NovelToon NovelToon
REINKARNASI MAFIA

REINKARNASI MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Preman / Fantasi / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:803
Nilai: 5
Nama Author: ridwan jujun

menceritakan tentang seorang wanita yang terlahir lagi menjadi seorang mafia untuk membalaskan dendam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ridwan jujun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pukulan

𝘉𝘜𝘎𝘏!

Arvin tersungkur akibat pukulan dari Arion, kemudian Arion menaruh sepatunya yang ia pakai di dada Arvin sembari menodongkan senjata.

"Aku sudah memberi mu pilihan mudah, tapi kau ingin mempersulit dirimu sendiri!"

Arvin menatap Arion dengan rasa sakit di tubuhnya, selain mendapatkan pukulan keras ia juga mendapat tembak4n pada bagian perut.

"Sekarang ku beri kau kesempatan untuk memilih. Beritahu dimana kau sembunyikan gadis ku, atau aku akan mengambil nyaw4 mu sekarang!"

Untuk kali ini ia harus memikirkan keadaannya dan semua miliknya di sini, ia tidak bisa meminta bantuan Marvin karena adiknya juga terluka seperti dirinya sampai tak berdaya. Apalagi Jeff, sejak pertama pertarungan wakilnya sudah tidak berguna.

"Aku, tidak tahu!"

"Kau ingin bermain-main?!" tajamnya.

"Sungguh! Marvin, yang mengurungnya!"

"Mustahil bagi kau tidak mengetahuinya!" kata Edgar.

"Yang bertanggung jawab, mengurus gadis itu adalah Marvin. Jadi, aku tidak tahu karena aku juga, punya kesibukan sendiri!" menahan sakit di perutnya.

Arion memundurkan langkahnya, "Urus dia, aku yang akan mencari Liana di dalam!"

Edgar mengangguk, Arion pun pergi memasuki Mansion. Tak hanya Arion, Felix dan Carlos juga menyusul Arion karena mereka sangat mengkhawatirkan gadis itu.

"Kalian, bantu mereka! Temukan gadis yang bernama Liana!" perintah Kenzo pada beberapa anak buahnya.

"Baik, Tuan!" mereka pun ikut masuk menggeledah Mansion Arvin.

"Cek semua ruangan jangan sampai terlewat!" tegas Arion.

Mereka berpencar membuka pintu semua ruangan yang ada, tidak terlewat satu pun. Tidak hanya membuka pintu, melainkan harus di cek ruangan tersebut dari kamar mandi sampai lemari.

Arion membuka ruangan seperti kamar di bagian dapur belakang ternyata ada beberapa pelayan yang sedang bersembunyi di sana.

"Beritahu di mana gadis yang dibawa Marvin?!" tatap tajam.

Para pelayan ketakutan sehingga tidak ada yang menjawab.

"JAWAB!" bentaknya.

"Ka–kami, ti–tidak, ta–tahu, Tu–tuan," jawab salah satu dari mereka.

Arion geram kemudian mengeluarkan pist0lnya dan di arahkan pada mereka, mereka langsung menjerit takut.

"Saya tidak bermain-main! Tunjukan dimana gadis yang ditahan Tuan kalian, jika tidak ada yang menunjukkan nya ... saya akan membunuh kalian semua!"

Sebagian mereka seperti melirik pada wanita yang berambut panjang. Dan, wanita yang di belakang rambut panjang itu mendorongnya maju ke depan.

"Aghk!" sentak rambut panjang.

"Mia, kau lah yang kemarin memberikan makanan pada gadis itu!"

"Ya, jadi kau yang tahu tempat gadis itu berada,"

Wanita berambut panjang bernama Mia itu melirik jengkel.

“𝘚𝘪4𝘭𝘢𝘯! 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴 𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘵1 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢?! 𝘈𝘸𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘱𝘶𝘯!” batinnya.

"CEPAT!" bentak Arion.

Mia pun berjalan mendahului, Arion langsung mengikuti Mia dari belakang.

Mia sampai menghantar Arion ke tempat Liana berada.

"I–ini, te–tempatnya,"

Arion menatap pintu yang terbuat dari besi seperti pintu tahanan, melihat pintu saja Arion merasa gelisah. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Liana, ia tidak akan mengampuni orang-orang yang ada di sini.

Arion membuka pintu namun terkunci, Arion memutar-mutar 'kan gagang pintu berkali-kali kemudian menoleh pada Mia.

"Kenapa tidak bisa di buka?!"

"Se–setiap ha–hari, pi–pintu ini, se–selalu di, ku–kunci,"

Arion membulatkan mata, sesuai firasatnya. Arion pun mendobrak pintu tapi dobrakan pertama gagal, ia lakukan yang ke-dua namun gagal lagi. Arion mengambil ancang-ancang lalu dobrakan ketiga akhirnya terbuka, tidak masalah jika bahunya sakit karena besi, yang terpenting ia bisa menyelamatkan Liana.

