kisah cinta dua anak manusia yang tumbuh bersama sejak kecil, tapi karena suatu hal yang akhirnya membuat mereka berpisah.
kisah tentang seorang Elio pewaris tunggal keluarga konglomerat dengan seorang gadis bernama Aurora yang hidupnya penuh teka teki dan misterius.
bisakah elio membawa kembali gadis tercintanya untuk bisa selalu bersama dengannya?
ikuti kisah mereka, dan jangan lupa tinggalkan jejak untuk terus menyemangati author....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Di sebuah sirkuit ternama, suara riuh dari para penyuka motor sport sudah berkumpul disana.
Malam ini akan diadakan balapan yang mana geng black lion sebagai penantang, dan sudah hadir beberapa geng motor dari berbagai penjuru kota bahkan ada yang dari luar kota juga.
Golden eagle sudah hadir disana, para 5 inti dan beberapa anggota yang lain, malam ini Delano yang akan turun.
"gue kira kalian gak bakal datang", sapa Fian, ketua geng black lion, sambil ber high five bersama inti golden eagle,
"jarang jarang bisa kumpul", jawab datar Elio,
"itu juga niat kita bikin acara balap ini", sahut Ello,salah anggota black Lion,
"Apa si geng chiki juga Dateng?", tanya Clio, Anggota Balck Lion,
"chiki, siapa?", tanya delano,
"king snake", jawab Clio,
"kalau mereka datang, pasti ada saja huru hara yang di lakukan", ucap Jerico,
"ya siapa sih yang gak tahu bagaimana tabiat geng chiki itu, makanya kalau ada event balap kayak gini mereka jarang di undang atau di kasih kabar", kata Clio,
Belum juga obrolan mereka usai, terdengar deringan suara motor yang seperti sengaja di bunyikan dengan keras, pelakunya, siapa lagi kalau bukan geng king snake, dengan Dion sebagai ketuanya.
"belum juga mingkem udah nongol aja mereka" decak Clio,
"yuk bersiap, kalian siapa yang turun?", tanya Fian,
"Delano", jawab Azka,
"ya udah kalian have fun, del Lo segera siap siap", kata fian lagi, dia dan teman temannya meninggalkan tempat golden eagle.
sepeninggal Fian cs, Delano bersiap dengan motornya, Anggota yang lain mengikuti Delano, memberikan dukungan untuknya, sedangkan Elio, Jerico, Virzha dan Azka tetap duduk di tempat mereka.
Balapan malam ini bukan balapan pertarungan untuk melihat siapa yang lebih unggul, atau balap dengan taruhan hadiah hadiah besar, tapi balapan malam ini adalah balap persahabatan antar geng motor saja, tetap ada hadiah tapi berupa uang bukan berupa wanita atau hal hal berbau kebebasan.
"itu Geovano kan?", tanya Virzha setelah menangkap bayangan seseorang yang dia kenal,
"iya, datang juga tuh anak malam ini", ucap Jerico,
tak disangka ternyata orang yang di bicarakan tiba tiba datang menghampiri mereka.
"datang juga Lo Van?", tanya jerico,
"mana pasukan Lo?", tanya Azka,
Geovano sudah duduk bersama Elio dan yang lain setelah mereka bersalaman ala cowok.
"mereka lagi nonton Pedro tanding", jawab Geovano,
"tumben Lo mau datang jauh jauh dari bandung?", tanya jerico, Geovano menghembuskan nafas kasar,
"sebenarnya niat gue datang buat ajak calon tunangan gue ke sini karena dia mau cari keluarganya, tapi karena suatu hal dia Tidak jadi ikut, dan gue udah terlanjur daftar, jadi ya datang aja", jelas Geovano,
"Lo jadi dijodohkan?", tanya Elio buka suara,
"hemmmm", jawab Geovano sambil menghembuskan nafas kasar
"kenapa, kayaknya Lo tertekan gitu?", tanya jerico,
"bukannya tertekan jer, gue sama calon tunangan gue ini bersahabat sejak kami kecil, perasaan gue buat dia sebatas sayang seperti adik dan kakak, begitu pun perasaan dia ke gue" jawab Geovano.
