NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2 Keadaan Tidak Berpihak

Aira yang pulang ke rumahnya. Aira menaiki anak tangga menuju rumahnya dan langsung membuka pintu. Rumah itu langsung terang ketika lampu dinyalakan.

Aira meletakkan kardus yang berisi kucing bersama anaknya itu di sudut di dekat pintu. Kucing itu sejak tadi tampak anteng yang bahkan sekarang tertidur bersama dengan induknya yang masih memberikan susunya.

Wanita yang tadi tatapan matanya sangat kosong dengan wajah yang tampak putus asa dan sekarang mengeluarkan senyum, seketika merasa begitu sangat bahagia hanya karena melihat anak kucing.

Krukkk.

Mahira memegang perut dengan mengerutkan dahi, mendengar suara cacing yang demo di dalam perutnya.

"Aku lapar sekali," ucapnya yang langsung berdiri menuju dapur. Seolah asam lambungnya naik.

Aira membuka kulkas untuk mencari makanan dan kulkas itu bahkan tampak kosong yang tidak ada apapun. Aira mengobrak-abrik dapurnya untuk mencari sesuatu yang bisa dia makan.

"Bagaimana mungkin ada yang bisa di makan dan aku bahkan sudah tahu tidak ada apa-apa di rumah ini," ucapnya yang mengusap-usap perutnya.

Aira menghela nafas, nasibnya benar-benar sangat sial, bahkan dia tidak punya makanan sama sekali. Aira memejamkan mata yang harus menahan rasa lapar bahkan asam lambungnya sampai naik yang merasakan sangat sakit. Air mata sudah tidak sanggup ingin keluar lagi.

Drattt-drattt-dratt-drattt

Ponselnya yang berdering membuat Aira melihat panggilan masuk itu yang tidak memiliki nama. Aira menghela nafas yang sepertinya sudah tahu itu telepon dari siapa yang membuatnya langsung mengangkat.

"Pinjaman Anda akan jatuh tempo dalam 2 hari. Mohon lakukan pembayaran agar Anda dapat mendapatkan kenaikan limit," suara dari tim operasional yang membuat Aira kembali menghela nafas dan langsung mematikan telepon tersebut.

Aira sejak kemarin terus saja mendapatkan teror dari seluruh aplikasi yang pernah dia pinjam uang. Aira awalnya sangat lancar melakukan pembayaran dan pada akhirnya dia terjerat yang usahanya tidak maju dan membuatnya sekarang kelimpungan. Bagaimana kepalanya tidak semakin ingin pecah jika masalah terus saja bertambah.

Perutnya saja sama sekali sudah tidak terisi, tubuhnya mengurus, dengan wajah yang tidak terurus dengan semua masalah yang dia hadapi.

"Lalu bagaimana jika aku tidak bisa membayarnya. Kalian ingin mengambil apa dariku," ucapnya seketika sangat kesal dan bahkan meletakkan ponselnya kasar di atas meja.

Tingnong.

Aira melihat ke arah pintu saat bel berbunyi yang membuat Aira langsung membuka pintu itu.

"Lama sekali membuka pintunya!" ucap seorang wanita muda dengan banyak membawa kantong plastik di tangannya.

"Berat tahu, Kak Aira. Nggak ada niat apa untuk membantuku," keluh wanita itu dengan sangat cerewet.

"Aku pikir siapa," ucap Aira yang langsung berlalu dari hadapan wanita yang masih kesulitan membawa barang-barang tersebut.

"Tidak senang banget, Dinda adikmu yang cantik ini datang dan lihatlah adikmu yang cantik ini sekarang membawa semua ini hanya untukmu," ucapnya langsung memasuki rumah itu dan duduk di ruang tamu.

"Bukannya kalian sedang makan malam?" tanya Aira.

Wanita memakai setelan jeans yang dipadukan dengan kemeja berwarna coklat itu memang ada di salah satu foto yang berada di restoran saat dilihat Aira saat dia berada di sekitar jembatan.

"Dan karena tempatnya tidak jauh dari sini. Jadi Mama menitipkan semua ini untuk Kakak," jawab Dinda.

Aira melihat isi kantong tersebut yang ternyata berupa belanjaan bahan dapur. Walau jelas-jelas di dapurnya sudah tidak ada apapun sama sekali, tetapi wajah Aira tampak tidak senang melihat bahan-bahan makanan itu.

"Itu juga ada makanan yang sudah masak. Mama banyak sekali memasak makanan dan tidak tahu kalau Kak Karina dan suaminya akan berkunjung dan mengajak kita semua makan di Restaurant. Jadi daripada makanan yang mubazir kalian dititipkan untuk Kakak," ucap Dinda.

