Dikira Duda Ternyata Perjaka

Pagi harinya, Cinta bangun dengan penuh semangat... Sedih iya, tapi hidup terus berjalan, tidak mungkin selamanya terpuruk...

Dia sudah berkutat di dapur di bantu bik Neli dan yang lainnya..., sedangkan Vano sedang berolahraga berlari-lari mengelilingi kediamannya yang sangat besar...

"mami...." ucap Tian yang baru turun dalam keadaan sudah rapi, tapi tidak memakai pakaian sekolah, melainkan pakaian santai.

" loh.... Tian gak mau ke sekolah?" tanya Cinta heran, padahal ini hari Senin.

Tian menggelengkan kepalanya..." Tian sekolah kalau hari Selasa, Rabu, kamis saja, kadang-kadang hari Sabtu juga masuk untuk belajar di luar sekolah" .

Cinta baru tahu ada sekolah yang seperti itu, biasanya setiap hari masuk kecuali hari Sabtu dan Minggu.

" kalau begitu...hari ini kita main saja berdua, bagaimana kalau berkebun?" Cinta memberikan ide untuk mengisi hari libur putranya, dirinya juga tidak memiliki kegiatan apapun disini....

" iya .. Tian mau" jawab nya senang.

Tak lama kemudian Vano datang dengan stelan kerjanya...

"selamat pagi papi?" ucap Tian berseri-seri.

"apa Tian mau ikut ke kantor...?" tanya Vano lembut, karena biasanya kalau libur, Tian selalu ikut...Tian suka menjahili para wanita yang mau mendekati papi nya, maka dari itu di luar sana Tian terkenal nakal, tapi Vano tidak masalah, justru itu bagus, agar tidak ada yang sembarangan untuk mendekati putranya...

Tian menggeleng " Tian mau belajar berkebun sama mami " ucapnya senang...

Vano menatap istrinya" benarkah....?"

Cinta mengangguk "iya... Aku tidak punya kegiatan di sini....aku tidak punya ke ahlian apapun, tapi kalau berkebun aku suka....aku suka bunga " balasnya.

" kalau begitu aku akan datangkan bibit bunga sesuai keinginan mu" kata Vano bersemangat tapi dia menutupi dengan wajah datarnya.

" terimakasih... maaf merepotkan" ucap Cinta dalam hati senang...

Dulu dirinya juga suka berkebun saat di rumahnya, tapi setiap bunga-bunganya baru tumbuh, selalu di rusak oleh mama tirinya.... padahal Cinta selalu merawat nya setiap hari, pagi , sore , selalu di siram agar tanaman nya cepat tumbuh.... Begitu seterusnya, sampai Cinta lelah,dan tidak melakukan hal itu lagi....

" tidak masalah.... kalau begitu,mari kita sarapan" ajaknya lembut, mereka makan dalam diam, Tian sudah bisa makan sendiri meski masih sedikit berantakan tapi tidak masalah, namanya juga baru belajar....

" papi .... Kapan-kapan ajak mami ke kantor ya" ucapnya dengan wajah berbinar...

 Vano hanya tersenyum mengangguk....

" kalau begitu papi berangkat dulu...." pamit Vano menciut pipi sang putra...

Kini mereka sudah berada di teras... mengantar Vano berangkat kerja.

" papi kok gak cium mami juga...., Daddy mau berangkat kerja pasti cium mommy" celetuk Tian yang membuat wajah cinta memerah.

Vano menatap dalam Cinta lalu mendekat, dan mencium kening istrinya sekilas... terlihat wajah cantik yang semakin merona juga menegang, apalagi di sana bukan Hanya mereka bertiga saja , tetapi ada sopir, penjaga rumah dan pembantu yang sedang bekerja di luar rumah melihatnya , mereka ikut memalingkan wajahnya karena malu.

" kalau begitu papi, berangkat dulu... Assalamualaikum....?" ucapnya

" waalaikumsalam... hati-hati papi..." jawab Tian juga Cinta.

" baru di cium seperti itu saja sudah tegang... lagaknya mau memperkosa" gumam Vano dalam hati terkekeh,dari dalam mobil, dia masih melihat wajah istrinya yang masih memerah...

Setelah kepergian Vano, Cinta pamit sebentar pada Tian.

