NovelToon NovelToon
Hangatnya Godaan Boss Duda

Hangatnya Godaan Boss Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Kehidupan di Kantor
Popularitas:21.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kim99

"Kamu itu cuma anak haram, ayah kamu enggak tahu siapa dan ibu kamu sekarang di rumah sakit jiwa. Jangan mimpi untuk menikahi anakku, kamu sama sekali tidak pantas, Luna."

** **

"Menikah dengan saya, dan saya akan berikan apa yang tidak bisa dia berikan."

"Tapi, Pak ... saya ini cuma anak haram, saya miskin dan ...."

"Terima tawaran saya atau saya hancurkan bisnis Budhemu!"

"Ba-baik, Pak. Saya Mau."

Guy's, jangan lupa follow IG author @anita_hisyam FB : Anita Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sudah Berakhir

“Alah udahlah, enggak usah banyak drama!” ucap Bu Dewi. Dia kesal sekali karena Aluna ini sangat keras kepala.

“Dasar Anak haram!” Suara Bu Dewi menggema di telinga Aluna. Perempuan paruh baya itu melipat tangan di dada, menatap Aluna dari atas kepala sampai ujung kaki dengan pandangan penuh jijik.

“Lihat dirimu! Kamu bukan hanya miskin, ibumu gila, keluargamu tidak jelas, dan kamu berani-beraninya bermimpi masuk keluarga ini? Mana bisa kamu bersaing dengan Safira?” Penghinaannnya benar-benar tidak tanggung. Mungkin dia sudah tahu kalau itu dosa dan dia merasa sedikit atau banyak sama saja.

“Kamu lihat sendiri, penampilanmu itu murahan. Safira anak orang terpandang, ahli surga! Sedangkan kamu?” Ia tertawa sinis, menunjuk wajah Aluna dengan jari telunjuknya. “Kamu lebih pantas jadi LC di tempat karaoke daripada jadi istri Aditya.”

Aluna menelan ludah, matanya berkaca-kaca saat ia melihat tampilannya di cermin di ruangan tersebut. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Segala cinta yang ia pertahankan terasa tak ada harganya di hadapan keluarga ini.

Dengan langkah goyah, ia mengambil tas kecil di sofa. Tangannya bergetar ketika ia menunduk hormat sekadarnya, lalu berbalik menuju pintu.

Ketika dia keluar dari gerbang rumah tersebut, tepat sebelum gerbang tertutup, sebuah paper bag menghantam kepalanya.

Isi dari paper bag itu berhamburan di aspal. Kue kering dan juga roti buatannya tercecer di genangan air. Hujan mengguyur tubuhnya, membuat dia basah kuyup dan semakin terlihat tidak berdaya.

“Buang saja itu, barang murah seperti itu tidak pantas masuk rumah ini!” pekik Bu Dewi kembali terdengar.

Aluna tercekat, tapi ia tak punya tenaga lagi untuk melawan. Hatinya terlalu sakit karena Aditya hanya menatanya tanpa mau membela.

“Luna.”

Suara hangatnya membuat langkah Aluna terhenti. Aluna menoleh, menatap Aditya yang keluar menghampirinya. Tampak senyum cerah menghias bibir pucatnya.

“Mas, aku enggak papa, kok. Aku enggak papa kalau tadi kamu cuma becanda, kamu enggak bener-bener mau pisah dari aku, kan?”

Namun, pria itu hanya diam dan menyerahkan payung kuning padanya.

“Mas....” Aluna menatap pria itu penuh harap.

Aditya malah mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jasnya. Ia membukanya, memperlihatkan sebuah gelang perak sederhana yang dulu memang pernah Aluna hadiahkan padanya.

“Ini.” Aditya menyerahkan kotak tersebut. “Kamu simpan lagi. Jangan cari aku lagi, Luna. Sudah cukup. Aku enggak bisa sama kamu lagi, aku udah jadi suami orang.”

“Mas, kenapa? Aku tahu kamu sayang sama aku, aku tahu kamu cinta sama aku, Mas ....”

Aditya menggeleng perlahan. “Sudah. Hentikan, Luna. Kamu perempuan baik, kamu bisa cari laki-laki lain. Tapi bukan aku. Pergilah!”

Pada akhirnya, Aluna hanya bisa menunduk, dia menatap gelang itu cukup lama. Tangannya gemetar ketika menerima. “Baik, Mas. Kalau itu keputusanmu... aku tidak akan mengganggu lagi.”

Ia melangkah pergi, meninggalkan Aditya yang hanya menatapnya dari jauh. Luna bahkan tidak mau mengambil payung dari tangan mantan kekasihnya.

