Dia bernama Althea Martin, seorang gadis yang selalu ceria dan ramah kepada siapa pun. Panggil saja Thea, dia juga terkenal dengan kepintarannya yang membuat dia mendapatkan beasiswa sehingga membuat kakak tirinya merasa iri. Tapi semua itu berubah setelah ibunya meninggal dunia, 4 tahun yang lalu. Kehidupannya berubah 180 derajat, mempunyai ibu tiri dan saudara tiri membuat Thea di sisihkan oleh sang ayah yang lebih menyayangi kakak tirinya dengan alasan wanita yang dia nikahi sekarang adalah cinta pertamanya.
Ternyata ayahnya sudah mengkhianati sang ibu, sejak lama sehingga perselingkuhan ayahnya menghasilkan kakak tirinya. Karena perjodohan ia terpaksa menikahi ibunya Althea, Althea diam-diam bergabung dengan kelompok mafia bawah tanah tanpa sepengetahuan keluarganya. Althea sering mendapatkan kekerasan di dalam rumahnya, baik dari ayah kandungnya maupun ibu tirinya. Althea dipaksa oleh ayahnya untuk menikahi seorang pria yang kejam dan dingin untuk menikah. Simak ceritanya yuk !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Pindah
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Gibran pulang ke mansionnya. Gibran yang kesal tidak bisa menghubungi kekasihnya, mengamuk di mansionnya hingga membuat isi rumahnya seperti kapal pecah.
“Ini semua gara-gara mama, Rania marah sama aku” Ucap Gibran
“Bibi….” Teriak Gibran memanggil asisten rumah tangganya
“Iya tuan muda” Jawab Maid yang merupakan kepala maid
“Siapkan aku makan bi Darti” Titah Gibran
“Baik tuan muda” Jawab Darti lalu pergi ke dapur
Tidak lama kemudian hidangan sudah siap, kepala maid itu memanggil Gibran lagi. Gibran langsung menuju ruang makan, baru saja satu suap Gibran langsung memuntahkannya lagi.
“Kenapa makanannya tidak enak bi ? Tidak seperti biasanya” Tanya Gibran
“Itu makanan yang biasa di buat sama chef biasa tuan muda, itu makanan kesukaan tuan muda” Jawab Darti
“Kenapa setelah memakan masakan wanita itu, aku seaakn tidak selera dengan masakan di rumah ini” Ucap Gibran dalam hati
“Apa tuan muda mau saya masakin menu yang lain ?” Tanya Darti
“Tidak usah bi” Jawab Gibran
Lalu Gibran pergi ke lantai atas menuju ke kamar miliknya.
“Ini terasa aneh, padahal masakan wanita itu sangat biasa saja bentuknya dan bahannya. Tapi kenapa rasanya sangat enak sekali” Ucap Gibran
“Apa aku bawa ke sini saja, lumayan ada pelayan gratis” Lanjut Gibran sambil tersenyum licik
Sedangkan di apartemen, Thea sedang video call dengan Sheza. Thea menceritakan semuanya, yang dia alami di apartement itu bersama suaminya.
“Ayahmu sudah tidak waras The, bisa-bisanya kamu di jodohkan dengan lelaki kejam dan biadab itu” Ucap Sheza ayng geram dengan Wisnu dan juga suami Thea
“Ya mau gimana lagi Za, nasi sudah menjadi bubur. Lari dari kendang macan, dan malah masuk ke kendang singa. Aummmm” Jawab Thea mengaum membaut Seza tertawa terbahak-bahak
“Sekarang kamu dimana The ?” Tanya Seza
“Aku ada di apartemen milik laki-laki itu, aku seperti burung dalam sangkar sekarang” Jawab Thea
“Yang sabar ya The, aku yakin tuhan tidak tidur. Dia pasti akan membalas semuanya” Ucap Seza memberikan semangat
“Iya, ya sudah akum au masak makan malam dulu” Ujar Thea
“Oke, bye …” Jawab Sheza sambil melambaikan tangannya
Thea langsung memasak udang asam manis dan juga tumis pare, kurang lebih satu jam dia bergelut di dapur. Setelah selesai, Thea memindahkannya pada miringnya. Pada saat akan menyuapkan nasi ke mulutnya, tiba-tiba suara pintu di buka. Thea yang yakin kalau itu adalah Gibran, dia langsung menuju ke depan. Dan benar saja Gibran sudah berdiri di depan pintu yang terbuka.
“Selamat malam tuan” Ucap Thea menunduk sopan
“Hem” Gibran hanya berdehem saja
“Seperti orang yang sariawan saja” Gumam Thea
“Tidak usah mengumpat, saya mendengarnya” Ucap Gibran lalu memasuki apartemennya
“Bau apa ini, baunya wangi banget bikin aku lapar” Ucap Gibran dalam hati
“Apa yang sednag kamu lakukan ?” Tanya Gibran
“Saya baru saja memasak tuan, apa tuan juga mau makan ?” Ujar Thea
“Tidak usah, aku …” Belum selesai Gibran menjawab tapi perutnya tidak bisa berkompromi mengeluarkan suara
Thea menahan tawanya, karena ke gengsian seseorang, yang tidak lain adalah suaminya sendiri.