" Tian.... mami mau masuk ke dalam dulu ya, mami mau berganti pakaian tidak mungkin kan kita berkebun dengan mami memakai dress seperti ini, sangat tidak cocok" ucapnya tersenyum.

" iya mami.... Tian tunggu di sini sama suster " balas Tian penuh semangat... karena dia akan bermain kotor-kotoran.

sementara dari tadi pengasuh menatap sinis Cinta," Baru beberapa hari di sini saja sudah mulai mengambil hati tuan muda".

Tak lama kemudian, nyonya Veronica datang seorang diri, dengan memakai taksi, Dia turun di depan pintu gerbang utama setelah melihat, Devano benar-benar sudah pergi meninggalkan pelataran rumahnya.

"permisi....!"ucapnya ramah.. lalu penjaga pos itu mendekat.

"iya ada apa ya ibu...?, ada yang bisa saya bantu...?"tanya penjaga itu dengan ramah apalagi melihat wanita yang berpakaian sederhana tetapi berkelas berada di depan gerbang rumah tuan Devano.

"kebetulan saya adalah mamanya Cinta, Saya ingin memberi kejutan kepada putriku, karena hari ini dia ulang tahun" jawab Nyonya Veronica dengan ramah.

penjaga itu Menelisik penampilan Nyonya Veronica dari atas sampai bawah, tidak lupa kadonya yang berada di dalam paper bag yang dia bawa.

"Maafkan saya nyonya... apakah anda punya bukti, kalau Nona Cinta itu adalah Putri anda...?"tanya penjaga itu tidak enak.

nyonya Veronica mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya, dia mencari galeri yang ada foto cinta, untungnya dia belum sempat menghapus foto-foto Cinta saat berkumpul dengan suami dan Sandra. di sana ada foto keluarga yang cukup jelas.

"silakan Pak....!"Nyonya Veronica menyerahkan ponselnya, agar penjaga rumah itu bisa melihat foto dirinya dan cinta. ..

temannya yang lain ikut mendekat dan melihat, foto-foto kebersamaan Nona Cinta dan keluarganya, bukan hanya satu saja tetapi ada beberapa foto di tempat yang berbeda.

"benar Anda mamanya Nona Cinta... kalau begitu silakan masuk, kebetulan nona Cinta baru naik ke atas , sepertinya untuk berganti baju karena hari ini nona Cinta dan Tuan kecil akan berkebun".

" baiklah kalau begitu terimakasih " ucap nyonya Veronica dengan ramah.

"ternyata mudah juga untuk mengelabui penjaga rumah ini, cukup hanya menampilkan wajah ramah mereka akan luluh,"gumamnya dalam hati. lalu berjalan masuk setelah penjaga rumah itu membuka gerbangnya dan diantar oleh penjaga rumah tersebut untuk menemui Nona Cinta.

tapi sebelum masuk Nyonya Veronica melihat anak kecil yang sedang duduk di teras sambil memainkan rumput-rumput kecil.

" kalian bisa tinggalkan aku di sini, aku akan menemui cucu tampanku itu" ucapnya ramah, tersenyum di dalam hati.

"baik nyonya " ucapnya ramah lalu pergi meninggalkan Nyonya Veronica seorang diri yang sedang berjalan mendekat ke arah Tuan kecil.

"permisi...!" ucapnya sangat lembut dan membuat Tian menoleh.

" iya... siapa ya...?" tanya Tian tak kalah ramah...

"apakah benar ini rumah Cinta...?"tanya Nyonya Veronica lembut lalu ikut duduk di samping Tian.

" iya benar....nenek siapa ya...?"tanya Tian sopan.

"nenek adalah mamanya Cinta....!" ucapnya berbinar.

" mami Cinta adalah mamiku..." ucapnya lembut.

"wah... kalau begitu, Kamu adalah cucu nenek" ucapnya lembut lalu merentangkan tangannya.

" jadi Tian punya nenek?" tanya Tian dengan raut wajah berbinar.

Nyonya Veronica tersenyum mengangguk,

"iya sayang... Ayo peluk nenek!" ucapnya lembut, lalu Tian berlari dan memeluk Nyonya Veronica dengan erat...,dia senang karena teman-teman di sekolah nya selalu menceritakan tentang neneknya yang suka berkunjung ke rumahnya. Hanya dia , Daffa dan Dayyan yang tidak punya nenek.