya ada Arifal🥲

penasaran dg lanjut nya gmn yaa nnt jika Bayu tau Sekar kecelakaan?? di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🤗🥰💪
ginevra
aku dah mampir thor ...
Dinar Sen: siap kak terimakasih, 🙏🏻😉
total 1 replies
ginevra
baik banget sumpah
ginevra
Bayu green flag banget
Dinar Sen: terimakasih kak ☺️
total 1 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Alhamdulillah Sekar baik² saja berkat pertolongan Arifal.
duhh kira² berhasil gk yaa Bayu...
gmn hasilnya nnt??

di tunggu updatenya author kesayangan kuuu Emak Ncinggg si Gemoyyy tetap semangat ya Sayyy 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Oke Sayy 😆
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Kasihan Sekar kena tabrak 🥲🥲
semoga Sekar baik² saja 🥲🥲
gmn nnt reaksi Bayu setelah tau Sekar kecelakaan??

di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu Semangat ya Sayyy 🐱🤗🥰💪
Sharah ArpenLovers Khan
Semoga Bayu berhasil dapatkan Sampel nya bayi itu yaa 🥲🥲
kira² berhasil gk yaaa??

di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🥰🐱💪
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh Gmn yaa perasaan Sekar jika tau Bayu nikah siri dg Alira 🥲🥲

di tunggu updatenya ya Author Kesayangan kuuu terus semangat Sayyy 💪🥰🐱☺🤗
Wang Lee
Iklan untukmu thor🙏
Dinar Sen: sip, terimakasih hadirnya 🙏🏻😊🙏
total 1 replies
Wang Lee
Aku yang membuktikan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!