"Kalau hampir terbuang saja baru diberikan kepada ku," ucap Aira yang merasa tersinggung.

"Isss, kebiasaan deh, langsung sensitif," sahut Dinda.

"Ponsel baru?" tanya Aira yang tiba-tiba saja salah fokus dengan adiknya yang langsung membuka ponselnya.

"Bagaimana cantik tidak?" tanyanya terlihat pamer.

"Papa pelit sekali, hanya menambahkan sedikit saja untuk bisa membeli ponsel ini," ucapnya.

"Bukannya kamu kerja dan seharusnya bisa membeli sendiri," ucap Aira.

"Ini sangat mahal dan hampir 15 juta, jadi harus membutuhkan bantuan uang dari Papa," jawabnya dengan tersenyum.

Aira tampak murung. Di saat dia mengalami kesulitan dan sekarang terlihat adiknya memamerkan ponsel baru, bahkan mendapatkan suntikan dana dari sang Ayah.

Aira berdiri dari tempat duduknya dan tidak lupa mengambil semua kantong plastik itu yang masuk membawa ke dapur. Aira mengeluarkan semua isi belanjaan itu dan juga makanan yang sudah dimasak.

"Kak Karina sudah pulang?" tanya Aira yang berada di dapur sembari mengeluarkan makanan itu memindahkan ke dalam mangkuk.

"Besok mereka baru pulang. Kakak juga kenapa coba tidak ikut makan malam bersama kita dan padahal Kak Karina sudah menghubungi Kakak," ucap Dinda.

"Nggak punya uang. Kalian orang-orang yang berduit," jawab Aira singkat dan padat, bahkan nada bicaranya terdengar begitu ketus.

"Nggak punya uang. Awas loh, nanti uangnya di makan rayap," ucap Dinda.

Aira tidak merespon lagi apa pun yang dikatakan adiknya itu. Karena perutnya sudah begitu lapar. Aira yang duduk di meja makan dan langsung memakan makanan itu.

Tetapi tiba-tiba dahinya mengkerut saat merasa aneh pada makanan itu.

"Ini makanan kapan?" tanya Aira.

"Makanan hari ini?" jawab Dinda.

"Kenapa basi?" tanya Aira dengan wajahnya terlihat kesal.

"Masa, Sih,"

"Ya. Biasalah Mama kalau soal makanan selalu ceroboh yang mungkin saja sudah terlalu lama di dalam plastik dan tidak dikeluarkan yang akhirnya sudah basi," jawab Dinda.

"Berarti ini bukan makanan hari ini," sahut Aira dengan kesal.

"Makanan hari ini yang dimasak tadi pagi dan bukankah sama saja untuk hari ini dan seperti yang aku katakan, karena adanya makan malam di luar jadi..."

"Dari pada dibuang dan lebih baik aku yang makan," sahut Aira tampak begitu kesal.

"Nggak tahu ah. Tanya aja Mama," sahut Dinda yang melihat ponselnya yang malas menghadapi sang kakak.

Aira menghela nafas. Walau dia tahu rasa makanan itu sudah tidak enak lagi, tapi dia tetap memakannya karena perutnya yang begitu sangat lapar, tanpa diketahui Dinda yang asik pada ponselnya yang ternyata Aira harus meneteskan air mata dan sangat cepat di hapusnya yang tidak ingin terlihat lemah apalagi menangis di depan makanan.

"Oh. Iya, aku sebaiknya pulang deh. Ini sudah malam. Nanti aku di sangka entah kemana-mana lagi," sahut Dinda yang berdiri dari tempat duduknya.

"Apa Papa punya uang?" tanya Aira tiba-tiba.

"Memang kapan Papa tidak memiliki uang. Kakak tahu itu bukan. Tapi seperti biasa Papa adalah orang yang sangat suka mengeluh, dan dia baru saja mengeluh kepada Mama karena pengeluaran uang membantu usaha sorum mobil milik Kak Rafi," jawab Dinda.

"Maksud kamu?" tanya Aira.

"Ya. Apalagi kalau bukan kebanyakan uang Papa yang membiayai usaha baru dari Kak Rafi," jelasnya.

"Argggghhh, sudahlah biarkan saja seperti itu yang terpenting aku tidak pernah menyusahkan. Paling nanti kalau usahanya tidak lancar akan kembali mengeluh," ucap Dinda

"Aku pergi dulu," ucap Dinda yang tidak banyak bicara dan langsung pergi.

Bersambung.

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!