"kenapa kalian gak nolak?", tanya Azka,
"kalau gue nolak gue bakal di jodohin sama adik tirinya, karena perjanjian perjodohan keluarga itu sudah ada sejak kami belum lahir, jadi mau gak mau gue sama calon tunangan gue jalani aja, meskipun hubungan kita tidak dilandasi Dengan cinta", jelas Geovano,
"masih ada jaman kayak gini perjodohan keluarga kayak gitu", ucap Virzha,
golden eagle dan the diamond, geng yang dipimpin oleh Geovano menjalin hubungan baik, meskipun sama sama geng motor, tapi mereka bersahabat, bahkan jarak tidak menjadikan hubungan persahabatan mereka renggang.
"kapan kapan kalau gue butuh bantuan kalian untuk mencari keluarga tunangan gue, kalian mau bantu kan?", tanya Geovano,
"Lo ngomong kayak gitu kayak sama siapa aja van", ucap Jerico,
"ada data atau ciri ciri keluarga tunangan Lo?", tanya Azka,
"itu masalahnya, calon tunangan gue ini pisah sama keluarganya sejak kecil dan sejak saat itu dia tidak boleh bertemu atau pun berkomunikasi dengan keluarganya lagi",ucap Geovano,
Elio menggenggam liontin berbentuk bintang terbelah yang selalu dia pakai sejak kecil itu, cerita Geovano mengingatkannya pada seseorang yang selalu dia rindukan.
"kapan pun Lo butuh bantuan Lo tinggal chat kita Van", ucap Virzha,
"oke, thanks".
mereka melanjutkan obrolan seputar keseharian dan geng motor mereka masing masing.
Disebuah rumah lantai 2 bergaya klasik, Aurora atau Calista sedang sibuk membaca novel favoritnya, karena besok hari libur jadi dia tidak perlu belajar malam ini.
tiba tiba saja suara gedoran pintu kamarnya membuat Calista yang tadinya fokus terjingkat kaget,
"Calista keluar kamu", suara sang mama menggema, Calista pun segera membuka pintu kamarnya,
"ada apa sih ma, kenapa teriak teriak", ucap Calista, di samping mama tirinya sudah ada adik tirinya, Calista sudah bisa menebak, pasti sang adik tiri yang licik itu sudah mengadukan yang tidak tidak pada mamanya.
"apa yang tadi kami bicarakan dengan Geovano di sekolah?", tanya sang mama membuat Calista kaget, takut kalau sampai sang mama tahu kalau Geovano mengajaknya ke jakarta,
"kita Tidak membicarakan apa apa", jawab Calista berusaha tenang,
"gue udah bilang sama Lo ya kak, jangan dekat dekat kak Geovano, karena dia hanya akan jadi milik gue", ucap Hilda, adik tiri calista dengan nada sengit,
"Geovano itu pacar gue dan dia adalah calon tunangan gue, aneh banget kata kata Lo, gak malu Lo ngomong seperti itu?", tantang Calista,
plak...
Tamparan keras mendarat begitu saja di pipi mulus Calista hingga membuat wajahnya tertoleh seketika,
"berani kamu bantah ucapan adik kamu?", bentak Tina, mama tiri calista,
Plak...
"awsh...",
Kali ini ringisan terdengar dari Hilda, karena baru saja Calista membalas tamparan mamanya pada Hilda.