“Ya sudah kalau tuan sudah makan, saya mau makan dulu soalnya dari tadi saya belum makan” Kata Thea lalu pergi ke ruang makan sednagkan Gibran sedang menahan malu
“Dasar peurut yang tidak bisa berkompromi, malu-malun aja” Gumam Gibran mendumel
“Harum masakannya wangi banget lagi, bikin orang tambah lapar aja” Gerutu Gibran
Sedangkan Thea di dalam sedang sibuk makan sendiri, sambil tersenyum sendiri melihat gengsinya seorang Gibran Alverik.
“Lapar tapi gengsinya sundul lagi” Ucap Thea
“Enak sekali ini, biar ini aku sisain Sebagian makanannya buat si gengsinya sundul langit” Lanjut Thea lalu menyimpan makanannya di lemari makan lalu mencuci piring dan masuk ke kamarnya.
Saat Thea akan masuk ke kamarnya, Gibran memanggilnya.
“Thea, kamu ke sini” Panggil Gibran
“Iya tuan, ada apa ?” Tanya Thea
“Mulai besok kamu dan aku akan tinggal di mansion keluargaku, mengerti ?” Ujar Gibran
“Baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu mau istirahat” Jawab Thea tanpa menunggu jawaban dari Gibran
“Sebelum kamu ke kamar, bikinkan saya kopi” Titah Gibran yang diangguki oleh Thea dan berlalu memasuki dapur
5 menit kemudian Thea datang dengan membawa secangkir kopi, dan menaruhnya di meja.
“Silahkan tuan” Ucap Thea lalu pergi dari hadapan Gibran
Gibran meminum kopi buatan Thea hingga tandas, setelah itu dia masuk ke kamarnya. Di dalam kamarnya, Gibran sudah satu jam tidak bisa tidur juga.
“Aku gak bisa tidur karena aku sangat lapar, apa ada makanan tidak ya di sana” Ucap Gibran lalu keluar kamar
Sete;ah berada di dapur, Gibran membuka tudung saji ternyata masih ada dan kumplit.
“Aku makan saja ini, mumpung orangnya lagi tidur” Lanjut Gibran lalu memakan makanan tersebut hingga tandas tak tersisa
“Kenyang banget, tidak sia-siak aku membelinya ternyata dia bisa aku jadikan pembantu” Ucap Gibran lalu kembali lagi ke kamarnya
*****
Paginya sesuai rencana, Gibran membawa Thea ke mansionnya. Setiba di sana, Gibran memanggil semua pelayan yag ada di mansionnya.
“Perkenalkan dia adalah is” Ucapan Gibran terpotong dengan ucapan Thea
“Pembantu baru di rumah ini, nama saya Althea” Ucap Thea membuat Gibran melongo
Gibran tidak menyangka kalau Thea, mengaku dirinya sendiri sebagai pembantu. Entah kenapa ada perasaan aneh pada dirinya saat Thea menyebut dirinya sendiri pembantu.
“Selamat datang Thea, semoga kamu betah bekerja di sini” Ucap Darti
“Iya bi, dia adalah pembantu baru di rumah ini dan kalau dia melakukan kesalahan hukum saja dia” Timpal Gibran
“Kamu kerja yang baik di sini, ingat kamu itu pembantu disini” lanjut Gibran
“Baik tuan” Jawab Thea sambil menundukkan kepalanya
“Bibi mulai sekarang bagian dia memasak khusus untuk aku” Ucap Gibran
Lalu pergi meninggalkan para asisten rumah tangganya.
“Ayo saya antar ke kamar kamu” Ajak Darti
“Baik bi, terima kasih” Jawab Thea
Lalu berjalan ke arah kamar untuk para maid disana.
“Ayo nak, bibi antak ke kamar kamu” Ajar Darti
“Baik bi, terima kasih” Jawab Thea
“Di sini ada siapa saja bi ?” Tanya Thea
“Tuan disini hanya tinggal sendiri, sedangkan tuan dan nyonya besar tinggal di mansion utama” Jawab Darti
“Apa tuan Gibran itu sudan menikah ?” Tanya Thea menguji
“Belum nak, ya sudah kamu beresin dulu pakaian kamu baru kamu bantu-bantu di luar” Jawab Darti, Thea hanya mengangguk paham
Sedangkan di kamarnya, Gibran mnedapatkan telpon dari kekasihnya. Setelah itu dia keluar kamar, dia langung menuju ke tempat biasa dia bertemu dengan Rania.