Arion dibuat lebih terkejut, pasalnya seorang gadis terbaring lemah di atas ranjang.

"LIANA!" Arion menghampiri Liana dan menepuk pipi Liana.

"Liana, Li, bangun!" namun Liana tak kunjung bangun juga.

Arion mengepalkan kedua tangannya tapi ia harus membawa Liana keluar dari sini. Ia mengangkat tubuh Liana, Arion sempat terdiam saat menggendong Liana.

Berat tubuh Liana sangat turun sampai ia merasa ia sedang memegang bantal.

Tubuh yang kurus, kotor dan Arion bisa melihat tukang pipi Liana. Jangankan tulang pipi, tangan Liana saja tidak merasa nyaman untuk digenggam karena terlalu kecil dan hanya seperti tulang saja.

"Maaf Li, aku lama menjemput mu," lirih Arion.

Arion keluar dari ruangan tersebut.

-

"Tuan Carlos, itu Tuan Arion membawa seorang gadis!" kata anak buah yang melihat Arion.

Carlos menoleh kemudian langsung berlari menghampiri Arion.

"Arion, ada apa deng–" Carlos tidak melanjutkan ucapannya setelah melihat keadaan Liana yang sangat parah.

"Carlos, aku akan memberi pelajaran pada semua orang yang ada di sini! Kau, bawalah Liana ke rumah sakit Jay!" Arion menyerahkan Liana pada Carlos.

Carlos masih merasa tidak percaya melihat Liana yang begitu kurus dan kotor, sebenarnya apa yang terjadi dan apa yang telah mereka lakukan pada gadis cantiknya?

"Cepat lah, Carlos!"

Carlos tersadar kemudian langsung membawa Liana pergi. Arion menatap tajam kemudian ia harus memberikan pelajaran pada semua orang yang telah menyiksa Liana.

Arion berbalik untuk pergi ke tempat para pelayan tadi.

"Arion!"

Arion menoleh ternyata Felix.

"Liana–"

"Sudah ditemukan, aku menyuruh Carlos untuk membawa ke rumah sakit Jay!"

"Ru–rumah sakit?!"

"Aku akan memberikan mu tugas sebagai hukuman mereka yang sudah menyakiti Liana!"

Felix terdiam sejenak kemudian mengubah ekspresi menjadi tajam.

"Akan ku lakukan!"

-

Mereka pun melihat Carlos keluar sambil menggendong seorang gadis yang ternyata Liana.

"Liana!" Elvano menghampiri Carlos, dan ia sama seperti Carlos langsung terdiam melihat kondisi Liana yang tidak baik-baik saja.

"A–apa yang ...."

"Ini, ulah orang-orang di sini!" lirik Carlos.

Elvano mematung.

"Aku akan membawanya ke tempat Jay, kalian urus sisanya bersama Arion!" Carlos pun pergi dan meminta salah satu anak buahnya untuk menerbangkan helikopter.

Elvano mengepalkan kedua tangannya lalu berbalik menghampiri Marvin.

"SI4LAN!"

𝘉𝘜𝘎𝘏!

-

-

Carlos mengusap pipi tirus Liana, pipi yang dulu membuatnya gemas sekarang menjadi tirus. Keadaan yang kotor serta kurus seperti tidak pernah terurus.

"Apa yang mereka lakukan pada wajah cantik mu?" lirih Carlos membelai pipi Liana.

Tak lama kemudian, Carlos sampai di rumah sakit milik Jay. Begitu ia datang langsung di sambut dan di bantu oleh perawat di sana.

Kembali ke posisi Arion.

Sudah dibilang, Arion tidak memandang status ataupun pria-wanita maupun anak-anak. Siapa yang berbuat salah tentu ia hukum dengan caranya sendiri, para pelayan Arvin diseret ke luar untuk di minta keterangan dan mengatakan apa yang terjadi sehingga gadis mereka sampai kondisinya buruk begitu.

"Kau! Katakan semua yang terjadi pada gadis yang di kurung selama ini?!" Arion bertanya pada Mia.

Mia bergetar, ia juga melirik Tuannya yaitu Arvin dan Marvin.

Marvin menyipitkan mata pada Mia seakan memberitahu ‘Sampai melibatkannya, jangan berharap kau hidup setelah ini!'

Mia jadi bingung bagaimana cara ia jelaskan, apalagi saat ia memberikan makanan pada gadis itu seperti memberi makan hewan. Tamat sudah riwayatnya.

"JAWAB!" bentak Felix.

"Sa–saya ...."