"anak kurang ajar, Berani kamu tampar anak saya hah", tangan Tika sudah hendak kembali memukul Calista tapi ditahan dan dicengkeram oleh calista membuat Tika meringis kesakitan,
"jangan pikir gue takut untuk malawan, gue bukan anak kecil yang dulu selalu bisa kalian perlakukan semena mena, anda dan anak nada Memang tidak tahu diri nyonya Tika, sepertinya jiwa pelakor dan perebut Hilda menurun dari anda hingga dia sampai tak punya urat malu mau merebut calon tunangan kakaknya sendiri", ucap Calista menohok,
"lepas, lepaskan tangan saya anak sialan", Calista melepaskan tangan Tika Dengan kasar dan sedikit dorongan hingga Tika sedikit terhuyung hampir terjengkang kalau saja Hilda Tidak menahan tubuh sang mama.
"Calista, keterlaluan ya Lo", tunjuk Hilda berapi api,
"keterlaluan, ngaca Hilda, selama ini siapa yang keterlaluan, Lo selalu ngadu ini dan itu sama nyokap Lo ini, bahkan sama papa juga, Lo dan nyokap Lo ini ngaduin hal hal yang gak gue lakuin sama papa dan nenek Sampai akhirnya gue kena marah bahkan dihukum, cewek manja dan manipulatif seperti Lo mau berharap Geovano mau sama Lo, NGACA WOY...", bentak Calista membuat Hilda gemetar, Selama ini Calista tidak pernah membantah atau membalas apapun yang dilakukannya dengan sang mama, tapi hari ini, dia bahkan berani menamparnya.
"ada apa ini?", tanya seseorang dengan nada tinggi yang datang menggunakan kursi roda,
"kak Calista nampar aku nek", Adu Hilda Dengan nada sok Sokan tersakiti,
"Calista, apa itu benar?", tanya sang nenek dengan nada tegas,
"mama nampar aku duluan nek gara gara dapat aduan dari Hilda kalau tadi disekolah aku ngobrol sama Geovano, apa salah kalau aku ngobrol sama pacar aku sendiri nek, kalau memang Hilda menginginkan Geovano, batalin saja pertunangan aku sama Geovano dan ganti sama Hilda", ucap Calista,
"jamu gila Hilda, ada hak apa kamu melarang Calista ngobrol sama tunangannya sendiri?", tanya nenek Kamila,
"nek, bukannya awal aku sudah bilang kalau aku mencintai kak Geovano, tali kenapa malah kak Calista yang dijodohkan sama dia nek, ini gak adil buat aku", ucap Hilda,
"Bu, Hilda yang mencintai Geovano, bukan Calista", bela Tika,
"kalian banyak sudah mendengar langsung jawaban Geovano dan orang tuanya saat itu kan?", tanya tegas nenek Kamila,
"tapi aku gak terima nek, aku yang kecil mencintai kak Geovano tapi kenapa kak Calista yang dijodohkan sama dia, aku akan minta papa buat batalin perjodohan ini, aku gak terima", ucap Hilda emosi,
"terserah Lo gue gak peduli, coba aj kalau bisa membuat Geovano Suka balik sama Lo, udah jangan bikin ribut di depan kamar gue, gue mau tidur", Calista menutup pintu kamar dan dia kembali masuk, muak juga lama lama menghadapi keluarga yang toxic seperti itu.
"heh anak kurang ajar Berani kamu bersikap seperti ini pada saya", ucap Tika sambil kembali menggedor pintu kamar Calista,
"sudah tika jangan ganggu Calista lagi, semuanya sudah menjadi pilihan Geovano dan keluarganya, kalau memang Hilda sangat menginginkan Geovano seharusnya dia berusaha membuat Geovano juga mencintainya bukan malah menyerang Calista", ucap nenek Kamila,
"sudahlah mama gak perlu ikut campur, aku akan ngomong sama mas indra, bagaimana pun caranya Geovano harus nikahnya sama Hilda bukan si Calista",
Ibu dan Anak itu meninggalkan nenek melati Dengan wajah kesal.
"dasar ibu dan anak sama saja, ternyata mereka benar benar kejam, dulu aku terlalu terhasut dengan ucapan mereka tentang Calista, dan sekarang saat aku tidak bisa apa apa aku baru menyadarinya, maaf kan nenek Calista", gumam nenek Kamila.