“Sayang” Panggil Gibran lalu mencium bibir Rania
“Maafkan aku sayang karema tidak mengangkat telpon kamu dari kemarin, habisnya aku masih kesal sama mama kamu” Ucap Rania
“Sekarang kamu sudah tidak marah lagi kan ? Aku janji nanti kita liburan kemana saja yang kamu mau” Ujar Gibran
“Beneran sayang ?” Tanya Rania memastikan
“Iya” Jawab Gibran
“Terima kasih sayang” Ucap Rania lalu memeluk Gibran
“Ayo sekarang kita cari makan dulu, tadi aku belum sempat sarapan karena kebuu kangen sama kamu” Ajak Gibran
“Gombalnya” Ucap Rania
Mereka pun pergi berdua, hingga malam hari Gibran baru pulang kembali ke mansionnya. Gibran mencari Thea, tapi dari tadi dia pulang tidak melihatbatang hidungnya.
“Bibi” Panggil Gibran
“Iya tuan, ada yang bisa saya bantu ?” Tanya Odah
“Kemana wanita itu ?” Tanya Gibran
“Maksud tuan itu nona Thea ? Nona Thea sednag berada di kamarnya sepertinya, karena dari siang dia ikut bersoh-bersih dengan kami” Ujar Odah
“Membersihkan mansion ?” Tanya Gibran
“Iya tuan, dia sangat rajin dan kerjanya juga cepat dan rapi” Jawab Odah
“Sekarang panggilkan dia dan suruh dia ke kamar saya” Titah Gibran
“Baik tuan” Jawab Odah lalu menuju kamar Thea
Sedangkan Gibran menuju kamarnya, Gibran langsung memasuki kamar mandi. Sekitar 15 menit dia selsai dan keluar kamar mandi dengan hanya memakai handuk, Thea langsung masuk ke kamar setelah beberapa kali dia ketuk pintu tapi tidak ada sahutan
“Ah…” Teriak Thea lalu berbalik badan sambil mneutup matanya
“Kamu kenapa teriak-teriak seperti melihat hantu saja ?” Tanya Gibran
“Itu tuan, em… anu…” Jawab Thea
“Itu apaan hah ? bicara yang jelas” Tanya Gibran
“Itu tuan, kenapa anda tidak memakai pakaian ?” Tanya Thea
Mendengar itu membuat Gibran tertawa …
“Hey kamu, jangan so suci deh. Aku tahu kamu seperti apa, wanita seperti kamu sudah sering bahkan menikmatinya” Ucap Gibran
“Saya buakn anda tuan, sudah punya istri tapi masih saja jalan sama perempuan lain” Jawab Thea
“Kamu…” Ucap Gibran lalu berjalan kearah Thea dan membawanya ke tempat tidur
“Lepasin saya tuan” Ucap Thea
“Kamu istri saya bukan ? jadi saya bisa melakuakn apa saja pada kamu termasuk menyentuh kamu” Ujar Gibran langsung mencumbu Thea dengan brutal
Thea yang tidak pernah bersentuhan apalagi berciuman dengan lawan jenis, dia merasakan sesak. Apalagi Gibran melakukannya dengan sangat kasar. Thea memukul Gibran dengan kuat, sehingga ciuman itu bisa terlepas.
“Kamu berani memukul aku ? HAH ?!” Tanya Gibran
“Iya, karena tuan sudha lancang mencium bibir saya membuat bibir saya ternoda oleh anda” Jawab Thea
Sedangkan Gibran yang mendengar itu bukannya marah, tapi malah tertawa karena merasa lucu dengan ucapan Thea.
“Jangan so suci kamu, aku tahu wanita seperti kamu” Ucap Gibran
“Terserah anda mau menilai saya seperti apa” Jawab Thea lalu pergi meniggalkan Gibran
“Berhenti kamu, siapkan saya makanan aku lapat” Titah Gibran sedangkan Thea hanya mengangguk dan berlalu dari hadapannya
Sekitar 10 menit Gibran turun dan menuju meja makan, di sana sudah ada Thea yang berdiri.
“Ambilkan saya makan” Titah Gibran
“Baik tuan” Jawab Thea
Setelah selesai makan Gibran pergi meningglkan Thea sendiri, setelah membereskannya Thea masuk ke kamarnya.
“Bagaimana dengan kabar Wisnu dan keluarga tercintanya sekarang ?, ah aku mau telpon bi Aisyah saja. semoga saja bibi belum tidur” Ucap Thea lalu melakukan panggilan
Aisyah [Hallo non Thea, apa kabarnya non ? non di sana baik-baik saja kan ?]
Thea [Aduh bibi tanyanya satu-satu, aku bingung menjawabnya]
Aisyah [Habisnya bibi kangen banget sama non Thea]
Thea [Aku baik-baik saja bi, kalian di sana tidak perlu khawatir ya]
Aisyah [Tuan Wisnu bernar-benar kejam pada non, ingin saya kabur saja ikut sama nona gak papa gak di gaji juga]
Thea [Bibi nanti ikut aku, tapi nanti bukan sekarang waktunya. Tapi bibi sama bi Marni baik-baik saja kan ?]
Aisyah [kami di sini baik-baik saja]
Thea [Syukurlah kalau kalain baik-baik saja, baiklah bibi aku tutup dulu telponnya nanti kita sambung lagi] lalu Thea mematikan sambungan telponnya
semangat thorr 💪💪