"Katakan semuanya, jika kau mengatakan yang sebenarnya yang akan diberi pelajaran bukan kau melainkan Tuanmu!" Kenzo.

"Ya–yang sa–saya ta–tahu, a–adalah, ga–gadis itu, di–kunci ka–karena, me–membuat kes–kesalahan," terbata-bata.

"Kesalahan apa yang diperbuat sampai tersiksa begitu?!" Arion.

"Di–dia, mem–membuat, ke–keributan,"

"Hanya itu?!"

"I–iya,"

"Siksaan apa yang kalian lakukan sampai membuatnya sekurus itu? Hmm?!" Arion berjalan mendekat ke arah Arvin dan Marvin yang di sekap.

"Aku tidak menyentuhnya, jika menyentuhnya bukan hanya sekedar kurus mungkin kepera–"

𝘉𝘜𝘎𝘏!

Arion memukul wajah Marvin keras hingga jatuh ke tanah, Arion mengusap tangannya yang habis memukul wajah Marvin.

"Aku saja belum menyentuhnya, tapi kau berani berpikir begitu?" datar Arion.

"Ku denger kau adalah orang yang menghantar makanan untuk nya?" tanya Felix pada Mia.

"I–iya,"

"Berapa kali dalam sehari?!"

Mereka menanyakan secara detail dari keseharian hingga makan pun harus diketahui.

Mia gemetar takut untuk menjawab, ia berkeringat dingin apalagi tidak ada yang membelanya.

"Jawab!" Felix menodongkan pist0l ke kening Mia.

"Satu kali!" jawab cepat.

"Sehari 1 kali?!"

"Ti–tidak, sa–satu minggu,"

"1 minggu 1 kali?!"

"I–iya,"

𝘗𝘓𝘈𝘒!

"Aghk!"

Felix menamp4r Mia keras hingga tersungkur ke tanah.

"Siapa yang memerintahkan?!" Felix mengelap tangannya dengan sapu tangan.

"Ti–tidak ada, hiks~" tangis Mia terisak.

"Tidak ada? Mustahil, mana ada pelayan memiliki pikiran untuk memberi makan orang asing kecuali diperintahkan oleh majikannya!" Lucas melirik Arvin dan Marvin.

Mia diam menunduk.

𝘉𝘜𝘎𝘏!

𝘉𝘜𝘎𝘏!

Elvano memukul wajah Arvin dan Marvin.

"Tidak perlu ditanyakan siapa yang memerintahkan, sudah jelas 2 orang itu," Felix melirik.

"Gadis ku yang malang," Lucas menggelengkan kepalanya mengingat Liana.

"Aku masih ingin tahu, bagaimana cara kau menyajikan makanan untuk gadis ku? Dan makanan apa yang dia konsumsi?!" Felix berjongkok di depan Mia.

Mia memegang pipinya yang bengkak sambil menangis terisak, Felix menjambak rambut Mia kuat hingga wanita ini meringis sakit.

"Semua orang-orang Kingston tidak ada yang benar, jika majikan saja bajingan apalagi bawahnya, lebih tidak tahu diri! Jawab pertanyaan ku! Makanan apa yang dia konsumsi? Makanan yang kau berikan pada gadis ku, dan bagaimana cara kau menyajikannya! Praktekkan sesuai yang kau lakukan pada gadis ku!" Felix menghempaskan Mia.

Felix berdiri dan kembali mengelap tangannya.

Mia terisak lalu berdiri sempoyongan. Mia menunduk dan belum mengatakan atau menjawab pertanyaan Felix, kali ini ia merasa benar-benar takut.

"Apakah perlu aku menampar mu lagi?!" Felix.

Arion dan yang lain hanya bisa menyaksikan dengan berdiri sembari melipat kedua tangannya, tak lupa tatapan elang terus mereka pancarkan.

"Ma–makan, ya–yang, sa–saya berikan, a–adalah, si–sisa, ma–makanan, pa–para pel–pelayan, la–lain,"

Dari kalimat itu sudah membuat mereka emosi, bagaimana bisa mereka menyajikan makanan sisa? Mana sisa makanan pelayan lagi.

"Dan?!" Felix menahan untuk tidak memukul Mia.

"Sa–saya, me–melempar, ma–makanan, di de–depannya,"

𝘗𝘓𝘈𝘒!

Felix sudah tidak bisa menahan diri, tampar4n terakhir ini lebih kuat dari yang sebelumnya hingga tangannya juga memerah apalagi wajah Mia.

Mia langsung tidak sadarkan diri serta hidungnya mengeluarkan dar4h, Felix menggertak giginya sampai kepalanya bergetar seperti menahan emosi.

"Siapa, berikutnya?!" tekan Felix menatap tajam kearah pelayan-pelayan.

•••

TBC.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!