Perempuan itu berjalan sambil menangis, kadang dia terseok, mengasihani hidupnya sendiri yang sangat menyedihkan.

“Ya Allah, dosaku mungkin terlalu banyak, tapi ini benar-benar sangat menyiksa.”

** **

Malam semakin larut ketika Aluna sampai di rumah sederhana milik Budhe Ratna. Lampu teras masih menyala, menandakan ada yang menunggu. Begitu pintu terbuka, sosok perempuan berusia awal lima puluhan dengan wajah tegas menyambutnya.

Dia mengucapkan salam dan salam itu dijawab ketus.

“Dari mana saja kamu? Sudah jam segini baru pulang, hujan-hujanan pula!” marah Budhe Ratna, matanya melebar melihat tubuh keponakannya yang basah kuyup.

“Bu Dhe, aku ....”

Belum sempat ia menjelaskan, sapu lidi yang sedari tadi berada di tangan Budhe Ratna mendarat di betisnya.

Pak! Pak! Pak!

“Kamu pikir hidup ini main-main? Pulang malam, basah kuyup, bikin orang tua cemas! Kamu kira aku ini siapa, hah?!” Ratna menghantam lagi, meski tidak sekeras pertama kali.

“Bu Dhe, sakit.”

“Sudah miskin, tidak punya bapak, ibumu gila, jangan bikin malu keluarga lagi, Luna!” Ratna melemparkan sapu dengan kasar ke dinding. “Kalau kamu terus begini, siapa yang mau nikahin kamu nanti?”

Kini pukulannya berganti dengan tangan. Dia tidak segan untuk memukul pantat dan lengan Luna.

“Kamu itu mau jadi apa, Luna? Mau jadi apa?”

“Bu Dhe udah.”

Aluna menangis sesenggukan, dia yang biasanya sangat tegar dan akan melawan kini tampak tidak berdaya.

“Astagfirullah, Luna. Kamu kenapa?” tanya Ratna sambil mengangkup wajah Aluna. Tadi dia tidak terlalu memperhatikan karena emosi menguasai hati dan jiwa. “Ada apa, Nak? Kamu kenapa, bilang sama Bude!”

“Budhe, aku ditampar sama Bu Dewi. Dia bilang aku miskin, bapaknya enggak jelas, ibunya gila, dan enggak pantes buat Mas Aditya.”

“Tapi itu fakta, Nak.”

“Budeeee .....” Aluna semakin meraung dalam pelukan Bude Ratna. Bukannya ditenangkan, sosok pengganti ibunya itu malah mengompori. “Bude ih, aku kesel.”

1
Nurlaila Elahsb
whatttt???gk mau punya anak!!aduh pak Arsen jgn gitu donk KL Luna tau dia bisa sedih lho😭😭
Piet Mayong
woahhh tadi apa Arsen bilang gak mau punya anak dr istrinya.....
jadi maksudnya apa ya?????
erviana erastus
mulut mu terlalu lancang zea ....
Wandi Fajar Ekoprasetyo
ayo Luna saatnya melihat org² yg menghina mu tertunduk dgn dirimu
neny
zea itu pasti saudara nya arsen,mknya dia menghindari bertemu dng arsen,,tp apa yg membuat zea berpihak ke yg lain,bkn ke arsen,,itu yg jd pertanyaan,,lanjut akak,,semangat 💪😘
Piet Mayong
jadi zea si keponakan toh disini judulnya
Yunita Aristya
nah kan, jadi penasaran sama keluarga nya arsen
iqha_24
ada hubungan apa Arsen dan Zea ?
DianWulanDari
nah siap2 si raja singa cemburu nih🤣🤣🤣
DianWulanDari
nah kan si duda GK sabaran🤣🤣
Yunita Aristya
jangan2 Zea ini ponakan ntah saudara jauh sama arsen
💞Aulia Adriani💕
recommended
DianWulanDari
wah Arsen agak lain nyamar jadi marbot🤣🤣🤣🤣
erviana erastus
cari mampus keluarga satu ini yg katax ahli surga eh ahli neraka kali ya
iqha_24
hadehh sama2 pada gila
Eka ELissa
zea...tamat kmu sblum sntuh.... Luna kmu lupa siapa Arsen.....
Eka ELissa
ahli surga go... mulutnya pdes bgt ma suka rendahkan orang 😡😡😡🤣🤣
DianWulanDari
nah kan si kang duda kagak sabaran banget si/Facepalm//Facepalm/
Piet Mayong
lanjutkan....
Piet Mayong
siapa sih zea ini, penuh drama aja, udah tau punya temen somplak gthu masih di belain...
berteman boleh royal bego mah jangan...😄😄😄🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!